WISATA

Tantangan yang Dihadapi dalam Membangkitkan Pariwisata Indonesia

Raka Lestari
Kamis 17 Februari 2022 / 12:13
Jakarta: Pandemi covid-19 sudah terjadi selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Di Indonesia, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) menjadi salah satu sektor yang terimbas paling parah akibat berbagai pembatasan yang dilakukan guna mencegah penyebaran virus Covid-19.

Salah satu indikator nyata terlihat dari penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2020 jumlah wisman 4,05 juta orang atau 25% dari total kunjungan wisman 2019 yang mencapai 16,1 juta.

Penurunan berlanjut di tahun kedua pandemi, di mana tercatat sepanjang 2021 jumlah kunjungan wisman hanya 1,6 juta atau turun 61,57% dibanding dengan 2020. Langkah pemerintah membuka Bali dan Batam untuk wisman pada Oktober 2021 juga kembali dihadang oleh merebaknya varian baru Omicron sejak akhir 2021. Dengan kondisi pandemi yang kerap tak terduga dan penuh ketidakpastian, pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) menjadi kunci.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam sambutannya pada Seminar Pariwisata Nasional bertema “Menjaga Momentum Pemulihan Pariwisata, Mengejar Target 280 Juta Wisnus di 2022" Selasa, 15 Februari 2022 mengatakan bahwa 2022 menjadi tahun pemulihan pasar wisatawan.

Menurut Sandiaga, untuk kunjungan wisman tahun ini akan ditopang oleh berbagai event internasional seperti MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Maret 2022.

"Tapi pada 2023 saya makin yakin momentum ini akan semakin terbangun, dan tingginya antusiasme wisnus menjadi roda penggerak geliat sektor parekraf hingga saat ini,” ujar Menparekraf Sandiaga dalam seminar yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf).

Menparekraf membeberkan berbagai strategi yang akan dijalankan di tahun pemulihan pariwisata. Di antaranya pemulihan pasar wisatawan melalui penyelenggaraan event dan pemulihan industri pariwisata dengan adaptasi protokol kesehatan.

“Kita juga akan melakukan pemulihan pariwisata di Bali, Kepulauan Riau dan destinasi unggulan lainnya,” jelas Menparekraf.

Deputi Bidang Kajian Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Kurleni Ukar menjelaskan, target perjalanan wisnus mengalami perubahan seiring perubahan metode penghitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno menyebut, sejumlah tantangan yang masih dihadapi pariwisata domestik. Antara lain tantangan konektivitas, kapasitas penerbangan, termasuk persoalan harga.

“Kapasitas penerbangan masih menjadi tantangan apalagi kondisi pandemi. Saat ini penerbangan tidak terlalu banyak. Contohnya saya terbang dari Jakarta ke Manado itu biayanya sekitar Rp3,7 juta. Kalau orang tidak punya kepentingan mendesak, banyak yang lebih memilih pergi ke luar negeri yang lebih ekonomis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menparekraf Sandiaga Uno menyatakan bahwa saat ini ada pegeseran paradigma ke arah pembangunan pariwisata berkualitas yang lebih fokus pada pariwisata berkelanjutan. “Berarti kita harus punya penyediaan infrastruktur dasar dan penunjang pariwisata,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH