Jakarta: Museum Sumpah Pemuda dulunya bekas rumah Sie Kong Liong yang dulu disewa dan dijadikan asrama untuk siswa sekolah dokter pribumi STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen).
Tempat ini juga jadi lokasi pertemuan gerakan pemuda dari berbagai daerah. Sehingga disebut Indonesische Clubgebouw (rumah perkumpulan Indonesia) dan juga tempat latihan kesenian yang dikenal sebagai Langen Siswo.
Bangunan ini dulu bernama Gedung Kramat Raya 106, lalu berubah jadi Gedung Sumpah Pemuda saat Sumpah Pemuda diikrarkan pada tahun 1928.
Gedung Kramat Raya 106 punya cerita panjang sejarah dan jadi saksi proses pembentukan semangat juang untuk kemerdekaan Indonesia.
Di gedung itu, dasar-dasar persatuan Indonesia didiskusikan, dirumuskan, dan akhirnya diikrarkan. Tidak cuma tempat diskusi politik, gedung ini juga jadi tempat lahirnya karya sastra dari Muhammad Yamin dan Aboe Hanifah, yang menambah nilai budayanya.
Gedung ini memang pernah dilakukan pemugaran saat periode pemerintahan Ali Sadikin, tetapi kamu akan melihat bangunan rumah yang masih asli seperti dulu.
Rumah berbentuk limasan dengan atap genteng, lengkap dengan pintu tinggi yang menjuntai, masih terlihat jelas di sana.
Saat masuk ke ruangan di dalamnya, kamu seperti masuk ke labirin waktu dan benar-benar merasakan peristiwa sejarah tentang Sumpah Pemuda.
Ada beberapa diorama yang menampilkan berbagai kejadian penting, seperti diorama saat Sumpah Pemuda diikrarkan, diorama saat lagu “Indonesia Raya” dimainkan oleh WR Soepratman, dan replika tokoh-tokoh gerakan.

Ruang Kongres II: Tempat teks Sumpah Pemuda dibacakan pada malam 28 Oktober 1928. Dok. Visual Anak Negeri
Selain diorama, museum ini juga punya fasilitas audio-visual di beberapa bagian yang membuat pengalaman kamu lebih hidup dan interaktif.
Keluar dari ruangan utama, kamu akan menemukan area terbuka. Di sisi depannya, ada relief yang menggambarkan potongan-potongan sejarah masa gerakan.
Di bagian lain, ada Monumen Persatuan Pemuda. Monumen itu berbentuk tangan kanan yang mengepal kuat. Di bawah monumen, kamu bisa lihat tiga poin Sumpah Pemuda yang sudah diikrarkan, yang mengingatkan betapa pentingnya persatuan bagi bangsa kita.
Jika kamu berkunjung, jangan lupa untuk membaca informasi di sana agar lebih paham sejarahnya dan mungkin kamu bisa belajar banyak tentang semangat pemuda dulu yang masih relevan sampai sekarang.
Museum ini buka untuk umum, jadi kamu bisa datang kapan saja untuk merasakan atmosfernya yang penuh inspirasi.
Museum Sumpah Pemuda
Alamat: Jl. Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420.
Buka: Selasa - Minggu | 08.00 - 16.00 WIB.
Harga Tiket:
- Anak-anak (usia 3-12 tahun): Rp3 ribu.
- Dewasa (WNI): Rp5 ribu.
- Wisatawan Mancanegara: Rp25 ribu.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Tempat ini juga jadi lokasi pertemuan gerakan pemuda dari berbagai daerah. Sehingga disebut Indonesische Clubgebouw (rumah perkumpulan Indonesia) dan juga tempat latihan kesenian yang dikenal sebagai Langen Siswo.
Bangunan ini dulu bernama Gedung Kramat Raya 106, lalu berubah jadi Gedung Sumpah Pemuda saat Sumpah Pemuda diikrarkan pada tahun 1928.
Gedung Kramat Raya 106 punya cerita panjang sejarah dan jadi saksi proses pembentukan semangat juang untuk kemerdekaan Indonesia.
Di gedung itu, dasar-dasar persatuan Indonesia didiskusikan, dirumuskan, dan akhirnya diikrarkan. Tidak cuma tempat diskusi politik, gedung ini juga jadi tempat lahirnya karya sastra dari Muhammad Yamin dan Aboe Hanifah, yang menambah nilai budayanya.
Bagaimana suasana di dalam museum sumpah pemuda?
Gedung ini memang pernah dilakukan pemugaran saat periode pemerintahan Ali Sadikin, tetapi kamu akan melihat bangunan rumah yang masih asli seperti dulu.
Rumah berbentuk limasan dengan atap genteng, lengkap dengan pintu tinggi yang menjuntai, masih terlihat jelas di sana.
Saat masuk ke ruangan di dalamnya, kamu seperti masuk ke labirin waktu dan benar-benar merasakan peristiwa sejarah tentang Sumpah Pemuda.
Ada beberapa diorama yang menampilkan berbagai kejadian penting, seperti diorama saat Sumpah Pemuda diikrarkan, diorama saat lagu “Indonesia Raya” dimainkan oleh WR Soepratman, dan replika tokoh-tokoh gerakan.

Ruang Kongres II: Tempat teks Sumpah Pemuda dibacakan pada malam 28 Oktober 1928. Dok. Visual Anak Negeri
Selain diorama, museum ini juga punya fasilitas audio-visual di beberapa bagian yang membuat pengalaman kamu lebih hidup dan interaktif.
Keluar dari ruangan utama, kamu akan menemukan area terbuka. Di sisi depannya, ada relief yang menggambarkan potongan-potongan sejarah masa gerakan.
Di bagian lain, ada Monumen Persatuan Pemuda. Monumen itu berbentuk tangan kanan yang mengepal kuat. Di bawah monumen, kamu bisa lihat tiga poin Sumpah Pemuda yang sudah diikrarkan, yang mengingatkan betapa pentingnya persatuan bagi bangsa kita.
Jika kamu berkunjung, jangan lupa untuk membaca informasi di sana agar lebih paham sejarahnya dan mungkin kamu bisa belajar banyak tentang semangat pemuda dulu yang masih relevan sampai sekarang.
Museum ini buka untuk umum, jadi kamu bisa datang kapan saja untuk merasakan atmosfernya yang penuh inspirasi.
Museum Sumpah Pemuda
Alamat: Jl. Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420.
Buka: Selasa - Minggu | 08.00 - 16.00 WIB.
Harga Tiket:
- Anak-anak (usia 3-12 tahun): Rp3 ribu.
- Dewasa (WNI): Rp5 ribu.
- Wisatawan Mancanegara: Rp25 ribu.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)