FITNESS & HEALTH

Mengenal Diseksi Aorta dalam Jantung, Apakah Bisa Berhasil Dioperasi?

Aulia Putriningtias
Kamis 24 Juli 2025 / 12:09

Jakarta: Kita mengenal banyak hal tentang penyakit jantung. Salah satunya adalah diseksi aorta, yang sebenarnya jarang sekali pasiennya. Jika termasuk jarang dialami, apakah tetap memungkinkan berhasil dioperasi?

Kita perlu mengetahui diseksi aorta. Diseksi aorta sendiri merupakan kondisi serius di mana robekan terjadi pada lapisan dalam arteri utama tubuh (aorta).

Darah yang mengalir deras melalui robekan tersebut, menyebabkan lapisan dalam dan tengah aorta terbelah (diseksi). Jika darah menembus dinding luar aorta, diseksi aorta seringkali berakibat fatal.

Diseksi aorta relatif jarang terjadi. Biasanya terjadi pada pria berusia 60 dan 70-an. Insiden diseksi aorta didapatkan tidak lebih dari 30 kasus per 1 juta penduduk setiap tahunnya.

Baca juga: 
Pentingnya Mengenali Terserang Diseksi Aorta

Populasi yang sering merokok dilaporkan lebih rentan mengalami diseksi aorta. Selain itu, sekitar 80 persen kasus diseksi aorta didahului oleh hipertensi.

Diseksi aorta dapat diklasifikasikan berdasarkan 2 sistem yang berbeda, yaitu Stanford dan DeBakey. Kasus diseksi aorta dibedakan sebagai Stanford tipe A (DeBakey I dan II) atau Stanford tipe B (DeBakey III).


 

Apa saja gejala dari diseksi aorta?


Gejala yang sering dikeluhkan pasien diseksi aorta adalah nyeri dada mendadak yang sulit dilokalisir. Menurut dr. Dicky A. Wartono, Sp.BTKV, dokter spesialis bedah jantung dan pembuluh darah di Heartology, ada beberapa gejala dari diseksi aorta:

- Nyeri dada atau perut hebat yang datang tiba-tiba.

- Nyeri menjalar ke punggung, leher, atau bahu.

- Sesak napas, rasa lemas mendadak, hingga pingsan.

- Riwayat hipertensi, penyakit jantung, atau penggunaan obat pengencer darah.



 

Jika jarang terjadi, apakah bisa dioperasi?


Ya, tentu pasien masih memiliki kesempatan untuk sembuh melalui operasi. Baru-baru ini, operasi diseksi aorta berhasil ditangani oleh tim medis multidisiplin Heartology Cardiovascula Hospital.

Salah satu pasien yang berhasil adalah seorang wanita berusia 64 tahun yang datang ke IGD karena nyeri perut hebat. Gejala tersebut ternyata diseksi aorta Stanford A, DeBakey 1, robekan yang membentang dari akar aorta (aortic root) hingga ke lengkung aorta.

Riwayat pasien yang telah menjalani operasi penggantian katup jantung (mechanical AVR) di luar negeri pada tahun sebelumnya dan masih mengkonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan). Dengan kejadian ini, membuat operasi semakin berisiko nan menantang.


Operasi ini mencakup pergantian aortic root, aorta asendens, dan hemiarch dan juga reimplantasi kedua pembuluh darah koroner. Beberapa tantangan serius berupa perlengketan hebat (adhesi) di sepanjang permukaan jantung (epikardium), serta keberadaan lumen palsu (false lumen) dan robekan besar pada aorta.

"Keberhasilan operasi ini merupakan hasil dari diagnosis yang cepat, keputusan medis yang tepat, dan koordinasi tim multidisiplin yang sangat solid. Setiap detik sangat berarti dalam kasus seperti ini," ungkap dr. Dicky.

Penanganan cepat dan tepat menjadi kunci keselamatan dalam kasus diseksi aorta. Jadi, jika mengalami beberapa gejala di atas, segeralah untuk berkonsultasi kepada dokter.



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH