FITNESS & HEALTH
Belum Reda, Kemenkes Bentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Polusi Udara
Medcom
Senin 28 Agustus 2023 / 22:59
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Polusi Udara untuk permasalahan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya. Polusi udara masih menjadi permasalahan sejak dua minggu lamanya.
"Kami dengan respons cepat membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Polusi Udara," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers secara daring, Senin, 28 Agustus 2023.
Lebih lanjut, Dirjen Maxi mengatakan mendapatkan laporan terkait penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 200 ribu per bulan. Data tersebut diperoleh dari puskesmas setempat yang mendapatkan laporan dari warga sekitar.
Menurutnya, hadirnya laporan tersebut terjadi karena kondisi di wilayah Jakarta dan sekitarnya memang tak baik untuk kesehatan pernapasan. Polusi udara yang tak kunjung membaik membuat tak sedikit warga mengalami ISPA.
.jpg)
(Kemenkes bersama komite akan melakukan surveilans secara berkala setiap pekan. Tujuannya adalah untuk memonitor laju kasus ISPA dan pneumonia di puskesmas dan rumah sakit. Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube Kemenkes)
"Seperti yang kita tahu, di wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan masalah polusi udara. Dan seiring dengan itu, data kami dari surveilans penyakit menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di puskesmas dan rumah sakit di Jabodetabek," kata Dirjen Maxi.
Dalam membentuk komite ini yang bekerja sama dengan Kemenkes, akan melakukan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya polusi bagi kesehatan. Selain itu, juga diedukasikan mengenai pencegahan dalam mengendalikan polusi udara.
Ditambah, Kemenkes bersama komite akan melakukan surveilans secara berkala setiap pekan. Tujuannya adalah untuk memonitor laju kasus ISPA dan pneumonia di puskesmas dan rumah sakit, berikut dengan penerapan sistem kewaspadaan dini dan respons.
Komite ini akan diketuai oleh Prof. Agus Dwi Susanto selaku Direktur Utama RSUP Persahabatan Jakarta Timur. Ia pun menerjemahkan penugasan Kemenkes RI ke dalam empat sektor kerja.
1. Pertama, melakukan deteksi. Deteksi ini akan dilakukan dengan pemasangan alat ukur udara di puskesmas dan rumah sakit. Tujuannya adalah untuk mendeteksi polusi dini.
2. Kedua, pengembangan deteksi dini melalui aplikasi SATUSEHAT. Aplikasi tersebut bisa mendeteksi apakah udara baik atau tidak dan peringatan serta imbauan juga akan terdapat di sana.
3. Ketiga, mengenalkan protokol kesehatan untuk masyarakat.
4. Riset, terakhir, melakukan kajian riset terkait polusi udara untuk dapat mengembangkan pencegahan.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
"Kami dengan respons cepat membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Polusi Udara," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers secara daring, Senin, 28 Agustus 2023.
Lebih lanjut, Dirjen Maxi mengatakan mendapatkan laporan terkait penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 200 ribu per bulan. Data tersebut diperoleh dari puskesmas setempat yang mendapatkan laporan dari warga sekitar.
Menurutnya, hadirnya laporan tersebut terjadi karena kondisi di wilayah Jakarta dan sekitarnya memang tak baik untuk kesehatan pernapasan. Polusi udara yang tak kunjung membaik membuat tak sedikit warga mengalami ISPA.
.jpg)
(Kemenkes bersama komite akan melakukan surveilans secara berkala setiap pekan. Tujuannya adalah untuk memonitor laju kasus ISPA dan pneumonia di puskesmas dan rumah sakit. Foto: Dok. Tangkapan layar YouTube Kemenkes)
"Seperti yang kita tahu, di wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan masalah polusi udara. Dan seiring dengan itu, data kami dari surveilans penyakit menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di puskesmas dan rumah sakit di Jabodetabek," kata Dirjen Maxi.
Dalam membentuk komite ini yang bekerja sama dengan Kemenkes, akan melakukan edukasi kepada masyarakat terkait bahaya polusi bagi kesehatan. Selain itu, juga diedukasikan mengenai pencegahan dalam mengendalikan polusi udara.
Ditambah, Kemenkes bersama komite akan melakukan surveilans secara berkala setiap pekan. Tujuannya adalah untuk memonitor laju kasus ISPA dan pneumonia di puskesmas dan rumah sakit, berikut dengan penerapan sistem kewaspadaan dini dan respons.
Komite ini akan diketuai oleh Prof. Agus Dwi Susanto selaku Direktur Utama RSUP Persahabatan Jakarta Timur. Ia pun menerjemahkan penugasan Kemenkes RI ke dalam empat sektor kerja.
1. Pertama, melakukan deteksi. Deteksi ini akan dilakukan dengan pemasangan alat ukur udara di puskesmas dan rumah sakit. Tujuannya adalah untuk mendeteksi polusi dini.
2. Kedua, pengembangan deteksi dini melalui aplikasi SATUSEHAT. Aplikasi tersebut bisa mendeteksi apakah udara baik atau tidak dan peringatan serta imbauan juga akan terdapat di sana.
3. Ketiga, mengenalkan protokol kesehatan untuk masyarakat.
4. Riset, terakhir, melakukan kajian riset terkait polusi udara untuk dapat mengembangkan pencegahan.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)