KULINER

Meski Minim Bumbu, Kuliner Sigi Siap Naik Kelas dan Menjadi Favorit Kaum Urban

Mia Vale
Kamis 19 Oktober 2023 / 09:00
Jakarta: Indonesia kaya akan suku bangsa, wisata alam, kesenian, budaya, sampai kuliner. Nah, bicara soal kuliner lokal yang ada di negeri tercinta ini, tentu tidak akan ada habisnya. 

Pasalnya, setiap daerah memiliki kuliner khas yang wajib untuk dicoba dan dinikmati. Termasuk, kuliner asal Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Seperti halnya saat acara Festival Lestari yang diadakan beberapa waktu lalu.

Pada festival yang dilakukan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), dihadiri sejumlah praktisi dalam dunia kuliner yang tergabung dalam Mitra gotong Royong Merangkai Rasa Lestari, yang terdiri dari Cork & Screw (UNION Group), Kaum Restaurant (Potato Head Group), Nasi Peda Pelangi, Masak TV, Kang Duren, dan Parti Gastronomi. 

Mereka mencicipi makanan dari dapur masyarakat Kabupaten Sigi. Kegiatan Telusur Rasa Lestari: Jelajah Rasa dan Budaya Kabupaten Sigi ini, mampu membuat mereka terpukau oleh rasa masakan Sigi yang kaya rasa meski minim bumbu.
 

Cukup cabai dan garam

Menanggapi festival yang diadakan, Sakina Ta’ruf, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi, bercerita, Sigi memiliki potensi kuliner yang sangat menarik untuk dieksplorasi. 

Lima masakan yang diolah secara sederhana namun bercita rasa lezat, adalah ayam bambu (ayam bakar dalam bambu), ayam biromaru (ayam panggang bumbu santan merah), uta dada (ayam kampung panggang kuah santan), kaledo (sup tulang kaki asam pedas), dan uta kelo (sayur kelor santan).

Menurut Sakina, masakan Sigi memang minim bumbu. Bumbu yang menjadi andalan, cukup rica (cabai) dan garam. Dan itu cukup untuk menonjolkan cita rasa bahan utamanya. Sebagai tambahan, bisa diberi asam jawa dan daun lemon.

"Kalau masak ikan, tak perlu pakai bawang. Jadi kurang sedap. Cukup rica (cabai) dan garam. Kalau mau, cukup tambahkan daun lemon. Rasa masakannya didapat dari gurih dan manisnya ikan itu sendiri. Kalau ingin rasa yang lebih gurih, tambahkan saja ikannya," jelas Endan, seorang ibu rumah tangga yang setiap hari memasak masakan khas Sigi. 

Dan untuk menemani ikan bakar, Endan akan membuat sambal dari tomat cherry yang dibakar, lalu ditumbuk dengan rica dan lokio. Hmmm...dijamin segar dan akan menghabiskan banyak nasi!


(Ayam Bakar Biromaru dan kuah Uta Dada. Foto: Dok. Festival Lestari)
 

Berdayakan hasil kebun dan ternak

Pasar di kabupaten Sigi cukup unik. Pasar di setiap daerah berbeda hari buka dan dalam seminggu buka hanya satu atau dua hari saja. Namun, hari pasar ini hanya berlaku di Kabupaten Sigi wilayah lembah, tidak dengan di daerah pegunungan yang tidak terdapat pasar.

Lantas, bagaimana kalau perlu bahan untuk memasak? Gampang, cukup buka pintu rumah, petik deh, daun yang ingin dimasak. Misal, daun kelor. Di kota besar mungkin sulit mencari daun kelor. Tapi kalau di Sigi, hampir semua halaman rumah ada pohon daun kelor. Cukup dimasak sayur bening atau santan. 

Umumnya mereka menanam daun kelor, daun singkong, daun pakis, daun labu, dan kangkung. Begitu juga dengan bumbu yang biasa dipakai, seperti daun bawang atau lokio, rica, dan lemon. Mereka juga saling berbagi hasil kebun dengan tetangga.

