KULINER
Alasan Ilmiah Daun Ketumbar Terasa Seperti Sabun
Timi Trieska Dara
Kamis 09 September 2021 / 16:00
Jakarta: Daun Ketumbar atau Cilantro sering digunakan sebagai penghias atau bumbu masakan. Namun, banyak juga yang tidak menyukai rasa daun ketumbar. Ada yang menyebut daun ketumbar terasa seperti sabun, detergen, bahkan minyak tanah.
Beberapa ilmuwan pun mencaritahu alasan orang-orang tidak suka dengan rasa daun ketumbar yang intens itu. Mereka memelajari dan meneliti secara genetik.
Ketumbar adalah ramuan atau herbal dalam keluarga wortel, yakni salah satu keluarga tanaman paling bervariasi dan menakjubkan untuk dikonsumsi manusia. Beberapa sepupu ketumbar termasuk seledri peterseli, jintan, adas, dan dill.
Daun ketumbar sangat kuat dalam rasa, itulah sebabnya daun ini diklasifikasikan sebagai herbal. Cilantro merupakan tanaman asli di wilayah Eropa selatan, Asia barat daya, dan Afrika utara.
Herbal ini sangat penting dalam masakan sehingga dapat kita jumpai dalam makanan khas Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
Terkait rasanya yang unik, peneliti DNA-testing outfit 23andMe mulai mengkaji dan melakukan survei. Mereka menanyakan orang-orang apakah ketumbar rasanya seperti sabun dan membandingkan jawaban itu dengan hasil DNA yang sudah mereka kantongi.
.jpg)
(Jika kamu tak suka dengan aroma dan rada cilantro, kamu bisa menggantinya dengan peterseli Italia. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Para peneliti menemukan varian genetik umum di antara pembenci daun ketumbar yakni kluster gen reseptor penciuman yang disebut OR6A2.
Pada dasarnya, beberapa orang memiliki beberapa sensor dalam gen bau atau rasa yang membuat mereka sangat sensitif terhadap bahan kimia aldehida-dan daun ketumbar sangat kuat dalam hal itu-seperti halnya proses pembuatan sabun.
Peneliti lain mempersempit sensor yang sama sekali berbeda pada pembenci ketumbar. Beberapa penelitian fokus pada distribusi geografis. Penelitian ini menemukan bahwa orang Kaukasia jauh lebih mungkin daripada orang Asia Selatan untuk sangat tidak suka ketumbar.
Tetapi penelitian ini juga menguji apakah pembenci-Cilantro diturunkan dari generasi ke generasi dan menemukan ternyata tidak, artinya heritabilitasnya sangat rendah.
Jadi, jika heritabilitasnya rendah, dan mutasi ini agak acak, mengapa orang-orang di daerah dengan masakan berat ketumbar menunjukkan lebih sedikit kebencian pada ketumbar?
Meski demikian, penelitian ini memiliki dasar genetik untuk ketidaksukaan daun ketumbar. Dasar genetik mungkin hanya salah satu faktor dan belum tentu menjadi faktor utama dalam keencian terhadap daun ketumbar.
Di mana kamu tumbuh, jenis makanan apa yang kamu makan, mungkin sama pentingnya. Dan, seperti yang dicatat ilmuwan makanan Harold McGee, belajar mencintai ketumbar tentu sah-sah saja.
Jika kamu tidak dapat mengatasi ketidaksukaan terhadap ketumbar atau sedang memasang untuk orang yang tidak suka ketumbar, coba ganti daun ketumbar dengan peterseli Italia sehingga semua orang dapat menikmati makanan mereka.
Hi Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/OVO @Rp50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkedan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Beberapa ilmuwan pun mencaritahu alasan orang-orang tidak suka dengan rasa daun ketumbar yang intens itu. Mereka memelajari dan meneliti secara genetik.
Ketumbar adalah ramuan atau herbal dalam keluarga wortel, yakni salah satu keluarga tanaman paling bervariasi dan menakjubkan untuk dikonsumsi manusia. Beberapa sepupu ketumbar termasuk seledri peterseli, jintan, adas, dan dill.
Daun ketumbar sangat kuat dalam rasa, itulah sebabnya daun ini diklasifikasikan sebagai herbal. Cilantro merupakan tanaman asli di wilayah Eropa selatan, Asia barat daya, dan Afrika utara.
Herbal ini sangat penting dalam masakan sehingga dapat kita jumpai dalam makanan khas Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
Terkait rasanya yang unik, peneliti DNA-testing outfit 23andMe mulai mengkaji dan melakukan survei. Mereka menanyakan orang-orang apakah ketumbar rasanya seperti sabun dan membandingkan jawaban itu dengan hasil DNA yang sudah mereka kantongi.
.jpg)
(Jika kamu tak suka dengan aroma dan rada cilantro, kamu bisa menggantinya dengan peterseli Italia. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Para peneliti menemukan varian genetik umum di antara pembenci daun ketumbar yakni kluster gen reseptor penciuman yang disebut OR6A2.
Pada dasarnya, beberapa orang memiliki beberapa sensor dalam gen bau atau rasa yang membuat mereka sangat sensitif terhadap bahan kimia aldehida-dan daun ketumbar sangat kuat dalam hal itu-seperti halnya proses pembuatan sabun.
Peneliti lain mempersempit sensor yang sama sekali berbeda pada pembenci ketumbar. Beberapa penelitian fokus pada distribusi geografis. Penelitian ini menemukan bahwa orang Kaukasia jauh lebih mungkin daripada orang Asia Selatan untuk sangat tidak suka ketumbar.
Tetapi penelitian ini juga menguji apakah pembenci-Cilantro diturunkan dari generasi ke generasi dan menemukan ternyata tidak, artinya heritabilitasnya sangat rendah.
Jadi, jika heritabilitasnya rendah, dan mutasi ini agak acak, mengapa orang-orang di daerah dengan masakan berat ketumbar menunjukkan lebih sedikit kebencian pada ketumbar?
Meski demikian, penelitian ini memiliki dasar genetik untuk ketidaksukaan daun ketumbar. Dasar genetik mungkin hanya salah satu faktor dan belum tentu menjadi faktor utama dalam keencian terhadap daun ketumbar.
Di mana kamu tumbuh, jenis makanan apa yang kamu makan, mungkin sama pentingnya. Dan, seperti yang dicatat ilmuwan makanan Harold McGee, belajar mencintai ketumbar tentu sah-sah saja.
Jika kamu tidak dapat mengatasi ketidaksukaan terhadap ketumbar atau sedang memasang untuk orang yang tidak suka ketumbar, coba ganti daun ketumbar dengan peterseli Italia sehingga semua orang dapat menikmati makanan mereka.
Hi Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/OVO @Rp50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkedan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)