INTERIOR

Japandi Interior, Perpaduan Jepang-Skandinavia dan 6 Ciri Khasnya

Medcom
Rabu 18 Januari 2023 / 06:25
Jakarta: Banyak orang menginginkan rumah mereka menjadi tempat bersantai yang nyaman di penghujung hari. Itulah yang dihadirkan oleh gaya Japandi.

Desain interior Japandi menyatukan elemen desain Jepang dan Skandinavia untuk menciptakan lingkungan rumah, di mana fungsi sederhana yang indah berkuasa dan hubungan dengan alam sangat penting.
 

Apa itu Japandi style?


Ini adalah kombinasi dari kata "Jepang" dengan "Scandi." Perpaduan gaya desain interior Jepang dan Skandinavia adalah salah satu yang masuk akal, karena kesamaan rasa minimalis, kecintaan terhadap alam, dan pengerjaan berkualitas.

Dalam hal gaya Japandi, tujuannya adalah ruang yang hangat dan ramah, bersama dengan garis yang bersih dan gaya fungsional yang indah. Utilitas sama pentingnya dengan daya tarik estetika dalam desain Japandi.

Japandi bersandar pada konsep hygge Skandinavia yang membawa kenyamanan ke dalam rumah serta filosofi wabi-sabi Jepang, yang menghargai menemukan keindahan dan kesempurnaan dalam ketidaksempurnaan. Inilah mengapa kayu menjadi bahan utama dalam gaya Japandi, bersama dengan elemen alam lainnya yang secara intrinsik indah, jika tidak seragam.

Cara mengintegrasikan gaya desain interior Japandi ke dalam rumahmu:
 

1. Menerapkan keberlanjutan


Menggunakan bahan alami dan daur ulang menjadikannya pilihan hijau teratas. Bahannya ramah lingkungan dan furniturnya berkualitas tinggi. Aspek daya tahannya membuat seseorang menghemat pembelian yang sering dilakukan. Dengan demikian, hemat dan membanggakan nuansa abadi.
 

2. Menggunakan palet berwarna bumi


Palet Scandi sebagian besar berwarna abu-abu, putih dan cokelat. Sedangkan Jepang adalah warna pastel dari dedaunan musim gugur, warna langit dan bumi. Gaya hybrid Japandi adalah perpaduan antara ketenangan dan kesenangan. Rona digabungkan untuk meniru nuansa bersahaja dan pemandangan alam.
 

3. Penekanan pada kerajinan tangan


Furniture dan dekorasi bergantung pada tugas pengrajin. Sebagai potongan-potongan itu buatan tangan, itu sama dengan keunikan dan kesamaan yang langka.

Untuk bahan dekorasinya, tanah liat, kaca, kayu, dan batu cocok secara estetis. Bahan alami lainnya mungkin termasuk keramik, mangkuk, atau perlengkapan pencahayaan besar dari elemen alami. Permadani berbulu lembut adalah aset berharga dan menarik kehangatan ke aspek scandi yang keren.
 

4. Kecenderungan ke alam


Dekorasi abstrak yang diambil dari desain Skandinavia membentuk dasar yang baik untuk mewarnai pemandangan alam. Dapat dilengkapi dengan kanvas berwarna pasir atau seni garis sederhana.

Meskipun gaya Scandi dan Jepang berfokus pada aspek penghijauan, berfokus pada tanaman yang lebih sedikit tetapi lebih besar. Cabang halus dalam keramik besar sama dengan sketsa warna-warni.
 

5. Pemanfaatan jahitan sashiko


Sashiko (jahitan kecil) adalah teknik sulaman Jepang kuno yang berasal dari abad ke-16. Motifnya sering berupa pola klasik, geometris atau organik, dan seringkali terinspirasi dari alam.

Secara tradisional, sashiko dijahit di atas kapas yang diwarnai indigo dengan benang putih. Kain berwarna indigo dicat dari pewarna biru tua dengan nada ungu yang aslinya diekstraksi dari tumbuhan.
 

6. Penggunaan penerangan dan panel shoji


Shoji adalah pintu atau jendela pemisah ruang (gaya Jepang). Itu tembus dengan lembaran pada bingkai kisi. Gaya ini dirancang untuk meluncur tetapi kadang-kadang dapat digantung dengan gaya pedesaan. Bobotnya yang ringan membuatnya mudah digeser atau dilepas dan disimpan di dalam lemari.

Nandhita Nur Fadjriah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH