WISATA
Tren Wisata Halal Makin Populer, Intip Serunya Astindo Muslim Friendly Travel Fair 2025
A. Firdaus
Sabtu 22 November 2025 / 09:11
Jakarta: Astindo resmi membuka Astindo Muslim Friendly Travel Fair 2025 pada Jumat, 21 November 2025, di Main Atrium Kota Kasablanka, Jakarta. Pameran wisata yang berlangsung selama tiga hari hingga 23 November ini menghadirkan berbagai agen perjalanan dan pelaku industri pariwisata dari dalam dan luar negeri, termasuk Korea Selatan, Hong Kong, dan Thailand.
Acara ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata ramah Muslim, sekaligus mendorong pertumbuhan industri pariwisata halal yang terus menunjukkan peningkatan signifikan.
Ketua Umum Astindo, Pauline Suharno, menyampaikan bahwa pasar wisatawan Muslim di dunia mengalami perkembangan sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di ASEAN berperan besar dalam pergerakan 70 juta wisatawan Muslim di kawasan ASEAN. Nilai perjalanannya bahkan mencapai USD 220 miliar, dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 274 miliar pada 2026.
Kenaikan permintaan ini turut mendorong para pelaku industri untuk menyesuaikan layanan dan mengembangkan paket wisata ramah Muslim. Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2024, tidak hanya negara-negara OIC seperti Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, dan Turki yang gencar memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim. Negara non-OIC seperti Hong Kong, Thailand, Korea, dan Taiwan pun semakin agresif menyediakan fasilitas ramah Muslim, dengan indeks yang mendekati negara-negara OIC.
“Meski di akhir tahun anggaran biasanya terbatas, para mitra tetap menunjukkan dukungan besar untuk Astindo Muslim Friendly Travel Fair. Komitmen ini menunjukkan kuatnya dorongan terhadap pengembangan wisata ramah Muslim,” ujar Pauline.
Ia menambahkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, tercermin dari daya beli yang mulai pulih sejak Juli–Agustus. Didukung fasilitas pembiayaan 0% hingga 12 bulan, masyarakat diprediksi semakin aktif berwisata.
“Pada 2026, ekonomi Indonesia insya Allah tumbuh lebih baik. Ketika daya beli meningkat, ekspektasi wisatawan juga ikut naik. Karena itu, layanan yang profesional menjadi semakin penting, dan di sinilah agen perjalanan seperti anggota Astindo berperan,” katanya.
Dari sisi pemerintah, dukungan bagi acara ini sangat besar. Raden Wisno Sindhutrisno, Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara III Kemenpar, menyebut Astindo Muslim Friendly Travel Fair ini sebagai “breakthrough” penting dalam memajukan industri pariwisata ramah Muslim Indonesia.
“Ajang ini menjadi benchmark bagi layanan wisata halal yang mengutamakan makanan halal, fasilitas ibadah, dan kenyamanan wisatawan. Ini selaras dengan nilai-nilai Islami yang menjadi dasar wisata ramah Muslim,” jelasnya.
Raden juga menegaskan bahwa sektor pariwisata Indonesia menunjukkan tren positif. Periode Januari–September 2025, Indonesia berhasil mendatangkan 11,43 juta wisatawan mancanegara, naik 10,22% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Astindo Muslim Friendly menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata ramah Muslim. Dok. A. Firdaus/Medcom
Sementara itu, Herfan Brilianto Mursabdo, Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Kemenko Perekonomian, menekankan besarnya potensi wisata Muslim global.
“Tahun ini saja, hampir 180 juta wisatawan internasional masuk kategori Muslim traveler. Pada 2030, jumlah itu diperkirakan mencapai 245 juta wisatawan, dengan nilai pasar sekitar USD 230 miliar,” ujarnya.
Herfan mengingatkan bahwa Indonesia perlu melakukan refleksi terhadap penurunan peringkat GMTI dalam beberapa tahun terakhir. “Nilai kita sebenarnya tidak turun, tetapi negara lain bergerak lebih cepat. Ini menjadi wake-up call agar kita bisa mengejar ketertinggalan dan mengoptimalkan potensi besar yang kita miliki.”
Astindo Muslim Friendly Travel Fair 2025 menjadi wadah penting bagi masyarakat yang mencari paket perjalanan ramah Muslim, sekaligus ajang bagi pelaku industri pariwisata untuk menawarkan layanan yang lebih profesional, end-to-end, dan sesuai standar global.
Dengan dukungan pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri, acara ini ditargetkan menjadi motor penggerak kebangkitan wisata halal nasional serta mendorong Indonesia kembali berada di puncak destinasi wisata ramah Muslim dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Acara ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata ramah Muslim, sekaligus mendorong pertumbuhan industri pariwisata halal yang terus menunjukkan peningkatan signifikan.
Ketua Umum Astindo, Pauline Suharno, menyampaikan bahwa pasar wisatawan Muslim di dunia mengalami perkembangan sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di ASEAN berperan besar dalam pergerakan 70 juta wisatawan Muslim di kawasan ASEAN. Nilai perjalanannya bahkan mencapai USD 220 miliar, dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 274 miliar pada 2026.
Kenaikan permintaan ini turut mendorong para pelaku industri untuk menyesuaikan layanan dan mengembangkan paket wisata ramah Muslim. Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2024, tidak hanya negara-negara OIC seperti Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, dan Turki yang gencar memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim. Negara non-OIC seperti Hong Kong, Thailand, Korea, dan Taiwan pun semakin agresif menyediakan fasilitas ramah Muslim, dengan indeks yang mendekati negara-negara OIC.
“Meski di akhir tahun anggaran biasanya terbatas, para mitra tetap menunjukkan dukungan besar untuk Astindo Muslim Friendly Travel Fair. Komitmen ini menunjukkan kuatnya dorongan terhadap pengembangan wisata ramah Muslim,” ujar Pauline.
Ia menambahkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, tercermin dari daya beli yang mulai pulih sejak Juli–Agustus. Didukung fasilitas pembiayaan 0% hingga 12 bulan, masyarakat diprediksi semakin aktif berwisata.
“Pada 2026, ekonomi Indonesia insya Allah tumbuh lebih baik. Ketika daya beli meningkat, ekspektasi wisatawan juga ikut naik. Karena itu, layanan yang profesional menjadi semakin penting, dan di sinilah agen perjalanan seperti anggota Astindo berperan,” katanya.
Indonesia harus bangkit di peringkat wisata halal global
Dari sisi pemerintah, dukungan bagi acara ini sangat besar. Raden Wisno Sindhutrisno, Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Mancanegara III Kemenpar, menyebut Astindo Muslim Friendly Travel Fair ini sebagai “breakthrough” penting dalam memajukan industri pariwisata ramah Muslim Indonesia.
“Ajang ini menjadi benchmark bagi layanan wisata halal yang mengutamakan makanan halal, fasilitas ibadah, dan kenyamanan wisatawan. Ini selaras dengan nilai-nilai Islami yang menjadi dasar wisata ramah Muslim,” jelasnya.
Raden juga menegaskan bahwa sektor pariwisata Indonesia menunjukkan tren positif. Periode Januari–September 2025, Indonesia berhasil mendatangkan 11,43 juta wisatawan mancanegara, naik 10,22% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Astindo Muslim Friendly menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata ramah Muslim. Dok. A. Firdaus/Medcom
Sementara itu, Herfan Brilianto Mursabdo, Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Kemenko Perekonomian, menekankan besarnya potensi wisata Muslim global.
“Tahun ini saja, hampir 180 juta wisatawan internasional masuk kategori Muslim traveler. Pada 2030, jumlah itu diperkirakan mencapai 245 juta wisatawan, dengan nilai pasar sekitar USD 230 miliar,” ujarnya.
Herfan mengingatkan bahwa Indonesia perlu melakukan refleksi terhadap penurunan peringkat GMTI dalam beberapa tahun terakhir. “Nilai kita sebenarnya tidak turun, tetapi negara lain bergerak lebih cepat. Ini menjadi wake-up call agar kita bisa mengejar ketertinggalan dan mengoptimalkan potensi besar yang kita miliki.”
Menjadi penggerak ekosistem wisata halal di Indonesia
Astindo Muslim Friendly Travel Fair 2025 menjadi wadah penting bagi masyarakat yang mencari paket perjalanan ramah Muslim, sekaligus ajang bagi pelaku industri pariwisata untuk menawarkan layanan yang lebih profesional, end-to-end, dan sesuai standar global.
Dengan dukungan pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri, acara ini ditargetkan menjadi motor penggerak kebangkitan wisata halal nasional serta mendorong Indonesia kembali berada di puncak destinasi wisata ramah Muslim dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)