WISATA

Komitmen BLDF Ajak Generasi Muda 'Meremajakan' Bumi

A. Firdaus
Rabu 28 Agustus 2024 / 10:33
Mojokerto: "Perubahan bisa dilakukan di mana saja, di pantai, di gunung, dan di tanah warisan sejarah manusia". Kalimat yang keluar dari narator video dan ditonton sekira 150 mahasiswa membuat saya terenyuh. Terenyuh, betapa pentingnya merawat bumi ini.

Dimulai dari kita, kemudian mengajak teman terdekat kita untuk melakukan perubahan. Perubahan yang dimaksud bisa dari sikap kita yang tak acuh terhadap lingkungan.

Upaya itu coba dan telah dilakukan oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF), yang begitu serius dan berkomitmen 'meremajakan' bumi atau merawat kembali bumi, dengan menyasar generasi muda seperti para mahasiswa agar lebih peduli akan tanah yang mereka pijak hari ini, dan akan datang.

Bumi pun yang juga punya rasa dan jiwa, mencoba memberikan kabar ke kita. Melalui bencana alam yang terjadi, menjadi petanda bahwa bumi sedang tak baik-baik saja.
 

Menghijaukan Peninggalan Kerajaan Majapahit


BLDF yang sejak 2019, meluncurkan gerakan berbasis digital Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan) untuk mengajak generasi muda melakukan berbagai aksi nyata secara konsisten. Salah satunya, melalui aksi penghijauan dengan menanam bibit pohon dan literasi terkait lingkungan di berbagai kawasan candi di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Jambi.


Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara. (dua dari kiri) di Konferensi pers Siap Darling KCBN Trowulan. Dok. Ist

"Dan pada hari ini, kami berterima kasih kepada 150 mahasiswa yang secara sukarela hadir untuk turut melestarikan KCBN Trowulan di Jawa Timur," kata Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara.   

Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Trowulan yang berada di Mojokerto merupakan bagian dari aksi Siap Darling yang ke-13. Sebelumnya, Siap Darling sudah menapaki 6 kawasan dan 12 candi yang telah dihijaukan yaitu Candi Prambanan, Candi Situs Ratu Boko & Idjo, Candi Gedung Songo, Candi Sambisari, Candi Barong, Candi Banyunibo, Candi Dieng, Candi Muarajambi, dengan melibatkan 1,132 mahasiswa dari 137 universitas di 81 kota/kabupaten di Indonesia.

Baca juga: Penanaman Pohon di Candi Melanjutkan Kebiasaan Nenek Moyang

Di Trowulan, Mojokerto ini, BLDF melakukan penanaman 6.208 bibit dan melibatkan sebanyak 150 mahasiswa dan mahasiswi dari 46 universitas di Jawa Timur. Melalui aksi tersebut, harapannya generasi muda dapat menunjukkan kepedulian pada lingkungan dengan belajar dari cara hidup nenek moyang yang harmonis dan tidak merusak alam.

Pemilihan KCBN Trowulan di Mojokerto ini bukan tanpa alasan. Mutiara mengatakan, KCBN Trowulan adalah salah satu candi yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Sampai Agustus ini, sudah ada 6 kawasan dan 12 Candi yang telah dihijaukan.

"Penanaman pohon yang keras seperti Tabebuya dan juga semak-semak berbunga agar kawasan candi ini lebih terlihat cantik. jumlahnya sudah sesuai dengan titik tanam yang disepakati bersama dengan bu Endah dan memang tentunya karena ini sebuah cagar budaya," ucap Mutiara.


Mengapa generasi muda? Karena ini merupakan estafet bagi para orang tua untuk bisa menjaga kelestarian bumi dan juga bagian dalam sejarah manusia, yaitu Candi. Dok. A. Firdaus/Medcom

Sekadar info, KCBN Trowulan ini ada dua candi yang menjadi sasaran BLDF yang akan dihijaukan, yaitu Candi Gapura Wringinlawang, dan Candi Kedaton Sumur Upas. Berarti sudah ada 7 Kawasan dan 14 Candi yang menjadi target penghijauan Siap Darling.

"Masa pemeliharaan akan berjalan selama 6 bulan. Tapi kami juga akan melihat situasi apakah ada tanaman yang mati. Dan jika berjalan lancar, baru kami akan menyerakan ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Provinsi Jawa Timur," jelas Mutiara.


Kolaboratif bernapaskan alam


Kegiatan penanaman pohon di KCBN Trowulan ini juga disambut baik oleh pemerintah setempat. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto Zaqqi, sebagai kota peninggalan kebesaran Majapahit juga menerapkan pesan harmonisasi dalam pengelolaan kota Mojokerto.

"Harapannya, inspirasi yang kami warisi dari leluhur dan tergambar di KCBN Trowulan ini dapat disebarluaskan ke berbagai kota di Indonesia untuk mendorong aksi kolaboratif yang bernapaskan alam," ujar Zaqqi.

KCBN Trowulan merupakan kawasan yang merefleksikan jati diri bangsa, yang sejak zaman nenek moyang, hidup dalam keselarasan. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Provinsi Jawa Timur Endah Budi Heryani.

"Bahkan pada masa itu, terdapat beberapa prasasti dari masa Majapahit dan Kakawin Negarakertagama pupuh 88:2–3, yang  berisi tentang penguasa pada masa itu meminta para pembesar, wedana dan masyarakat untuk merawat dan memelihara alam," ungkap Endah.


Aktor yang kini juga sebagai influencer, Ramon Y. Tungka begitu antusias ikut andil dalam meremajakan bumi. Dok. Ist

"Pesan ini masih relevan untuk diteladani dan dipraktikkan, terlebih oleh generasi muda saat ini yang menjadi pewaris bumi. Aksi penanaman di Trowulan menjadi salah satu bentuk kepedulian yang dapat menginspirasi dan menggerakkan kaum muda," sambungnya.

Mengajak generasi muda dalam melestarikan alam menggugah Ramon Y Tungka. Aktor, petualang, dan Pemimpin Redaksi inisiasi SayaPilihBumi ini, mengatakan aksi tersebut membangkitkan semangatnya untuk terlibat dalam konservasi lingkungan.

"Keberadaan generasi muda memegang peranan penting bagi masa depan kita termasuk untuk lingkungan. Tentu saya berharap apa yang kita lakukan hari ini bisa menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya untuk turut melestarikan lingkungan, terus menyebarkan konten positif di media sosial agar lebih banyak anak muda yang peduli dan melakukan aksi nyata untuk lingkungan," imbuh Ramon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH