FITNESS & HEALTH
Waduh, 70% Air Minum Tercemar Tinja dan jadi Faktor Utama Kematian Balita
Medcom
Jumat 21 Oktober 2022 / 16:09
Jakarta: Kampanye yang baru saja diluncurkan UNICEF yaitu #dihantuitai membuktikan bahwa, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hampir 70 persen sumber air minum rumah tangga di Indonesia terindikasikan tercemar oleh tinja sehingga meningkatkan risiko timbulnya berbagai macam penyakit.
Penyakit dapat menular melalui berbagai cara. Penularan penyakit dapat bermula dari toilet yang kotor.
"Air tanah yang terkontaminasi tinja karena toilet tidak terhubung dengan tangki septik sesuai standar, tangan yang tidak dicuci menggunakan sabun di bawah air mengalir, serta makanan yang tidak ditutup dengan baik sehingga mudah dihinggapi lalat atau serangga lainnya. Praktek higienitas maupun penanganan sanitasi yang baik menjadi kunci pencegahan penyakit,” ujar Maraita Listyasari, WASH Specialist UNICEF Indonesia.
Sedihnya, fakta ini menjadi penyebab utama kematian balita yang mengalami diare. Di samping itu semua, penting untuk kamu sebagai orang yang sudah berumah tangga atau memiliki tempat tinggal untuk memilih sanitasi yang tepat agar pencemaran tinja pada air bersih dapat berkurang, serta penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menghindar dari berbagai penyakit.
Dalam konferensi kampanye hidup sehat berseri—Soklin Antisep, Ringgo Agus Rahman mengatakan, setiap hari ia dan istri selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih di rumah, apalagi anak-anaknya masih kecil.
"Melalui kesempatan ini, saya sangat mengapresiasi langkah SoKlin Antisep yang menyelenggarakan kampanye terbarunya. Emang jaman sekarang ini penyakit udah macem-macem, kita sebagai orang tua harus extra care sama anak dari segala sisi. Kadang kita yang sudah extra care aja anak masih tetap bisa terjangkit suatu penyakit, apalagi kalau kita kurang peduli," ucap Ringgo.
Dari penjelasan di atas kita juga bisa menyimpulkan bahwa limbah tinja yang mencemari air bersih sangatlah berbahaya bagi kesehatan, terlebih untuk balita. Penting sekali orang tua memenuhi kebutuhan imunisasi rutin pada anak dan penerapan gaya hidup sehat agar tumbuh kembang sang buah hati menjadi optimal.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Penyakit dapat menular melalui berbagai cara. Penularan penyakit dapat bermula dari toilet yang kotor.
"Air tanah yang terkontaminasi tinja karena toilet tidak terhubung dengan tangki septik sesuai standar, tangan yang tidak dicuci menggunakan sabun di bawah air mengalir, serta makanan yang tidak ditutup dengan baik sehingga mudah dihinggapi lalat atau serangga lainnya. Praktek higienitas maupun penanganan sanitasi yang baik menjadi kunci pencegahan penyakit,” ujar Maraita Listyasari, WASH Specialist UNICEF Indonesia.
Sedihnya, fakta ini menjadi penyebab utama kematian balita yang mengalami diare. Di samping itu semua, penting untuk kamu sebagai orang yang sudah berumah tangga atau memiliki tempat tinggal untuk memilih sanitasi yang tepat agar pencemaran tinja pada air bersih dapat berkurang, serta penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menghindar dari berbagai penyakit.
Dalam konferensi kampanye hidup sehat berseri—Soklin Antisep, Ringgo Agus Rahman mengatakan, setiap hari ia dan istri selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih di rumah, apalagi anak-anaknya masih kecil.
"Melalui kesempatan ini, saya sangat mengapresiasi langkah SoKlin Antisep yang menyelenggarakan kampanye terbarunya. Emang jaman sekarang ini penyakit udah macem-macem, kita sebagai orang tua harus extra care sama anak dari segala sisi. Kadang kita yang sudah extra care aja anak masih tetap bisa terjangkit suatu penyakit, apalagi kalau kita kurang peduli," ucap Ringgo.
Dari penjelasan di atas kita juga bisa menyimpulkan bahwa limbah tinja yang mencemari air bersih sangatlah berbahaya bagi kesehatan, terlebih untuk balita. Penting sekali orang tua memenuhi kebutuhan imunisasi rutin pada anak dan penerapan gaya hidup sehat agar tumbuh kembang sang buah hati menjadi optimal.
Nandhita Nur Fadjriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)