FITNESS & HEALTH
Intip Bedanya Vaksin Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer!
Cindy
Rabu 01 September 2021 / 13:02
Jakarta: Indonesia telah menerima lima merek vaksin covid-19 yang tersedia untuk masyarakat umum. Kelima vaksin tersebut ialah Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer.
Masing-masing vaksin covid-19 memiliki efikasi dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berbeda-beda. Vaksin yang memiliki gejala ringan dipegang vaksin Sinovac. Lantas, apa saja perbedaan kelima vaksin yang tersedia di Indonesia ini? Berikut selengkapnya:
Vaksin ini diciptakan di Tiongkok dengan metode virus tidak aktif (incativated virus) atau virus yang telah dimatikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut metode ini terbukti dapat mengurangi risiko infeksi.
Sinopharm
Vaksin Sinopharm juga diciptakan di Tiongkok dengan metode virus yang telah dimatikan. Vaksin Sinopharm bekerja dengan cara memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus korona.
AstraZeneca
Vaksin buatan Inggris ini menggunakan vektor adenovirus simpanse. Vaksin ini mengandung virus yang menginfeksi simpanse. Adenovirus dari simpanse ini sudah dimodifikasi secara genetik untuk menghindari risiko penyakit ketika disuntikkan ke tubuh manusia.
Virus dari simpanse dimodifikasi dengan cara membawa bagian kecil dari virus korona yang disebut sebagai protein spike. Vaksin akan memicu respons kekebalan tubuh terhadap lonjakan protein, sehingga tubuh akan menghasilkan antibodi dan sel memori yang mampu mengenali virus korona.
Moderna
Vaksin dari Amerika Serikat ini diciptakan dengan platform messenger RNA (mRNA) yang terbuat dari protein covid-19. Vaksin ini tidak menggunakan virus yang dilemahkan atau dimatikan, melainkan menggunakan komponen materi genetik yang membuat sistem kekebalan tubuh memproduksi protein spike.
Pfizer
Vaksin asal Amerika Serikat ini juga diciptakan dengan platform mRNA. Jenis vaksin ini akan memicu sistem kekebalan tubuh membentuk protein spike. Vaksin nantinya akan membantu tubuh membentuk antibodi yang dapat melawan virus korona.
Baca: Perkembangan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
- Rasa kantuk
- Rasa lelah
- Lapar
- Nyeri di lokasi suntikan
- Diare
- Sakit Kepala
Sinopharm
-Nyeri dan kemerahan di lokasi suntikan
- Demam ringan
- Sakit kepala
- Rasa lelah
Astrazeneca
- Nyeri, hangat, gatal, atau memar di area suntikan
- Sakit kepala
- Tidak enak badan
- Rasa lelah
- Nyeri otot dan sendi
- Muntah
- Demam
- Diare
- Menggigil
- Gejala flu
Moderna
- Nyeri, bengkak, atau kemerahan di area suntikan
- Rasa lelah
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau nyeri sendi
- Mengigil
- Mual dan muntah
- Demam
Pfizer
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau nyeri sendi
- Mengigil
- Demam ringan
- Mual atau merasa tidak enak badan
- Bengkak di kelenjar getah bening
Baca: DKI Gelar Vaksinasi Keliling di 3 Wilayah
Dosis yang direkomendasikan oleh WHO yaitu 0,5 ml untuk setiap kali suntik dan diberikan sebanyak dua kali untuk setiap orang. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 2-4 minggu.
Sinopharm
Dosis yang direkomendasikan sebesar 0,5 ml dalam sekali suntik dan diberikan sebanyak dua kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 21 hari.
AstraZeneca
Dosis yang direkomendasikan sebesar 0,5 ml dalam sekali suntik dan diberikan sebanyak dua kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 4-12 minggu.
Moderna
Dosis yang diberikan dalam sekali suntik sebesar 0,5 ml dan dapat diberikan sebanyak dua kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 28 hari.
Pfizer
Vaksin pfizer dapat diberikan dalam sekali suntik sebesar 0,3 ml dan diberikan sebanyak dua kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 21 hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)
Masing-masing vaksin covid-19 memiliki efikasi dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berbeda-beda. Vaksin yang memiliki gejala ringan dipegang vaksin Sinovac. Lantas, apa saja perbedaan kelima vaksin yang tersedia di Indonesia ini? Berikut selengkapnya:
1. Jenis Vaksin
SinovacVaksin ini diciptakan di Tiongkok dengan metode virus tidak aktif (incativated virus) atau virus yang telah dimatikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut metode ini terbukti dapat mengurangi risiko infeksi.
Sinopharm
Vaksin Sinopharm juga diciptakan di Tiongkok dengan metode virus yang telah dimatikan. Vaksin Sinopharm bekerja dengan cara memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus korona.
AstraZeneca
Vaksin buatan Inggris ini menggunakan vektor adenovirus simpanse. Vaksin ini mengandung virus yang menginfeksi simpanse. Adenovirus dari simpanse ini sudah dimodifikasi secara genetik untuk menghindari risiko penyakit ketika disuntikkan ke tubuh manusia.
Virus dari simpanse dimodifikasi dengan cara membawa bagian kecil dari virus korona yang disebut sebagai protein spike. Vaksin akan memicu respons kekebalan tubuh terhadap lonjakan protein, sehingga tubuh akan menghasilkan antibodi dan sel memori yang mampu mengenali virus korona.
Moderna
Vaksin dari Amerika Serikat ini diciptakan dengan platform messenger RNA (mRNA) yang terbuat dari protein covid-19. Vaksin ini tidak menggunakan virus yang dilemahkan atau dimatikan, melainkan menggunakan komponen materi genetik yang membuat sistem kekebalan tubuh memproduksi protein spike.
Pfizer
Vaksin asal Amerika Serikat ini juga diciptakan dengan platform mRNA. Jenis vaksin ini akan memicu sistem kekebalan tubuh membentuk protein spike. Vaksin nantinya akan membantu tubuh membentuk antibodi yang dapat melawan virus korona.
Baca: Perkembangan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
2. Efek samping
Sinovac- Rasa kantuk
- Rasa lelah
- Lapar
- Nyeri di lokasi suntikan
- Diare
- Sakit Kepala
Sinopharm
-Nyeri dan kemerahan di lokasi suntikan
- Demam ringan
- Sakit kepala
- Rasa lelah
Astrazeneca
- Nyeri, hangat, gatal, atau memar di area suntikan
- Sakit kepala
- Tidak enak badan
- Rasa lelah
- Nyeri otot dan sendi
- Muntah
- Demam
- Diare
- Menggigil
- Gejala flu
Moderna
- Nyeri, bengkak, atau kemerahan di area suntikan
- Rasa lelah
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau nyeri sendi
- Mengigil
- Mual dan muntah
- Demam
Pfizer
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau nyeri sendi
- Mengigil
- Demam ringan
- Mual atau merasa tidak enak badan
- Bengkak di kelenjar getah bening
Baca: DKI Gelar Vaksinasi Keliling di 3 Wilayah
3. Dosis dan jadwal pemberian vaksin
SinovacDosis yang direkomendasikan oleh WHO yaitu 0,5 ml untuk setiap kali suntik dan diberikan sebanyak dua kali untuk setiap orang. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 2-4 minggu.
Sinopharm
Dosis yang direkomendasikan sebesar 0,5 ml dalam sekali suntik dan diberikan sebanyak dua kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 21 hari.
AstraZeneca
Dosis yang direkomendasikan sebesar 0,5 ml dalam sekali suntik dan diberikan sebanyak dua kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 4-12 minggu.
Moderna
Dosis yang diberikan dalam sekali suntik sebesar 0,5 ml dan dapat diberikan sebanyak dua kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 28 hari.
Pfizer
Vaksin pfizer dapat diberikan dalam sekali suntik sebesar 0,3 ml dan diberikan sebanyak dua kali. Jarak pemberian vaksin dosis pertama dan kedua adalah 21 hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)