FITNESS & HEALTH

Mengenal Diet Hormon, Apakah Aman Dilakukan?

Raka Lestari
Minggu 10 Oktober 2021 / 07:00
Jakarta: Diet hormon adalah jenis diet yang berawal dari sebuah buku yang dibuat oleh Dr Natasha Turner, seorang dokter pengobatan naturopati. Diet ini bertujuan untuk mengontrol fluktuasi hormon wanita yang menyebabkan kenaikan berat badan dan masalah kesehatan lainnya.

Diet ini terdiri dari tiga tahap yang berlangsung selama enam minggu. Diet ini diklaim dapat menyelaraskan hormon dan memperbaiki fluktuasi yang menyebabkan efek buruk melalui diet tertentu. Tahapan dalam diet ini terdiri dari instruksi untuk latihan rutin, metode detoksifikasi, dan suplemen.
 

Bagaimana cara kerja diet hormon?


Fase satu terdiri dari detoksifikasi selama dua minggu dimana beberapa kelompok makanan dihilangkan. Mulai dari gluten, susu sapi, berbagai minyak, kacang tanah, gula, pemanis buatan, daging merah, jeruk, alkohol, dan kafein. 

Selama fase ini, kamu diharuskan mengonsumsi suplemen seperti minyak ikan, antiinflamasi, dan probiotik.

Fase dua memperbolehkan kembali mengonsumsi beberapa makanan sambil merinci reaksi tubuh terhadap setiap jenis makanan tersebut. Fase ini masih terbatas karena kamu menghindari apa yang disebut makanan "penghalang hormon".


diet hormon
(Centers for Disease Control (CDC) mengatakan bahwa penurunan berat badan sebanyak 5 kg harus berasal dari kombinasi perubahan pola makan dan olahraga. Foto: Ilustrasi/Pexels.com) 


Makanan tersebut antara lain ikan yang diduga memiliki kadar merkuri tinggi, daging, dan kopi yang tidak organik, buah kering seperti kismis dan kurma, kacang tanah, dan sirup jagung fruktosa tinggi.

Makanan lain yang dilarang selama fase ini adalah apa pun yang diproses, pemanis buatan, nitrat, dan biji-bijian olahan.

Fase tiga menambahkan aktivitas fisik, termasuk latihan kardiovaskular dan latihan kekuatan, dan melanjutkan diet yang sama dari fase dua.
 

Apakah diet hormon aman?


Centers for Disease Control (CDC/Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat) merekomendasikan tingkat penurunan berat badan satu hingga dua pon per minggu tetapi menekankan bahwa ini harus berasal dari kombinasi perubahan pola makan dan olahraga. 

Diet hormon mengklaim menyebabkan penurunan berat badan 12 pon (5,4 kg) dalam dua minggu pada fase satu, terlalu cepat untuk dianggap aman dan berkelanjutan.

Selain itu, penurunan berat badan pada fase satu disebabkan oleh perubahan pola makan saja karena komponen olahraga hanya ditambahkan pada fase ketiga.

"Penurunan berat badan dalam dua minggu ini dapat menetapkan harapan penurunan berat badan yang tidak realistis ketika seseorang ingin mencapai (dan mempertahankan) penurunan berat badan jangka panjang,” kata Mary Wirtz, MS, RDN, CSSD, konsultan nutrisi di Mom Loves Best.

Menurutnya, diet yang menurunkan berat badan terlalu cepat ini cenderung bisa menyebabkan siklus diet yo-yo. Dimana berat badan akan kembali lagi, atau bahkan lebih besar daripada sebelum melakukan diet itu sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH