Dampak Perubahan Desain Rumah Akibat Covid-19
Jakarta: Kondisi new normal (kenormalan baru) akibat wabah covid-19 tak hanya mengubah gaya hidup masyarakat di seluruh dunia. Pandemi akibat virus corona juga telah mengubah konsep desain rumah.
Berkaca dari situasi pandemi selama tiga bulan terakhir ini, fungsi rumah telah beralih menjadi kantor darurat, tempat olahraga, ruang belajar, tempat konser, bioskop, dan masih banyak lagi.
Dengan begitu, banyak kegiatan terjadi di bawah satu atap setiap hari. Baik apartemen studio kecil dan rumah keluarga besar harus beradaptasi untuk menggabungkan fungsi baru dan cara kita melihat ruang-ruang ini pun juga berubah.
"Sekarang, lebih dari sebelumnya kita menemukan arti sebenarnya dari rumah kita. Tempat di mana kita ingin merasa nyaman, aman, dan terinspirasi," kata Lauren Nelson, seorang Desainer Interior daerah San Francisco, dikutip Better Homes and Gardens.
(Berkaca dari situasi pandemi selama tiga bulan terakhir ini, fungsi rumah telah beralih menjadi kantor darurat, tempat olahraga, ruang belajar, tempat konser, bioskop, dan masih banyak lagi. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Menurut Nelson, ada begitu banyak yang tidak diketahui saat ini yang tidak dapat dikendalikan. Tetapi, rumah adalah ruang di mana kita memang memiliki kendali atas apa yang kita masukkan ke dalamnya, bagaimana kita mengaturnya, dan bagaimana itu membuat kita merasa aman.
Namun, perubahan dalam cara kita melihat dan berinteraksi dengan ruang interior bisa bertahan lama setelah krisis kesehatan ini berlalu.
Berikut adalah beberapa cara yang menurut pakar desain memprediksi desain interior akan berubah setelah covid-19.
1. Ruang kerja jadi lebih besar
Kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) mengharuskan ruang keluarga, kamar tidur tamu, atau ruang bawah tanah tiba-tiba berfungsi sebagai kantor rumahan sementara.
Pada masa depan, mungkin pemilik rumah lebih tertarik pada kantor rumah yang lebih besar. Lebih pasti daripada pengaturan meja sementara, terutama karena beberapa pengusaha memungkinkan pekerjaan jarak jauh secara permanen.
Layanan desain interior online Modsy, misalnya, melihat peningkatan 40 persen dalam permintaan desain rumah kantor pada bulan April 2020 dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Bagi mereka yang tinggal di ruang yang lebih kecil, benda multifungsi seperti meja drop-down atau perabot kantor bergaya yang berfungsi ganda sebagai dekorasi dapat membantu memadukan stasiun kerja ke ruangan lain dengan lebih mulus.
2. Pintu masuk
Pintu masuk menjadi titik untuk membuka kembali masker wajah dan meletakkan benda-benda yang bersentuhan dengan permukaan kuman sebelum mencuci tangan.
Arsitek interior yang berbasis di Los Angeles Sybille Zimmermann memperkirakan kebiasaan baru ini akan mengarah pada titik masuk alternatif.
"Tempat untuk melepas sepatu, jaket, atau meletakkan tas akan membantu mengurangi kuman dan bakteri memasuki rumah," kata Sybille.
(Ke depan, mungkin berkumpul di rumah akan menjadi tren. Untuk itu, ruang tamu atau halaman belakang tampaknya perlu juga diperluas. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
3. Ruang pribadi
Untuk keluarga yang terisolasi bersama, lebih banyak waktu yang dihabiskan di bawah satu atap telah menyoroti perlunya ruang pribadi, di mana setiap orang perlu waktu sendirian.
Selain kantor rumahan yang lebih formal, fokus baru pada privasi ini dapat menghasilkan kamar tidur anak-anak yang terpisah, sudut baca yang ditunjuk, dan tata ruang rumah dengan ruang yang berbeda daripada denah lantai terbuka.
4. Tata letak dapur
"Frekuensi memasak dan bagaimana kita membeli bahan makanan telah memaksa orang untuk memikirkan kembali bagaimana mereka mengatur dan menyimpan makanan. Kami sedang mengevaluasi kembali cara memaksimalkan efisiensi dapur dengan semua penggunaan ekstra," kata Zimmermann.
Berharap untuk melihat penyimpanan dapur yang lebih teratur, dapur yang lebih besar, dan peralatan khusus, seperti mesin roti dan mesin kopi dingin, yang membantu koki amatir mencapai hasil gaya restoran di rumah.
5. Permukaan higenis
Pada masa depan, dapur, kamar mandi, dan area lalu lintas tinggi lainnya dapat dirancang dengan permukaan keras yang mudah dibersihkan. Seperti ubin keramik berlapis kaca, dan bahan yang secara alami mengusir bakteri untuk membatasi penyebaran kuman.
"Krisis atau tidak, itu selalu merupakan ide yang baik untuk menggunakan permukaan antibakteri alami seperti tembaga dan kuningan untuk menjaga rumah (dan orang-orang) aman dan sehat," lanjut Zimmermann.
(Halaman belakang kerap dijadikan tempat berkumpul baru daripada harus keluar rumah. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
6. Ruang tamu atau hiburan yang lebih luas
Ke depan, mungkin berkumpul di rumah akan menjadi tren. Untuk itu, ruang tamu atau halaman belakang tampaknya perlu juga diperluas.
"Ketika restoran membuka ruang makan mereka dan kehidupan mulai terlihat lebih 'normal' lagi, saya memperkirakan menghibur di rumah akan lebih populer dari sebelumnya," kata Courtney Barton, seorang Desainer Tekstil dan Pemilik Toko yang berbasis di Houston.
"Teman, tetangga, dan anggota keluarga adalah lingkungan yang terkendali. Sehingga menjadikannya pilihan mengundang untuk perayaan dan pertemuan yang aman dan nyaman," ujar Barton.
7. Kebiasaan berbelanja baru
Sara Barney, Seorang Desainer Interior dari Austin, Texas, menilai orang-orang ke depan akan lebih banyak berbelanja furnitur untuk kebutuhan dekorasi berkualitas tinggi. Terlebih berbelanja dengan online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)