KULINER

Cara Aman Makan Sambal Saat Sahur dan Berbuka Puasa

Yatin Suleha
Rabu 14 April 2021 / 07:00
Jakarta: Banyak yang bilang, enggak afdal makan kalau tidak pakai sambal. Sepertinya kata itu ada benarnya, karena di setiap meja kebanyakan orang Indonesia paling tidak ada satu jenis sambal sebagai penambah rasa dalam lauk makanan. 

Tapi bagaimana mengonsumsi sambal di bulan puasa, karena sahur dilakukan di malam hari dan berbuka dalam kondisi perut yang kosong? Apakah aman saat menikmati sambal di kondisi tersebut?

Walaupun sambal dan makanan pedas termasuk dalam makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi sebagai menu sahur dan buka puasa, tapi ada cara mengonsumsinya lho supaya tetap aman dan terhindar dari mulas dan diare

Endeus akan memberi tahu ENDEUSiast cara makan sambal dan makanan pedas saat sahur dan buka puasa dengan catatan berikut ini.
 

1. Sambal hanya untuk makanan utama


Sambal dan makanan pedas bisa dikonsumsi untuk menu sahur dan berbuka asalkan hanya untuk makanan utama. Ini berarti sambal dan makanan pedas sebaiknya tidak dikonsumsi sebagai takjil berbuka puasa ataupun sebagai camilan setelah makan.

Dengan cara ini, konsumsi sambal enggak akan berlebihan. Konsumsi sambal dan makanan pedas akan memicu munculnya penyakit dan gangguan kesehatan. Pastikan konsumsi sambal cukup dan tidak berlebihan agar tubuh tetap sehat ketika sedang berpuasa.
 

2. Porsi yang cukup


Faktanya cabai mempunyai banyak manfaat seperti meningkatkan metabolisme dan mengandung vitamin C yang tinggi. Nah, meskipun konsumsi sambal tidak dilarang ketika bulan puasa, namun pastikan bila porsinya cukup dan tidak berlebihan.

Konsumsi yang berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan. Pasti kita enggak mau kan berpuasa dalam keadaan diare atau perut yang sakit karena terlalu banyak makan-makanan pedas?


sambal
(Gorengan dan sambal atau cabai rawit? Memang menggoda. Tapi tahan karena keduanya merupakan duo ciamik yang suka bikin kenaikan asam lambung bagi orang yang mempunyai penyakit mag. Berbuka puasa dengan yang ringan dan manis dulu ya Teman Gaya. Foto: Dok. Instagram Kuliner Indonesia/@kulinerio)
 

3. Jangan kombinasikan dengan gorengan


Gorengan dengan cabai rawit atau sambal pedas? Siapa yang bisa menolak pesona makanan yang satu ini? Hanya saja, sebaiknya tidak mengombinasikan makanan pedas dengan gorengan. 

Perpaduan gorengan yang berminyak dan makanan pedas bisa memicu kenaikan asam lambung bagi orang yang mempunyai penyakit mag. Cara menyiasatinya adalah dengan banyak minum air putih untuk menghilangkan minyak gorengan.
 

4. Minum susu


Meskipun mulut kita bisa tahan dengan makan makanan pedas, namun ada kalanya perut merasa enggak tahan pedas setelah makan karena berlebihan. Hal ini termasuk wajar sebagai reaksi rasa pedas di dalam perut. Untuk mengurangi rasa panas dalam perut, kita bisa minum susu. Susu mengandung lemak yang bisa menyerap rasa pedas dan panas di dalam perut.
 

5. Sesuaikan level pedasnya


Mengonsumsi sambal dan makanan pedas memang enggak dilarang selama berpuasa. Namun kita bisa menyesuaikan level pedas pada makanan. Jangan hanya karena doyan makan makanan pedas, maka kita menggunakan banyak cabai dalam masakan tanpa mempertimbangkan faktor kesehatan

Bagaimana pun juga setelah perut kosong selama berpuasa hampir 13 jam, langsung makan makanan pedas bukanlah hal yang bijaksana. Jadi, tetap jaga porsi makan pedas dan sambal kamu saat berpuasa ya!




Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH