WISATA
Periskop Tren Wisata 2025: Kebiasaan Gen Z Liburan, Hotel, dan Tempat Wisata
Aulia Putriningtias
Selasa 31 Desember 2024 / 22:41
Jakarta: Dunia wisata akan terus berkembang. Begitu juga tren di tahun 2025 yang akan berubah dibandingkan sebelumnya. Apa saja prediksi tren wisata 2025 ke depannya?
Tidak dapat dipungkiri bahwa era pasca pandemi mendorong pariwisata begitu tinggi, termasuk Indonesia. Pun, ini juga mengubah orang-orang dalam memilih preferensi berwisata.
Perusahaan perjalanan Expedia Group belum lama ini merilis tren liburan untuk tahun 2025 mendatang. Mereka memperkirakan bahwa wisatawan tidak hanya mengunjungi destinasi populer, tetapi juga menambah rute perjalanan untuk menikmati waktu bersantai.
Ada beberapa tren wisata 2025 yang diprediksi akan dilakukan oleh masyarakat, antara lain:
.jpg)
(Gen Z mengutamakan kepraktisan dan efisiensi saat berwisata. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebanyak 43 persen dari Gen Z lebih menyukai resor dengan fasilitas lengkap, seperti mini bar, kolam renang, hingga tempat gym. Bagi gen Z, liburan ideal adalah menemukan penginapan yang jauh dari kesibukan. Pun, sekaligus menyediakan berbagai fasilitas penunjang kenyamanan.
Tren ini bisa muncul karena adanya karakter Gen Z yang mengutamakan kepraktisan dan efisiensi. Hal ini untuk menciptakan pengalaman perjalanan mulus tanpa hambatan.
Fenomena goods getaway, yakni perjalanan wisata demi mendapatkan produk tertentu yang sedang populer. Goods getaway sering kali dipengaruhi oleh tren di platform media sosial seperti TikTok.
Tren ini terjadi karena belakangan ini banyak sekali masyarakat rela mengantri atau pergi ke suatu tempat untuk alasan viral. Pun, ini akan tetap berlanjut dikarenakan tren ini menggaung di tahun 2024.
Detour destinations menjadi solusi ideal bagi mereka yang ingin menghindari kemacetan dan keramaian di destinasi wisata populer. Tren ini juga mendorong mengunjungi tempat-tempat yang belum banyak diketahui masyarakat.
Detour destinations tetap menawarkan pengalaman unik dalam perjalanan yang sama. Mengikuti tren ini bukan berarti meninggalkan destinasi utama sepenuhnya, melainkan membuka kesempatan untuk menemukan destinasi baru yang tak kalah memukau.
Dalam arti sederhana, JOMO adalah bagaimana menjalani hidup dengan bangga di jalur lambat dan memperoleh kesenangan dari pengucilan sosial. Pun, dalam tren wisata, perjalanan JOMO dikatakan menawarkan cara baru.
Perjalanan JOMO berarti melakukan lebih sedikit kegiatan saat liburan untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari dan menginap di kabin yang nyaman atau rumah tepi pantai yang damai dan meningkatkan relaksasi dan memulihkan hubungan.
Baca juga: Bikin Mata Seger, Ini 5 Rekomendasi Wisata Alam di Magelang
Kebiasaan berwisata mulai berubah kian waktu. Termasuk masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan paket liburan untuk berwisata. Wisatawan cenderung memilih paket liburan yang mencakup berbagai aktivitas dan atraksi dalam satu paket, sehingga lebih praktis serta efisien baik dari segi teknik maupun waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tidak dapat dipungkiri bahwa era pasca pandemi mendorong pariwisata begitu tinggi, termasuk Indonesia. Pun, ini juga mengubah orang-orang dalam memilih preferensi berwisata.
Perusahaan perjalanan Expedia Group belum lama ini merilis tren liburan untuk tahun 2025 mendatang. Mereka memperkirakan bahwa wisatawan tidak hanya mengunjungi destinasi populer, tetapi juga menambah rute perjalanan untuk menikmati waktu bersantai.
Tren wisata 2025
Ada beberapa tren wisata 2025 yang diprediksi akan dilakukan oleh masyarakat, antara lain:
1. Kebiasaan Gen Z: memilih untuk menginap di hotel dengan fasilitas lengkap
.jpg)
(Gen Z mengutamakan kepraktisan dan efisiensi saat berwisata. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sebanyak 43 persen dari Gen Z lebih menyukai resor dengan fasilitas lengkap, seperti mini bar, kolam renang, hingga tempat gym. Bagi gen Z, liburan ideal adalah menemukan penginapan yang jauh dari kesibukan. Pun, sekaligus menyediakan berbagai fasilitas penunjang kenyamanan.
Tren ini bisa muncul karena adanya karakter Gen Z yang mengutamakan kepraktisan dan efisiensi. Hal ini untuk menciptakan pengalaman perjalanan mulus tanpa hambatan.
2. Goods getaway: melakukan perjalanan untuk mencari produk viral
Fenomena goods getaway, yakni perjalanan wisata demi mendapatkan produk tertentu yang sedang populer. Goods getaway sering kali dipengaruhi oleh tren di platform media sosial seperti TikTok.
Tren ini terjadi karena belakangan ini banyak sekali masyarakat rela mengantri atau pergi ke suatu tempat untuk alasan viral. Pun, ini akan tetap berlanjut dikarenakan tren ini menggaung di tahun 2024.
3. Detour destinations: kunjungi destinasi lain di destinasi utama
Detour destinations menjadi solusi ideal bagi mereka yang ingin menghindari kemacetan dan keramaian di destinasi wisata populer. Tren ini juga mendorong mengunjungi tempat-tempat yang belum banyak diketahui masyarakat.
Detour destinations tetap menawarkan pengalaman unik dalam perjalanan yang sama. Mengikuti tren ini bukan berarti meninggalkan destinasi utama sepenuhnya, melainkan membuka kesempatan untuk menemukan destinasi baru yang tak kalah memukau.
4. JOMO Travel
Dalam arti sederhana, JOMO adalah bagaimana menjalani hidup dengan bangga di jalur lambat dan memperoleh kesenangan dari pengucilan sosial. Pun, dalam tren wisata, perjalanan JOMO dikatakan menawarkan cara baru.
Perjalanan JOMO berarti melakukan lebih sedikit kegiatan saat liburan untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan sehari-hari dan menginap di kabin yang nyaman atau rumah tepi pantai yang damai dan meningkatkan relaksasi dan memulihkan hubungan.
Baca juga: Bikin Mata Seger, Ini 5 Rekomendasi Wisata Alam di Magelang
5. One-click trips: memilih paket liburan yang mencakup berbagai aktivitas
Kebiasaan berwisata mulai berubah kian waktu. Termasuk masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan paket liburan untuk berwisata. Wisatawan cenderung memilih paket liburan yang mencakup berbagai aktivitas dan atraksi dalam satu paket, sehingga lebih praktis serta efisien baik dari segi teknik maupun waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)