Untuk mendapatkan protein hewani, penduduk Sigi juga tidak pergi ke pasar yang terdapat di kota. Seandainya ingin memasak ikan, tinggal pancing ikan mujair dari Danau Lindu. Daging ikan mujair dari danau ini terkenal manis dan gurih, berbeda dari yang biasa diambil dari empang atau danau lain. 

Sementara itu, kalau ingin masak ayam, tinggal ambil dari kandang atau beli di tetangga yang banyak beternak ayam kampung. Warga Kabupaten Sigi hanya turun ke kota, kalau perlu membeli bumbu, seperti bawang merah, bawang putih, dan bumbu penyedap. Itu pun jarang sekali.


(Proses Makan Adat - Telusur Rasa Lestari Sigi. Foto: Dok. Festival Lestari)
 

Berpotensi untuk kalangan urban

Sebenarnya, masakan lokal dari daerah-daerah di Indonesia mempunyai kesempatan untuk menjadi favorit di kalangan masyarakat perkotaan. Sebut saja, hidangan khas Sigi - ayam panggang biromaru dan kaledo - pernah disajikan di Istana Negara, saat acara 17 Agustus 2020. 

Hanya saja menurut Sakina, promosi masakan untuk keluar kita masih terhambat. Pasalnya, masakan Sigi cepat basi. "Kuliner Sigi punya potensi yang menarik untuk penduduk urban Jakarta, karena makanan yang disajikan sangat sehat, simple, tidak memakai bahan penyedap yang berlebihan, dan memanfaatkan hasil buminya yang masih terjaga kualitasnya. Masakan seperti ini sedang menjadi tren di kalangan urban Jakarta. Mereka mencari makanan sehat yang berasal dari sumber yang alami,” tandas Jessica Eveline (Kaum Jakarta).

Sementara itu, Fernando Sindu (Head Chef Cork & Screw) mengamati, ada beberapa produk pangan rumahan yang sebenarnya bisa dikemas ulang lalu dikirim ke luar Sigi. Misalnya, kecap rempah yang bukan terbuat dari kedelai, melainkan dari kemiri. 

Rasanya enak dan bisa dipakai untuk beberapa jenis masakan lokal. Begitu juga dengan bumbu merah biromaru, yang meskipun pakai santan, pasti bisa tahan lama dengan pengemasan bertekanan tinggi.


(Proses memasak Ayam Bakar Biromaru. Foto: Dok. Festival Lestari)
 

Bisa naik kelas

Saat ini masakan-masakan daerah sudah banyak disajikan di resto papan atas. Seperti, resto khas Manado, Padang, dan Papua. Meski menggunakan bahan pangan dan bumbu lokal, harga makanannya tidak bisa dibilang murah. Lalu, bagaimana caranya agar kuliner Sigi bisa disajikan di resto papan atas? 

Menurut Jessica, salah satu caranya, masakan Sigi bisa dikemas sedikit lebih modern, sehingga lebih menarik dan lebih mudah diterima warga urban. Selama tiga bulan Resto Kaum menyajikan menu spesial yang dikemas dalam menu Cipta Rasa vol. Sigi. Menu yang disajikan, antara lain galo kaledo, urap uta kelo, ayam biromaru, dan kue tetu balapis.

Warung Nasi Peda Pelangi juga menyajikan ayam panggang biromaru selama satu bulan dalam program Sehari Rasa dan mendapat respons sangat positif dari para pelanggan. 
Yang pasti, kuliner Sigi bisa dikreasikan berdasar imajinasi pencipta menunya. Atau menggelar acara seperti Festival Danau Lindu. Acara dua tahunan ini juga akan memamerkan dan memasarkan makanan dan masakan khas Sigi. Masyarakat lokal dan wisatawan dari daerah sekitarnya sangat antusias dengan acara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)

MOST SEARCH