FITNESS & HEALTH
Termasuk Autoimun, Berikut Dampak dari Post-covid Syndrome
Raka Lestari
Kamis 27 Januari 2022 / 15:41
Jakarta: Post-covid syndrome merupakan sejumlah masalah kesehatan atau gejala yang baru, kembali muncul, atau terus terjadi selama 4 minggu bahkan lebih sejak pertama kali seseorang terinfeksi virus penyebab covid-19. Post-covid syndrome ini bisa menyebabkan berbagai dampak kesehatan, bahkan bisa menyebabkan autoimun.
"Post-covid syndrome tidak hanya terjadi pada penyintas covid-19 yang bergejala berat saja. Penyintas covid-19 dengan gejala ringan, bahkan tidak bergejala, juga dapat mengalaminya," ujar dr. Desilia Atikawati, Sp.P, FAPSR selaku dokter spesialis paru dan pernapasan yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah.
Gejala- gejala yang sering dilaporkan antara lain:
· Sesak napas/sulit bernapas lega
· Fatigue/rasa lelah
· Gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas/post-exertion malaise
· Kesulitan berpikir/berkonsentrasi/brain fog
· Batuk
· Nyeri dada/perut
· Pusing
· Rasa berdebar
· Nyeri otot/sendi
· Rasa kesemutan
· Diare
· Gangguan tidur
· Demam
· Pusing ketika berdiri/lightheadedness
· Ruam kulit
· Perubahan suasana hati
· Perubahan kemampuan indra penciuman/perasa
· Perubahan siklus menstruasi
· Rambut rontok
Penelitian Lancet yang dipimpin oleh ilmuwan dari University College London (UCL), merupakan penelitian peer-reviewed terbesar tentang post-povid syndrome yang melibatkan 3.765 partisipan dari 56 negara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 91 persen partisipan membutuhkan waktu lebih dari 35 minggu untuk pulih sepenuhnya.
Selama sakit, partisipan mengalami rata-rata 55,9 gejala yang melibatkan 9,1 sistem organ. Gejala yang paling sering ditemukan setelah bulan keenam adalah kelelahan, post-exertion malaise, dan gangguan kognitif.
Sebanyak 85,9 persen partisipan mengalami kekambuhan gejala yang terutama dicetuskan oleh olahraga, aktivitas fisik atau mental, serta stres. Sedangkan sebanyak 1.700 partisipan membutuhkan pengurangan waktu kerja. Gangguan kognitif atau ingatan ditemukan di seluruh grup usia.
Sebagian penderita covid-19 yang bergejala berat mengalami dampak multiorgan atau kondisi autoimun dalam waktu yang lebih panjang dengan gejala yang menetap hingga beberapa bulan setelahnya.
"Dampak multiorgan dapat melibatkan banyak sistem tubuh, seperti jantung, paru, ginjal, kulit, dan fungsi otak. Sedangkan kondisi autoimun terjadi ketika sistem imun mengalami kesalahan dan menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, yang menyebabkan inflamasi (peradangan) atau kerusakan jaringan di berbagai bagian tubuh," jelas dr. Desilia.
Cara paling baik untuk mencegah post-covid syndrome adalah dengan mencegah terjadinya infeksi covid-19. Bagi kamu yang sudah mendapatkan vaksinasi 1 dan 2, segera lakukan booster vaksinasi covid-19, sehingga dapat mengurangi risiko terkena covid-19 serta melindungi orang di sekitarmu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Post-covid syndrome tidak hanya terjadi pada penyintas covid-19 yang bergejala berat saja. Penyintas covid-19 dengan gejala ringan, bahkan tidak bergejala, juga dapat mengalaminya," ujar dr. Desilia Atikawati, Sp.P, FAPSR selaku dokter spesialis paru dan pernapasan yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah.
Gejala- gejala yang sering dilaporkan antara lain:
· Sesak napas/sulit bernapas lega
· Fatigue/rasa lelah
· Gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas/post-exertion malaise
· Kesulitan berpikir/berkonsentrasi/brain fog
· Batuk
· Nyeri dada/perut
· Pusing
· Rasa berdebar
· Nyeri otot/sendi
· Rasa kesemutan
· Diare
· Gangguan tidur
· Demam
· Pusing ketika berdiri/lightheadedness
· Ruam kulit
· Perubahan suasana hati
· Perubahan kemampuan indra penciuman/perasa
· Perubahan siklus menstruasi
· Rambut rontok
Penelitian Lancet yang dipimpin oleh ilmuwan dari University College London (UCL), merupakan penelitian peer-reviewed terbesar tentang post-povid syndrome yang melibatkan 3.765 partisipan dari 56 negara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari 91 persen partisipan membutuhkan waktu lebih dari 35 minggu untuk pulih sepenuhnya.
Selama sakit, partisipan mengalami rata-rata 55,9 gejala yang melibatkan 9,1 sistem organ. Gejala yang paling sering ditemukan setelah bulan keenam adalah kelelahan, post-exertion malaise, dan gangguan kognitif.
Sebanyak 85,9 persen partisipan mengalami kekambuhan gejala yang terutama dicetuskan oleh olahraga, aktivitas fisik atau mental, serta stres. Sedangkan sebanyak 1.700 partisipan membutuhkan pengurangan waktu kerja. Gangguan kognitif atau ingatan ditemukan di seluruh grup usia.
Bisa menyebabkan autoimun
Sebagian penderita covid-19 yang bergejala berat mengalami dampak multiorgan atau kondisi autoimun dalam waktu yang lebih panjang dengan gejala yang menetap hingga beberapa bulan setelahnya.
"Dampak multiorgan dapat melibatkan banyak sistem tubuh, seperti jantung, paru, ginjal, kulit, dan fungsi otak. Sedangkan kondisi autoimun terjadi ketika sistem imun mengalami kesalahan dan menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, yang menyebabkan inflamasi (peradangan) atau kerusakan jaringan di berbagai bagian tubuh," jelas dr. Desilia.
Cara paling baik untuk mencegah post-covid syndrome adalah dengan mencegah terjadinya infeksi covid-19. Bagi kamu yang sudah mendapatkan vaksinasi 1 dan 2, segera lakukan booster vaksinasi covid-19, sehingga dapat mengurangi risiko terkena covid-19 serta melindungi orang di sekitarmu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)