FITNESS & HEALTH

Sering Nyeri Saat Haid? Waspada Endometriosis

Kumara Anggita
Minggu 20 Juni 2021 / 07:00
Jakarta: Pernahkah kamu mendengar tentang endometriosis? Para perempuan perlu tahu karena endometriosis adalah penyakit inflamasi berupa tumbuhnya jaringan abnormal menyerupai endometrium (jaringan abnormal) dan memicu reaksi peradangan pada organ reproduksi perempuan.

Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan mengetahui gejalanya. Salah satu gejala endometriosis yang umum terjadi adalah sering nyeri saat menstruasi.

"Penyakit endometriosis dapat menyebabkan keluhan nyeri haid kronik sehingga menghambat produktivitas perempuan dan bahkan mengganggu keharmonisan keluarga," papar Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K), MPH, Dokter pendiri SMART IVF dan Wakil Direktur Indonesia Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia dalam virtual press conference oleh Smart-ivf dan Bayer.

"Studi tentang Endometriosis di berbagai negara menunjukan bahwa penderita endometriosis cenderung terpaksa izin atau tidak masuk sekolah maupun tempat bekerja akibat keluhan nyeri yang sangat hebat,” jelas Prof. Budi.

Merujuk pada data RSCM tahun 2010 - 2011, sebanyak 43,4 persen pasien endometriosis merasakan nyeri berat yang berakibat tidak dapat beraktivitas sehari–hari, 36,7 persen merasa nyeri derajat sedang dengan keterbatasan aktivitas sehari–hari, dan 20 persen pasien dengan nyeri derajat ringan. 


endometriosis
(Salah satu gejala endometriosis yang umum terjadi adalah sering nyeri saat menstruasi. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)


Endometriosis juga merupakan salah satu penyebab gangguan kesuburan tersering pada pasangan yang belum memiliki keturunan. 

“Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda endometriosis sejak dini merupakan sala satu kunci keberhasilan dalam penanganan kasus endometriosis yang sangat kompleks,“ jelas Prof. Budi.

 

Endometriosis di Indonesia


Penyakit ini cukup banyak diderita oleh perempuan Indonesia. Dan sayangnya, banyak dari mereka tidak menyadarinya.

“Setidaknya 5 dari 100 perempuan usia produktif di Indonesia serta 1 dari 10 perempuan di Asia, mengalami endometriosis. Sayangnya, sebagian besar pasien endometriosis di Indonesia mengalami keterlambatan penegakan diagnosis 9 sampai 10 tahun," ungkap Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K), MPH, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi serta Dokter Peneliti Utama penelitian ENVISION di Indonesia.

"Dapat dikatakan, mereka sudah menderita endometriosis namun tidak mengetahuinya lebih awal,” tambah Dr. Andon lagi.

Untuk itu, deteksi dini begitu penting untuk dilakukan. Jika kamu merasa bahwa kamu ada kemungkinan memiliki penyakit ini, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH