FITNESS & HEALTH
Demi Pencegahan Jangka Panjang, Dinkes Kab. Kutai Kartanegara Sosialisasikan Vaksinasi DBD
A. Firdaus
Rabu 25 Juni 2025 / 12:06
Kutai Kartanegara: Dengue masih menjadi tantangan besar dalam sistem kesehatan Indonesia. Sepanjang 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat sebanyak 257.271 kasus dengue dengan 1.461 kematian di seluruh Indonesia.
Selain itu, di tahun ini, sampai dengan 12 Juni 2025, terdapat 67.030 kasus dengue dengan 297 kematian. Di Provinsi Kalimantan Timur, dengue terjadi di seluruh kabupaten/kota. Misalnya pada 2024 lalu Dinas Provinsi Kalimantan Timur mencatat sebanyak 10.571 kasus dengue, dan jumlah kematian 22 kasus, dengan Kutai Kartanegara menempati posisi jumlah kasus tertinggi yaitu sebanyak 2.802 kasus.
Tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi turut memperparah penyebaran penyakit ini. Salah satu daerah di Kalimantan Timur yang memiliki beban kasus Dengue tinggi adalah Kutai Kartanegara.
Baca juga: Pencegahan Komprehensif demi Mencegah Risiko Dengue Parah
Melihat fakta tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara melangsungkan kegiatan sosialisasi vaksinasi dengue sebagai bagian dari komitmen daerah dalam memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan dengue, Senin, 23 Juni 2025. Langkah ini sekaligus untuk mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan dini terhadap penyakit yang masih menjadi ancaman kesehatan sepanjang tahun.
Edi Damansyah, Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara, menyambut baik inisiatif vaksinasi dengue yang dilaksanakan di wilayahnya. Upaya ini sebagai bagian dari pencegahan penyakit yang lebih menyeluruh. Pelaksanaan vaksinasi di Kutai Kartanegara merupakan langkah yang perlu didukung sebagai bagian dari upaya preventif yang lebih menyeluruh di tengah tingginya beban dengue di daerah ini.
"Kami meyakini bahwa penanggulangan dengue tidak bisa hanya bergantung pada satu pendekatan saja. Diperlukan strategi yang lebih kuat, terintegrasi, dan berkelanjutan, mulai dari edukasi, pemberdayaan masyarakat, pengendalian vektor, hingga perlindungan melalui vaksinasi. Ini adalah komitmen kami dalam melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang sebenarnya bisa dicegah," ujar Edi dalam keterangan pers.
Tren dengue di Indonesia dan sejumlah negara endemis lainnya terus menunjukkan ancaman serius. Selama periode 2020–2023 saja, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah kematian akibat dengue tertinggi di Asia, yaitu sebanyak 1.238 kasus.
"Dan, perlu diingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman. Virus dengue dapat menginfeksi siapa saja, kapan saja, sepanjang tahun, dan anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak," terang Edi.
"Untuk itu, melalui program ini kita akan menyasar sekitar 1.550 anak sekolah dasar kelas 1-5 di Kecamatan Tenggarong. Kami optimistis inisiatif ini dapat menurunkan jumlah kasus di Kutai Kartanegara, sekaligus membangun ketahanan kesehatan masyarakat melalui perlindungan yang lebih kuat dan berkelanjutan," lanjutnya.
Dukungan juga datang dari Kemenkes Republik Indonesia. Menurut dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Penyakit Menular, Kemenkes Republik Indonesia, pentingnya integrasi pendekatan inovatif dalam penanggulangan dengue.
"Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue 2021–2025 telah menjadi pijakan kami dalam membangun kerangka kerja penanggulangan dengue yang lebih sistematis dan berbasis data. Kami menyadari bahwa untuk mencapai tujuan besar yaitu ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada 2030’, diperlukan langkah lanjutan yang lebih taktis, aplikatif, dan adaptif terhadap tantangan di lapangan," kata dr. Ina.
Saat ini, Kemenkes tengah menyusun rencana kelanjutan dari Stranas tersebut, yang nantinya akan menekankan implementasi nyata di tingkat daerah, mendorong kolaborasi lintas sektor, serta memperkuat kapasitas deteksi dini, respons cepat, dan pencegahan melalui pendekatan inovatif.
"Kami percaya, pendekatan yang menyeluruh dan berbasis bukti akan membawa dampak signifikan dalam mengurangi beban penyakit ini. Kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Langkah ini mencerminkan semangat kolaborasi dan komitmen kuat dari daerah dalam melindungi masyarakat dari ancaman dengue, serta menjadi contoh nyata praktik baik yang dapat di-replikasi," tegas dr. Ina.
Sementara itu, Dr. dr. H. Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa perluasan vaksinasi dengue ke Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan langkah lanjutan yang didasarkan pada hasil positif dari pelaksanaan sebelumnya di dua kota besar di provinsi tersebut.
"Kami belajar dari keberhasilan pelaksanaan vaksinasi dengue di Balikpapan dan Samarinda, dengan cakupan vaksinasi yang mencapai hampir 100 persen pada kelompok sasaran. Hasil sementara menunjukkan bahwa anak-anak yang telah menerima vaksinasi tidak mengalami infeksi dengue, yang artinya tingkat perlindungan terhadap penyakit ini berhasil ditingkatkan," ungkap Dr. Jaya.
"Untuk itu, kami memperluas pelaksanaan vaksinasi ke Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai bagian dari strategi provinsi dalam memperkuat upaya pencegahan dengue. Namun tentu saja, vaksinasi tidak menjadi satu-satunya upaya yang kami lakukan dalam penanganan dengue," sambungnya.
Selain vaksinasi, program pengendalian vektor, seperti Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan edukasi lintas sektor, tetap dijalankan secara konsisten. Menurut Dr. Jaya, Vaksinasi hadir untuk melengkapi seluruh upaya yang selama ini telah dilakukan secara berkesinambungan.
Sri Harsi Teteki, Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma, menyampaikan dukungannya terhadap perluasan akses vaksin dengue di Indonesia, khususnya melalui sektor publik, Sebagai produsen vaksin dengan pengalaman lebih dari 130 tahun, Bio Farma telah menjadi bagian penting dari sistem imunisasi nasional dan mitra kepercayaan global dalam penyediaan vaksin, termasuk melalui kerja sama dengan UNICEF dan WHO.
"Kontribusi kami dalam pencegahan penyakit menular telah menjangkau tidak hanya seluruh wilayah Indonesia, tetapi juga lebih dari 150 negara di dunia. Kolaborasi dengan mitra internasional seperti Takeda merupakan bagian dari strategi kami dalam memperkuat ekosistem vaksin di Indonesia," jelas Sri.
Dalam kerja sama ini, Bio Farma mengambil peran distribusi dengan tetap membawa standar mutu dan keahlian sebagai produsen vaksin yang telah teruji di tingkat global.
"Kami percaya bahwa kemitraan yang sinergis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat merupakan fondasi utama dalam membangun sistem kesehatan yang kuat dan merata. Dengan kolaborasi yang tepat, Indonesia dapat bergerak lebih cepat dalam menanggulangi dengue, melindungi kelompok rentan, dan menurunkan angka kesakitan maupun kematian akibat penyakit ini," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menekankan pentingnya pencegahan sebagai upaya menurunkan angka keparahan dan kematian akibat dengue.
"Hingga hari ini, dengue masih menjadi ancaman nyata dan belum ada obat yang secara khusus dapat menyembuhkannya. Kami menyadari bagaimana penyakit ini memengaruhi ribuan keluarga setiap tahunnya, tidak hanya dalam bentuk angka, tetapi dalam kehilangan waktu, kesempatan, dan bahkan orang-orang tercinta. Ini menjadikan pencegahan sebagai kunci," ungkap Andreas.
"Melalui pencegahan yang inovatif, kami ingin mengambil bagian dalam upaya kolektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini. Kami berkomitmen untuk terus menjadi mitra jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan: pemerintah, asosiasi medis, tenaga kesehatan, akademisi, perusahaan/sektor swasta, dan tentu saja, pasien serta masyarakat.," terang Andreas.
Andreas menghargai kesempatan yang diberikan untuk mendukung upaya Kabupaten Kutai Kartanegara dalam penanggulangan dengue. Inisiatif ini mencerminkan kolaborasi yang dibutuhkan untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi penguatan kesehatan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Selain itu, di tahun ini, sampai dengan 12 Juni 2025, terdapat 67.030 kasus dengue dengan 297 kematian. Di Provinsi Kalimantan Timur, dengue terjadi di seluruh kabupaten/kota. Misalnya pada 2024 lalu Dinas Provinsi Kalimantan Timur mencatat sebanyak 10.571 kasus dengue, dan jumlah kematian 22 kasus, dengan Kutai Kartanegara menempati posisi jumlah kasus tertinggi yaitu sebanyak 2.802 kasus.
Tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi turut memperparah penyebaran penyakit ini. Salah satu daerah di Kalimantan Timur yang memiliki beban kasus Dengue tinggi adalah Kutai Kartanegara.
Baca juga: Pencegahan Komprehensif demi Mencegah Risiko Dengue Parah
Melihat fakta tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara melangsungkan kegiatan sosialisasi vaksinasi dengue sebagai bagian dari komitmen daerah dalam memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan dengue, Senin, 23 Juni 2025. Langkah ini sekaligus untuk mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan dini terhadap penyakit yang masih menjadi ancaman kesehatan sepanjang tahun.
Atasi Dengue tak hanya bergantung pada satu pendekatan saja
Edi Damansyah, Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara, menyambut baik inisiatif vaksinasi dengue yang dilaksanakan di wilayahnya. Upaya ini sebagai bagian dari pencegahan penyakit yang lebih menyeluruh. Pelaksanaan vaksinasi di Kutai Kartanegara merupakan langkah yang perlu didukung sebagai bagian dari upaya preventif yang lebih menyeluruh di tengah tingginya beban dengue di daerah ini.
"Kami meyakini bahwa penanggulangan dengue tidak bisa hanya bergantung pada satu pendekatan saja. Diperlukan strategi yang lebih kuat, terintegrasi, dan berkelanjutan, mulai dari edukasi, pemberdayaan masyarakat, pengendalian vektor, hingga perlindungan melalui vaksinasi. Ini adalah komitmen kami dalam melindungi masyarakat dari ancaman penyakit yang sebenarnya bisa dicegah," ujar Edi dalam keterangan pers.
Tren dengue di Indonesia dan sejumlah negara endemis lainnya terus menunjukkan ancaman serius. Selama periode 2020–2023 saja, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah kematian akibat dengue tertinggi di Asia, yaitu sebanyak 1.238 kasus.
"Dan, perlu diingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman. Virus dengue dapat menginfeksi siapa saja, kapan saja, sepanjang tahun, dan anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak," terang Edi.
"Untuk itu, melalui program ini kita akan menyasar sekitar 1.550 anak sekolah dasar kelas 1-5 di Kecamatan Tenggarong. Kami optimistis inisiatif ini dapat menurunkan jumlah kasus di Kutai Kartanegara, sekaligus membangun ketahanan kesehatan masyarakat melalui perlindungan yang lebih kuat dan berkelanjutan," lanjutnya.
Stranas Penanggulangan Dengue
Dukungan juga datang dari Kemenkes Republik Indonesia. Menurut dr. Ina Agustina Isturini, MKM, Direktur Penyakit Menular, Kemenkes Republik Indonesia, pentingnya integrasi pendekatan inovatif dalam penanggulangan dengue.
"Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue 2021–2025 telah menjadi pijakan kami dalam membangun kerangka kerja penanggulangan dengue yang lebih sistematis dan berbasis data. Kami menyadari bahwa untuk mencapai tujuan besar yaitu ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada 2030’, diperlukan langkah lanjutan yang lebih taktis, aplikatif, dan adaptif terhadap tantangan di lapangan," kata dr. Ina.
Saat ini, Kemenkes tengah menyusun rencana kelanjutan dari Stranas tersebut, yang nantinya akan menekankan implementasi nyata di tingkat daerah, mendorong kolaborasi lintas sektor, serta memperkuat kapasitas deteksi dini, respons cepat, dan pencegahan melalui pendekatan inovatif.
