FITNESS & HEALTH
5 Gejala Baby Blues dan Cara Mengatasinya
Yatin Suleha
Rabu 07 Februari 2024 / 10:05
Jakarta: Belakangan istilah baby blues makin ramai terdengar di masyarakat. Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebesar 57 persen ibu di Indonesia alami baby blues, tertinggi se-Asia. Sebenarnya apa itu baby blues?
Menurut Psikolog Reynitta Poerwito, Bach.Of Psych., M.Psi, Psikolog Klinis dari rumah sakit Eka Hospital BSD, baby blues bisa terjadi karena sang ibu mengalami banyak perubahan suasana hati, mulai dari tidak ada keinginan untuk merawat bayi, merasa sedih yang berlebihan serta merasa tidak mampu menangani dan menjalani tugas sebagai seorang ibu.
Baby blues merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan perubahan emosi yang cukup signifikan pada ibu. Keadaan emosi naik dan turun secara cepat, mudah lupa dan merasa sedih merupakan salah satu gejala dari baby blues.
Bukan gangguan mental atau kejiwaan, namun baby blues berbeda dengan postpartum depression yang tingkat keparahannya lebih tinggi.
Kerap muncul pada minggu pertama setelah persalinan dan berkelanjutan dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan, umumnya penyebab baby blues terjadi karena perubahan fisiologis yang dialami ibu setelah melahirkan dan intensitasnya dipengaruhi oleh faktor- faktor psikologis.
.jpg)
(Gejala utama sekaligus yang paling mudah terlihat dari baby blues syndrome adalah mudah marah dan tersinggung. Pengidap baby blues sering kali merasa tersinggung dengan perkataan orang lain, meski sebenarnya orang tersebut bermaksud baik. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Baby blues adalah tingkat terendah dari postpartum depression (depresi pasca melahirkan), yang ditandai dengan mood swing. Biasanya ibu merasa kebingungan dalam menerima perubahan yang terjadi pada diri atau kehidupannya, sehingga kesulitan mengolah perasaan yang muncul seperti kebahagiaan, kebingungan, ketakutan, kekhawatiran, dll.
Lalu, bagaimana ciri dari ibu yang merasa baby blues? Psikolog Reynitta menjelaskan bahwa pendamping dan orang terdekat diharapkan dapat memerhatikan juga mengenali beberapa gejala yang mungkin terlihat, karena biasanya sang ibu tidak menyadari bahwa ia terkena baby blues.
Apabila ibu menangis tanpa sebab yang jelas, sensitif terhadap lingkungan, insomnia, emosi tidak stabil, sedih dan cemas berlebih, merasa tidak berdaya, kelelahan serta sulit konsentrasi, kemungkinan sang ibu mengalami baby blues.
Dalam mengatasi baby blues kata Psikolog Reynitta, dapat dilakukan pencegahan yang bisa dimulai dari masa kehamilan sampai dengan sebelum melahirkan. Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi mood swing yang mengganggu ibu hamil, seperti:
Biasanya berawal dari ketidaktahuan seseorang mengenai penyakit/kondisi yang sedang dialami. Pelajari mood swing melalui informasi dari berbagai media dan berkonsultasi pada dokter. Dengan demikian ibu hamil menjadi lebih mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya.
Ibu hamil bisa meluangkan waktu untuk menekuni kembali hobi lama seperti melukis, menulis, membaca novel, berjalan-jalan, dan lain sebagainya untuk mengembalikan perasaan bahagia.
Olahraga dapat membantu menangani mood swing, lakukan kegiatan yang aman untuk masa kehamilan seperti senam hamil, yoga, renang, jalan pagi, stretching dan meditasi. Kamu bisa berdiskusi kepada dokter spesialis kandungan untuk mengetahui kegiatan apa yang tepat dan aman untuk kamu.
Memiliki seseorang yang bisa dipercaya untuk menuangkan perasaan akan membantu kamu untuk mendapatkan solusi ataupun sekedar bersenda gurau. Hal ini dapat membuat ibu merasa tenang serta merasa mendapat dukungan yang dibutuhkan.
Bila mood swing sudah sangat mengganggu, segera konsultasikan kepada dokter kandungan atau psikolog untuk mendapatkan bimbingan serta penanganan lebih lanjut.
Cara lain mengatasi baby blues juga bisa ibu lakukan dengan mengonsumsi asupan makanan sehat sesuai anjuran dokter gizi setelah melahirkan, sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan seimbang. Istirahat yang cukup, dan jangan lupa menikmati udara di luar rumah sambil menjemur bayi, atau berjalan-jalan dengan buah hati.
Keluarga dapat mendukung ibu dengan memberikan bantuan fisik maupun psikis yang diperlukan. Membantu menyiapkan keperluan bayi dan bergantian mengasuh sang buah hati, juga menyemangati dengan kata-kata yang menenangkan sangatlah dibutuhkan oleh seorang ibu.
Baby blues memang tidak dapat dihindari, namun dengan memerhatikan langkah-langkah di atas diharapkan dapat membantu para ibu agar bisa lebih siap dan kuat menjalaninya setelah melahirkan. Segera berkonsultasi dengan tenaga profesional kesehatan jika terlihat perubahan perasaan yang sangat signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Menurut Psikolog Reynitta Poerwito, Bach.Of Psych., M.Psi, Psikolog Klinis dari rumah sakit Eka Hospital BSD, baby blues bisa terjadi karena sang ibu mengalami banyak perubahan suasana hati, mulai dari tidak ada keinginan untuk merawat bayi, merasa sedih yang berlebihan serta merasa tidak mampu menangani dan menjalani tugas sebagai seorang ibu.
Baby blues merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan perubahan emosi yang cukup signifikan pada ibu. Keadaan emosi naik dan turun secara cepat, mudah lupa dan merasa sedih merupakan salah satu gejala dari baby blues.
Bukan gangguan mental atau kejiwaan, namun baby blues berbeda dengan postpartum depression yang tingkat keparahannya lebih tinggi.
Kerap muncul pada minggu pertama setelah persalinan dan berkelanjutan dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan, umumnya penyebab baby blues terjadi karena perubahan fisiologis yang dialami ibu setelah melahirkan dan intensitasnya dipengaruhi oleh faktor- faktor psikologis.
Mengenal baby blues
.jpg)
(Gejala utama sekaligus yang paling mudah terlihat dari baby blues syndrome adalah mudah marah dan tersinggung. Pengidap baby blues sering kali merasa tersinggung dengan perkataan orang lain, meski sebenarnya orang tersebut bermaksud baik. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Baby blues adalah tingkat terendah dari postpartum depression (depresi pasca melahirkan), yang ditandai dengan mood swing. Biasanya ibu merasa kebingungan dalam menerima perubahan yang terjadi pada diri atau kehidupannya, sehingga kesulitan mengolah perasaan yang muncul seperti kebahagiaan, kebingungan, ketakutan, kekhawatiran, dll.
Lalu, bagaimana ciri dari ibu yang merasa baby blues? Psikolog Reynitta menjelaskan bahwa pendamping dan orang terdekat diharapkan dapat memerhatikan juga mengenali beberapa gejala yang mungkin terlihat, karena biasanya sang ibu tidak menyadari bahwa ia terkena baby blues.
Apabila ibu menangis tanpa sebab yang jelas, sensitif terhadap lingkungan, insomnia, emosi tidak stabil, sedih dan cemas berlebih, merasa tidak berdaya, kelelahan serta sulit konsentrasi, kemungkinan sang ibu mengalami baby blues.
Cara menangani baby blues
Dalam mengatasi baby blues kata Psikolog Reynitta, dapat dilakukan pencegahan yang bisa dimulai dari masa kehamilan sampai dengan sebelum melahirkan. Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi mood swing yang mengganggu ibu hamil, seperti:
1. Kekhawatiran yang berlebihan
Biasanya berawal dari ketidaktahuan seseorang mengenai penyakit/kondisi yang sedang dialami. Pelajari mood swing melalui informasi dari berbagai media dan berkonsultasi pada dokter. Dengan demikian ibu hamil menjadi lebih mengerti tentang apa yang sedang dihadapinya.
2. Lakukan kegiatan yang menyenangkan
Ibu hamil bisa meluangkan waktu untuk menekuni kembali hobi lama seperti melukis, menulis, membaca novel, berjalan-jalan, dan lain sebagainya untuk mengembalikan perasaan bahagia.
3. Berolahraga yang aman untuk ibu hamil dan berelaksasi
Olahraga dapat membantu menangani mood swing, lakukan kegiatan yang aman untuk masa kehamilan seperti senam hamil, yoga, renang, jalan pagi, stretching dan meditasi. Kamu bisa berdiskusi kepada dokter spesialis kandungan untuk mengetahui kegiatan apa yang tepat dan aman untuk kamu.
4. Bicara mengenai kondisi
Memiliki seseorang yang bisa dipercaya untuk menuangkan perasaan akan membantu kamu untuk mendapatkan solusi ataupun sekedar bersenda gurau. Hal ini dapat membuat ibu merasa tenang serta merasa mendapat dukungan yang dibutuhkan.
5. Konsultasi kepada tenaga kesehatan
Bila mood swing sudah sangat mengganggu, segera konsultasikan kepada dokter kandungan atau psikolog untuk mendapatkan bimbingan serta penanganan lebih lanjut.
Cara lain mengatasi baby blues juga bisa ibu lakukan dengan mengonsumsi asupan makanan sehat sesuai anjuran dokter gizi setelah melahirkan, sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan seimbang. Istirahat yang cukup, dan jangan lupa menikmati udara di luar rumah sambil menjemur bayi, atau berjalan-jalan dengan buah hati.
Dukungan keluarga
Keluarga dapat mendukung ibu dengan memberikan bantuan fisik maupun psikis yang diperlukan. Membantu menyiapkan keperluan bayi dan bergantian mengasuh sang buah hati, juga menyemangati dengan kata-kata yang menenangkan sangatlah dibutuhkan oleh seorang ibu.
Baby blues memang tidak dapat dihindari, namun dengan memerhatikan langkah-langkah di atas diharapkan dapat membantu para ibu agar bisa lebih siap dan kuat menjalaninya setelah melahirkan. Segera berkonsultasi dengan tenaga profesional kesehatan jika terlihat perubahan perasaan yang sangat signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)