FITNESS & HEALTH
Mengenal Eksibisionis: Penyebab, Gejala, dan Penyembuhan
Putri Purnama Sari
Jumat 10 Maret 2023 / 16:37
Jakarta: Belakangan ini, kasus soal pamer ketelanjangan terjadi lagi. Dua orang pelaku teror alat kelamin telah ditangkap polisi di Ngawi. Orang yang memiliki kesenangan memamerkan alat kelamin dan organ vitalnya tersebut disebut eksibisionis.
Eksibisionis merupakan perilaku menyimpang seksual yang membuat pengidapnya senang memperlihatkan alat kelamin kepada orang asing tanpa persetujuan orang tersebut. Pelaku eksibisionis memiliki keinginan yang kuat untuk diamati oleh orang lain ketika mereka melakukan aktivitas seksual.
Orang eksibisionis merasa senang untuk mengejutkan korbannya. Namun, eksibisionis umumnya hanya terbatas pada memperlihatkan alat kelamin saja. Kontak seksual secara langsung dengan korban jarang terjadi, tapi pelakunya bisa bermasturbasi sambil mengekspos dirinya sendiri dan memiliki kepuasan seksual terhadap perilakunya tersebut.
Selain itu lingkungan sosial seperti tempat tinggal pun bisa menjadi penyebab seseorang terkena eksibisionis. Seorang eksibisionis biasanya tumbuh tanpa memperoleh rasa empati yang cukup dari orang-orang di sekelilingnya.
Eksibisionis biasanya memiliki orang tua yang kerap mengkritik, menghina, berlaku kasar, dan sering mempermalukannya. Hal ini dapat menimbulkan trauma masa kecil. Trauma masa kecil lama-kelamaan bisa menumbuhkan sifat narsistik yang berlebihan. Hal ini membuat seorang eksibisionis sangat ingin diperhatikan dan dikagumi orang lain.
Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung sekaligus penulis buku "Survive Menghadapi Quarter Life Crisis" mengatakan bahwa seseorang eksibisionis terkadang tidak mau mendapatkan pengobatan terkecuali ia dipaksa oleh pihak yang memiliki otoritas.
"Pengobatannya adalah dengan melakukan psikoterapi oleh ahli kejiwaan dengan cara menata ulang proses berpikirnya, agar fantasi seksual tadi bisa dikelola dan disalurkan dengan cara-cara yang tepat sesuai normatif. Ia juga mendapatkan obat-obatan dari tim medis yang tujuannya adalah untuk mengendalikan hormon seksual sehingga dorongan seksualnya bisa sedikit berkurang," papar Efnie.
"Saat melihat seseorang sedang melakukan aksi eksibisionis sebaiknya reaksi kita adalah santai, tenang, dan “cuek”. Mengapa? Saat mereka melihat kita kaget atau syok justru itu memancing mereka merasakan klimaks," kata Efnie.
"Jika sang pelaku ada laki-laki, syok yang ditunjukkan oleh perempuan yang tak dikenal karena melihat alat genitalnya akan membuat ia bisa sampai ejakulasi karena merasakan kepuasan dan sensasi yang luar biasa," ungkap Efnie.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)
Eksibisionis merupakan perilaku menyimpang seksual yang membuat pengidapnya senang memperlihatkan alat kelamin kepada orang asing tanpa persetujuan orang tersebut. Pelaku eksibisionis memiliki keinginan yang kuat untuk diamati oleh orang lain ketika mereka melakukan aktivitas seksual.
Orang eksibisionis merasa senang untuk mengejutkan korbannya. Namun, eksibisionis umumnya hanya terbatas pada memperlihatkan alat kelamin saja. Kontak seksual secara langsung dengan korban jarang terjadi, tapi pelakunya bisa bermasturbasi sambil mengekspos dirinya sendiri dan memiliki kepuasan seksual terhadap perilakunya tersebut.
Penyebab Eksibisionis
Penyebab seseorang mengidap eksibisionis ada beberapa hal, seperti gangguan psikologis dan lingkungan sosial. Gangguan psikologis seorang eksibisionis adalah cenderung bersikap anti sosial, penyalahgunaan atau kecanduan alkohol, kecanduan seks, dan tertarik secara seksual pada anak-anak dan remaja (pedofilia).Selain itu lingkungan sosial seperti tempat tinggal pun bisa menjadi penyebab seseorang terkena eksibisionis. Seorang eksibisionis biasanya tumbuh tanpa memperoleh rasa empati yang cukup dari orang-orang di sekelilingnya.
Eksibisionis biasanya memiliki orang tua yang kerap mengkritik, menghina, berlaku kasar, dan sering mempermalukannya. Hal ini dapat menimbulkan trauma masa kecil. Trauma masa kecil lama-kelamaan bisa menumbuhkan sifat narsistik yang berlebihan. Hal ini membuat seorang eksibisionis sangat ingin diperhatikan dan dikagumi orang lain.
Gejala Eksibisionis
- Memiliki fantasi, perilaku seksual, atau dorongan yang berulang dan intens untuk memperlihatkan alat kelamin kepada orang asing minimal selama 6 bulan.
- Melakukan tindakan memperlihatkan alat kelamin kepada orang asing yang tidak memberikan persetujuan.
- Hanya mampu bergairah saat memperlihatkan alat kelamin dengan cara yang tidak tepat.
- Dapat merasa malu dan tertekan karena memiliki kelainan terkait hasrat seksual tersebut.
- Dorongan atau fantasi seksual yang dialami menyebabkan penderitaan signifikan secara klinis, hambatan nyata atau kesulitan dalam hubungan interpersonal serta dalam menjalankan fungsi sosial sehari-hari dan fungsi penting lainnya.
Pengobatan Eksibisionis
Pengobatan yang harus dilakukan seseorang yang mengidap eksibisionis adalah dengan psikoterapi, obat-obatan dan juga terapi seks.Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung sekaligus penulis buku "Survive Menghadapi Quarter Life Crisis" mengatakan bahwa seseorang eksibisionis terkadang tidak mau mendapatkan pengobatan terkecuali ia dipaksa oleh pihak yang memiliki otoritas.
"Pengobatannya adalah dengan melakukan psikoterapi oleh ahli kejiwaan dengan cara menata ulang proses berpikirnya, agar fantasi seksual tadi bisa dikelola dan disalurkan dengan cara-cara yang tepat sesuai normatif. Ia juga mendapatkan obat-obatan dari tim medis yang tujuannya adalah untuk mengendalikan hormon seksual sehingga dorongan seksualnya bisa sedikit berkurang," papar Efnie.
Cara Menghadapi Orang yang Mengalami Gangguan Eksibisionis
Lalu, bagaimana jika kamu menjumpai penderita eksibisionis ini?"Saat melihat seseorang sedang melakukan aksi eksibisionis sebaiknya reaksi kita adalah santai, tenang, dan “cuek”. Mengapa? Saat mereka melihat kita kaget atau syok justru itu memancing mereka merasakan klimaks," kata Efnie.
"Jika sang pelaku ada laki-laki, syok yang ditunjukkan oleh perempuan yang tak dikenal karena melihat alat genitalnya akan membuat ia bisa sampai ejakulasi karena merasakan kepuasan dan sensasi yang luar biasa," ungkap Efnie.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)