"Kami percaya, pendekatan yang menyeluruh dan berbasis bukti akan membawa dampak signifikan dalam mengurangi beban penyakit ini. Kami sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Langkah ini mencerminkan semangat kolaborasi dan komitmen kuat dari daerah dalam melindungi masyarakat dari ancaman dengue, serta menjadi contoh nyata praktik baik yang dapat di-replikasi," tegas dr. Ina.
Melanjutkan hasil positif pemberantasan Dengue
Sementara itu, Dr. dr. H. Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa perluasan vaksinasi dengue ke Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan langkah lanjutan yang didasarkan pada hasil positif dari pelaksanaan sebelumnya di dua kota besar di provinsi tersebut.
"Kami belajar dari keberhasilan pelaksanaan vaksinasi dengue di Balikpapan dan Samarinda, dengan cakupan vaksinasi yang mencapai hampir 100 persen pada kelompok sasaran. Hasil sementara menunjukkan bahwa anak-anak yang telah menerima vaksinasi tidak mengalami infeksi dengue, yang artinya tingkat perlindungan terhadap penyakit ini berhasil ditingkatkan," ungkap Dr. Jaya.
"Untuk itu, kami memperluas pelaksanaan vaksinasi ke Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai bagian dari strategi provinsi dalam memperkuat upaya pencegahan dengue. Namun tentu saja, vaksinasi tidak menjadi satu-satunya upaya yang kami lakukan dalam penanganan dengue," sambungnya.
Selain vaksinasi, program pengendalian vektor, seperti Gerakan 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan edukasi lintas sektor, tetap dijalankan secara konsisten. Menurut Dr. Jaya, Vaksinasi hadir untuk melengkapi seluruh upaya yang selama ini telah dilakukan secara berkesinambungan.
Dukungan Swasta
Sri Harsi Teteki, Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma, menyampaikan dukungannya terhadap perluasan akses vaksin dengue di Indonesia, khususnya melalui sektor publik, Sebagai produsen vaksin dengan pengalaman lebih dari 130 tahun, Bio Farma telah menjadi bagian penting dari sistem imunisasi nasional dan mitra kepercayaan global dalam penyediaan vaksin, termasuk melalui kerja sama dengan UNICEF dan WHO.
"Kontribusi kami dalam pencegahan penyakit menular telah menjangkau tidak hanya seluruh wilayah Indonesia, tetapi juga lebih dari 150 negara di dunia. Kolaborasi dengan mitra internasional seperti Takeda merupakan bagian dari strategi kami dalam memperkuat ekosistem vaksin di Indonesia," jelas Sri.
Dalam kerja sama ini, Bio Farma mengambil peran distribusi dengan tetap membawa standar mutu dan keahlian sebagai produsen vaksin yang telah teruji di tingkat global.
"Kami percaya bahwa kemitraan yang sinergis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat merupakan fondasi utama dalam membangun sistem kesehatan yang kuat dan merata. Dengan kolaborasi yang tepat, Indonesia dapat bergerak lebih cepat dalam menanggulangi dengue, melindungi kelompok rentan, dan menurunkan angka kesakitan maupun kematian akibat penyakit ini," lanjutnya.
Pentingnya pencegahan
Dalam kesempatan yang sama, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menekankan pentingnya pencegahan sebagai upaya menurunkan angka keparahan dan kematian akibat dengue.
"Hingga hari ini, dengue masih menjadi ancaman nyata dan belum ada obat yang secara khusus dapat menyembuhkannya. Kami menyadari bagaimana penyakit ini memengaruhi ribuan keluarga setiap tahunnya, tidak hanya dalam bentuk angka, tetapi dalam kehilangan waktu, kesempatan, dan bahkan orang-orang tercinta. Ini menjadikan pencegahan sebagai kunci," ungkap Andreas.
"Melalui pencegahan yang inovatif, kami ingin mengambil bagian dalam upaya kolektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini. Kami berkomitmen untuk terus menjadi mitra jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan: pemerintah, asosiasi medis, tenaga kesehatan, akademisi, perusahaan/sektor swasta, dan tentu saja, pasien serta masyarakat.," terang Andreas.
Andreas menghargai kesempatan yang diberikan untuk mendukung upaya Kabupaten Kutai Kartanegara dalam penanggulangan dengue. Inisiatif ini mencerminkan kolaborasi yang dibutuhkan untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi penguatan kesehatan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)