KULINER

Kekayaan Kuliner jadi Strategi Jitu Gaet Wisatawan Mancanegara

A. Firdaus
Sabtu 08 Februari 2025 / 07:15
Jakarta: Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang beragam dan potensial untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman). Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menegaskan bahwa kuliner dapat menjadi salah satu strategi utama dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisman ke Tanah Air.

Deputi Pengembangan Pariwisata dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menuturkan bahwa wisata kuliner merupakan bagian penting dari program Kementerian Pariwisata, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Menurut Hariyanto, keberagaman kuliner Indonesia memberikan banyak pilihan bagi wisatawan asing untuk mencicipi cita rasa khas Nusantara. Beberapa makanan yang menjadi ikon kuliner Indonesia antara lain nasi goreng, gado-gado, hingga soto. Keunikan kuliner Indonesia semakin menarik karena banyak hidangan yang memiliki keterkaitan dengan kearifan lokal masing-masing daerah.

Baca juga: Intip Makanan Favorit Personel Maroon 5

"Wisata kuliner di Indonesia sangat luas dan menarik, sehingga potensinya untuk meningkatkan pengeluaran wisman jauh lebih besar dibandingkan dengan negara kompetitor seperti Thailand," ujar Hariyanto dalam Monthly Brief 2025.

Dalam upaya memperkenalkan wisata kuliner ke pasar internasional, Kementerian Pariwisata fokus mengembangkan produk-produk wisata agar naik kelas. Selain kuliner, sektor lain yang turut diperhatikan meliputi wellness tourism, gastronomi, wisata bahari, serta fesyen.
 

Pengeluaran Wisman di Indonesia


Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara selama berkunjung ke Indonesia sepanjang 2024 mencapai USD1.391 atau sekitar Rp22,86 juta. Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa sebagian besar pengeluaran wisman digunakan untuk akomodasi serta makanan dan minuman.

Pada triwulan keempat tahun 2024, rata-rata pengeluaran wisman tercatat sebesar 1.287 dolar AS atau sekitar Rp21,16 juta, dengan durasi tinggal rata-rata 10,39 malam. Dari total pengeluaran tersebut, 57,49 persen dialokasikan untuk akomodasi serta konsumsi makanan dan minuman.

Dengan potensi besar yang dimiliki, wisata kuliner diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi pariwisata dan menarik lebih banyak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH