WISATA

Viral Pacu Jalur dari Tradisi Riau

Aulia Putriningtias
Selasa 08 Juli 2025 / 05:05
Jakarta: Telah viral aksi lincah anak lelaki remaja menari di atas perahu. Hal ini disebut sebagai budaya Pacu Jalur, yang ternyata berasal dari Riau. Seperti apa sebenarnya budaya Pacu Jalur ini?

Dilansir dalam Diskominfo, Pacu Jalur merupakan sebuah pesta rakyat yang menjadi kebanggaan masyarakat dari Kuantan Singingi atau Kuansing di Provinsi Riau.

Pacur Jalur merupakan tradisi yang sudah tua dan diwariskan kepada setiap generasi hingga saat ini.

Baca juga: Intip 9 Destinasi Liburan Tengah Tahun yang Terjangkau

Pacu Jalur sendiri mencerminkan semangat kolektif, kehormatan kampung, dan juga nilai spiritual dan sosial yang mengangkat kuat dalam kehidupan masyarakat di sana.

Hal ini juga dirayakan dengan perlombaan perahu panjang setiap tahunnya di Sungai Kuantan,



(Pacu Jalur adalah perlombaan tradisional dayung perahu atau sampan atau kano terbuat dari kayu gelondongan utuh. Video: Dok. Instagram Travel Mate Siantar)

Pacu Jalur telah diresmikan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kemendikbudristek pada tahun 2014. Ini bukan hanya perihal olahraga tradisional, tetapi juga menjadi panggung budaya dan simbol solidaritas antar-kampung.
 

Sejarah Pacu Jalur


Budaya ini diperkirakan hadir sekitar abad ke-17. Dilansir dalam Digital Kuansing, awalnya jalur ini digunakan sebagai alat angkut hasil bumi utuk sepanjang Sungai Kuantan. Lambat laun, aktivitas ini berkembang menjadi ajang perlombaan antar-kampung untuk perayaan besar keagamaan dan juga adat.

Pada masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur menjadi agenda resmi untuk merayakan ulang tahun sang Ratu Belanda. Setelah Indonesia merdeka, disesuaikan penyelenggaraannya setiap bulan Agustus untuk memeringati HUT RI. Lokasi utama untuk saat ini berada di Tepian Narosa, Teluk Kuantan.
 

Makna dari kebudayaan Pacu Jalur


Pacu Jalur bukan hanya persoalan mendayung atau menari di atas perahu. Namun, setiap aspeknya memiliki nilai adat, spritual, dan juga filosofi Melayu di dalamnya. Pembuatan perahu jalur ini diawali dengan pemilihan kayu besar di hutan, kemudian ditebang melalui ritual adat oleh toko kampung di sana.

Sebelum perlombaan dimulai pun masyarakat memiliki ritual untuk prosesi membuka jalur. Hal ini untuk pembersihan spiritual dan doa keselamatan. Tokoh adat kampung akan memimpin ritual ini dengan tujuan agar jalur terbebas dari ganguan dan membawa keberuntungan bagi awaknya.

Struktur awak jalur sendiri terdiri atas komando jalur, juru mudi, tukang gelek atau penabuh irama, hingga penari yang biasanya merupakan anak-anak. Keberadaan penari ini menandakan sebagai pembawa semangat, harmoni, dan kekuatan spiritual bagi para tim.

Panjang perahu jalur sendiri dapat mencapai 40 meter. Perahu ini diisi hingga 60 awak. Perahu pun dihias dengan ornamen warna-warni seperti kepala naga, payung kuning, dan umbul-umbul yang mencerminkan identitas dan juga kekuatan dari kampung.
 

Apakah kita bisa menyaksikan Festival Pacu Jalur?


Festival Pacu Jalur sendiri kini menjadi ajang budaya berskala besar yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Bagi Sobat Medcom yang tertarik, dapat mengunjungi lokasi di Tepian Narosa, Teluk Kuantan. Festival ini diikuti oleh puluhan hingga ratusan jalur dari berbagai desa.

Baca juga: Menpar: Tanpa Sistem Keselamatan yang Kuat, Pariwisata Tidak akan Berkelanjutan

Tidak perlu khawatir, festival ini juga dilengkapi dengan pertunjukan seni daerah, bazar UMKM, dan panggung budaya. Jadi, Sobat Medcom dapat menyaksikan Pacu Jalur dan juga hal-hal lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH