WISATA
Geopark Kaldera Toba Kembali Raih Status Green Card UNESCO
A. Firdaus
Rabu 10 September 2025 / 22:25
Jakarta: Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengumumkan bahwa Geopark Kaldera Toba di Sumatera Utara meraih kembali status Green Card UNESCO. Kabar baik ini disampaikan langsung oleh Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana.
“Saya mengapresiasi kolaborasi dan kerja keras semua pihak mulai dari gubernur, kepala daerah, badan pengelola, dan stakeholder pariwisata yang sudah menjalankan semua masukan dari tim asesor sehingga Danau Toba bisa kembali menjadi green card,” kata Menpar Widiyanti.
Menpar Widiyanti menyampaikan keberhasilan tersebut dapat diraih berkat adanya kolaborasi dan kerja sama semua pihak yang terkait. Salah satu upaya yang dilakukan Kemenpar yakni memberikan dukungan melalui berbagai fasilitasi dan koordinasi dalam pelaksanaan “The 1st International Conference: Geo tourism Destination Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025”.
Baca juga: Membidik Kembali Status Green Card UNESCO Geopark Kaldera Toba
Status green card untuk Danau Toba diputuskan melalui Sidang Council UNESCO Global Geoparks (UGGp) yang dilaksanakan pada 5-6 September 2025 di Chili. Geopark Danau Toba mendapatkan status green card bersama Geopark Rinjani Lombok di NTB dan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, di Jawa Barat.
Guna menjaga kualitas Geopark Global UNESCO, Widiyanti menyebut setiap geopark harus menjalani proses revalidasi menyeluruh setiap empat tahun. Green card menunjukkan perpanjangan status Geopark Global UNESCO selama empat tahun.
Sedangkan yellow card membatasi perpanjangan menjadi dua tahun, sekaligus memberikan waktu bagi geopark untuk menindaklanjuti rekomendasi Dewan. Dari 44 revalidasi yang dipertimbangkan, Dewan memberikan 38 green card dan 6 yellow card.
Status tersebut menurutnya tidak hanya menjadi bentuk perlindungan, tetapi juga sebagai peluang untuk membuka ruang pembelajaran dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Hal lain yang ditekankan yakni Geopark Kaldera Toba merupakan wujud nyata visi pariwisata Indonesia. Sebuah destinasi yang menghadirkan keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan.
Sebagai tindak lanjut, Widiyanti juga membeberkan sidang Council UNESCO Global Geoparks (UGGp) yang dihadiri oleh sekitar 150 pengamat dari 32 negara anggota ini akan menyampaikan laporan kepada Dewan Eksekutif UNESCO untuk mendapatkan pengesahan pada pertengahan tahun 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Saya mengapresiasi kolaborasi dan kerja keras semua pihak mulai dari gubernur, kepala daerah, badan pengelola, dan stakeholder pariwisata yang sudah menjalankan semua masukan dari tim asesor sehingga Danau Toba bisa kembali menjadi green card,” kata Menpar Widiyanti.
Menpar Widiyanti menyampaikan keberhasilan tersebut dapat diraih berkat adanya kolaborasi dan kerja sama semua pihak yang terkait. Salah satu upaya yang dilakukan Kemenpar yakni memberikan dukungan melalui berbagai fasilitasi dan koordinasi dalam pelaksanaan “The 1st International Conference: Geo tourism Destination Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025”.
Baca juga: Membidik Kembali Status Green Card UNESCO Geopark Kaldera Toba
Status green card untuk Danau Toba diputuskan melalui Sidang Council UNESCO Global Geoparks (UGGp) yang dilaksanakan pada 5-6 September 2025 di Chili. Geopark Danau Toba mendapatkan status green card bersama Geopark Rinjani Lombok di NTB dan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, di Jawa Barat.
Guna menjaga kualitas Geopark Global UNESCO, Widiyanti menyebut setiap geopark harus menjalani proses revalidasi menyeluruh setiap empat tahun. Green card menunjukkan perpanjangan status Geopark Global UNESCO selama empat tahun.
Sedangkan yellow card membatasi perpanjangan menjadi dua tahun, sekaligus memberikan waktu bagi geopark untuk menindaklanjuti rekomendasi Dewan. Dari 44 revalidasi yang dipertimbangkan, Dewan memberikan 38 green card dan 6 yellow card.
Status tersebut menurutnya tidak hanya menjadi bentuk perlindungan, tetapi juga sebagai peluang untuk membuka ruang pembelajaran dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Hal lain yang ditekankan yakni Geopark Kaldera Toba merupakan wujud nyata visi pariwisata Indonesia. Sebuah destinasi yang menghadirkan keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan.
Sebagai tindak lanjut, Widiyanti juga membeberkan sidang Council UNESCO Global Geoparks (UGGp) yang dihadiri oleh sekitar 150 pengamat dari 32 negara anggota ini akan menyampaikan laporan kepada Dewan Eksekutif UNESCO untuk mendapatkan pengesahan pada pertengahan tahun 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)