Jakarta: Berbulan-bulan sudah kita harus mengusuaikan diri di masa pandemi. Berbagai kegiatan pun di luar rumah pun mau tak mau harus dibatasi. Salah satunya berlibur di luar negeri.
Namun tak perlu khawatir, untuk Kamu yang senang berlibur ke luar negeri, Kamu dapat ‘berselancar' ke Kazakhstan di Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Qunanbayuly, demikian nama yang disematkan pada pojok baca baru di Layanan Mancanegara Perpusnas.
Abai Qunanbayuly merupakan seorang penyair, pemikir, pengarang, dan filsuf Kazakhstan yang ternama. Karyanya yang terkenal sampai saat ini, yaitu Words of Edification, pada September lalu telah diluncurkan dalam versi bahasa Indonesia dengan judul Buku Kata-Kata.
Menindaklanjuti kegiatan tersebut dan sebagai salah satu upaya untuk mempererat hubungan antara Kazakhstan dan Indonesia, dibukalah suatu layanan bacaan baru di Perpusnas yang berisi kumpulan karya sastra buah pikiran Abai Qunanbayuly. Dengan demikian, pemustaka yang datang ke Perpusnas kini dapat menambah wawasan baru mengenai negara, bahasa, budaya Kazakhstan melalui karya sastra tersebut.
Bertempat di lantai 20 Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Duta Besar Kazakhstan Daniyar Sarenekov bersama Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Woro Titi Haryanti secara resmi membuka layanan koleksi sastra Kazakhstan. Pengguntingan pita secara simbolis menandai dibukanya layanan tersebut pada Senin, 28 Desember 2020.
Daniyar dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak Perpusnas atas dukungannya dalam menyediakan ruang untuk memajang koleksi tentang Kazakhstan. Ia berharap kerja sama yang baik ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
Senada dengan pernyataan Daniyar, Woro mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan banyak orang yang dapat mengenal Kazakhstan melalui koleksi sastra Kazakhstan karya Abai Qunanbuyuly yang terpajang di Layanan Mancanegara lantai 20.
"Kami berharap banyak yang menikmati koleksi dan mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang orang Kazakh dari buku-buku yang akan dipajang di lantai 20. Kami percaya bahwa pertukaran budaya seperti ini akan memberi anak muda awal yang baik bagi mereka untuk menjelajahi budaya, tradisi, adat istiadat, kepercayaan, masyarakat, bahasa lain, dan banyak lagi,” pungkas Woro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(YDH)
Namun tak perlu khawatir, untuk Kamu yang senang berlibur ke luar negeri, Kamu dapat ‘berselancar' ke Kazakhstan di Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Qunanbayuly, demikian nama yang disematkan pada pojok baca baru di Layanan Mancanegara Perpusnas.
Abai Qunanbayuly merupakan seorang penyair, pemikir, pengarang, dan filsuf Kazakhstan yang ternama. Karyanya yang terkenal sampai saat ini, yaitu Words of Edification, pada September lalu telah diluncurkan dalam versi bahasa Indonesia dengan judul Buku Kata-Kata.
Menindaklanjuti kegiatan tersebut dan sebagai salah satu upaya untuk mempererat hubungan antara Kazakhstan dan Indonesia, dibukalah suatu layanan bacaan baru di Perpusnas yang berisi kumpulan karya sastra buah pikiran Abai Qunanbayuly. Dengan demikian, pemustaka yang datang ke Perpusnas kini dapat menambah wawasan baru mengenai negara, bahasa, budaya Kazakhstan melalui karya sastra tersebut.
Bertempat di lantai 20 Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Duta Besar Kazakhstan Daniyar Sarenekov bersama Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Woro Titi Haryanti secara resmi membuka layanan koleksi sastra Kazakhstan. Pengguntingan pita secara simbolis menandai dibukanya layanan tersebut pada Senin, 28 Desember 2020.
Daniyar dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak Perpusnas atas dukungannya dalam menyediakan ruang untuk memajang koleksi tentang Kazakhstan. Ia berharap kerja sama yang baik ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
Senada dengan pernyataan Daniyar, Woro mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan banyak orang yang dapat mengenal Kazakhstan melalui koleksi sastra Kazakhstan karya Abai Qunanbuyuly yang terpajang di Layanan Mancanegara lantai 20.
"Kami berharap banyak yang menikmati koleksi dan mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang orang Kazakh dari buku-buku yang akan dipajang di lantai 20. Kami percaya bahwa pertukaran budaya seperti ini akan memberi anak muda awal yang baik bagi mereka untuk menjelajahi budaya, tradisi, adat istiadat, kepercayaan, masyarakat, bahasa lain, dan banyak lagi,” pungkas Woro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)