FITNESS & HEALTH
Dokter Harvard Ungkap 5 Makanan Harian yang Dapat Sebabkan Kanker
Mia Vale
Senin 23 Juni 2025 / 15:05
Jakarta: Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti masyarakat. Meskipun faktor genetik dan lingkungan berperan besar, pilihan makanan sehari-hari juga diam-diam memengaruhi risiko kanker.
Dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial, Dr Saurabh Sethi, seorang ahli gastroenterologi lulusan Harvard, menyoroti beberapa jenis makanan sehari-hari yang secara ilmiah dikaitkan dengan perkembangan dan progresi kanker.
Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Bantu Cegah dan Kurangi Risiko Kanker Payudara
Dijelaskan oleh Dr. Saurabh Sethi melalui Times of India, sosis dan daging olahan, diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai karsinogen Kelompok 1.
Artinya ada bukti jelas yang menghubungkannya dengan kanker, terutama kanker kolorektal. Namun, ada hal yang mengejutkan, mengurangi atau menghilangkan makanan ini dari piring dapat memberikan dampak positif yang serius pada kesehatan jangka panjang.
Berikut beberapa makanan yang perlu diperhatikan, karena bisa memicu timbulnya kanker.
.jpg)
(Sebuah penelitian menyatakan bahwa konsumsi minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko munculnya kanker secara umum. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Minuman bersoda dan minuman berperasa sering dianggap sebagai sumber energi atau peningkat suasana hati yang cepat. Dr Sethi menekankan bahwa minuman manis tidak hanya meningkatkan kadar gula darah, tetapi juga memicu peradangan kronis dan dapat mempercepat perkembangan kanker.
Ibaratnya sering mengonsumsi minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker terkait sama saja memberi makan sel kanker - kanker payudara, pankreas, dan usus besar - secara diam-diam.
Samosa yang renyah atau segenggam kentang goreng sering dianggap sebagai makanan yang tidak berbahaya. Menggoreng dengan minyak yang banyak, terutama menggunakan minyak yang digunakan kembali, menyebabkan terbentuknya akrilamida, yakni senyawa yang diketahui dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko kanker.
"Konsumsi makanan yang digoreng secara teratur dikaitkan dengan stres oksidatif dan peradangan kronis, lingkungan tempat kanker tumbuh subur," Dr. Sethi menekankan.
Memanggang atau menggoreng sayuran dan camilan dengan udara terbuka dapat mengurangi penggunaan minyak secara drastis sekaligus menjaga kerenyahannya.
Dokter Sethi memperingatkan agar tidak mengonsumsi daging gosong atau terlalu matang. Memanggang pada suhu tinggi akan membentuk senyawa berbahaya seperti HCA dan PAH, yang dapat merusak DNA dan memicu kanker.
Merendam daging sebelum memanggang dan menggunakan herba seperti rosemary dapat mengurangi risiko ini. Untuk pilihan yang lebih aman, cobalah mengukus, memanggang, atau memasak dengan api kecil daripada memanggang.
Makanan ini dianggap sebagai pilihan yang kaya protein. Beberapa orang bahkan menganggapnya sebagai pilihan makanan yang lebih mudah. Namun, Dr. Sethi memperingatkan bahwa nitrat dan pengawet yang digunakan dalam daging olahan dapat merusak sel-sel yang melapisi usus dan memicu perubahan kanker.
Ganti daging olahan dengan daging rendah lemak yang dimasak di rumah seperti ayam panggang, atau bahkan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan lentil. Pilihan ini tidak terlalu memicu peradangan dan kaya akan serat dan antioksidan yang melindungi kesehatan usus.
Segelas anggur sehari terkadang bahkan direkomendasikan untuk kesehatan jantung. Tapi, Dr Sethi menunjukkan bahwa konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah sedang, dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi terkait hormon seperti kanker payudara dan hati.
Alkohol dapat mengubah kadar estrogen dan mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting seperti folat, yang berperan dalam perbaikan DNA.
Baca juga: Selain Benjolan, Waspadai 5 Tanda Kanker Payudara yang Muncul
Ingat, kanker merupakan penyakit kompleks yang dipengaruhi oleh genetika, gaya hidup, dan lingkungan. Pola makan saja tidak menentukan risiko, tetapi pola makan memainkan peran penting dalam memodulasi peradangan, mutasi sel, dan jalur detoksifikasi.
Ya, makanan merupakan salah satu dari sedikit faktor risiko kanker yang dapat kamu kendalikan setiap hari. Meskipun tidak realistis untuk menjadi sempurna, melakukan perubahan bertahap, bisa memberikan manfaat jangka panjang yang luar biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial, Dr Saurabh Sethi, seorang ahli gastroenterologi lulusan Harvard, menyoroti beberapa jenis makanan sehari-hari yang secara ilmiah dikaitkan dengan perkembangan dan progresi kanker.
Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Bantu Cegah dan Kurangi Risiko Kanker Payudara
Dijelaskan oleh Dr. Saurabh Sethi melalui Times of India, sosis dan daging olahan, diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai karsinogen Kelompok 1.
Artinya ada bukti jelas yang menghubungkannya dengan kanker, terutama kanker kolorektal. Namun, ada hal yang mengejutkan, mengurangi atau menghilangkan makanan ini dari piring dapat memberikan dampak positif yang serius pada kesehatan jangka panjang.
Berikut beberapa makanan yang perlu diperhatikan, karena bisa memicu timbulnya kanker.
1. Minuman manis
.jpg)
(Sebuah penelitian menyatakan bahwa konsumsi minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko munculnya kanker secara umum. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Minuman bersoda dan minuman berperasa sering dianggap sebagai sumber energi atau peningkat suasana hati yang cepat. Dr Sethi menekankan bahwa minuman manis tidak hanya meningkatkan kadar gula darah, tetapi juga memicu peradangan kronis dan dapat mempercepat perkembangan kanker.
Ibaratnya sering mengonsumsi minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker terkait sama saja memberi makan sel kanker - kanker payudara, pankreas, dan usus besar - secara diam-diam.
2. Makanan yang digoreng
Samosa yang renyah atau segenggam kentang goreng sering dianggap sebagai makanan yang tidak berbahaya. Menggoreng dengan minyak yang banyak, terutama menggunakan minyak yang digunakan kembali, menyebabkan terbentuknya akrilamida, yakni senyawa yang diketahui dapat memicu peradangan dan meningkatkan risiko kanker.
"Konsumsi makanan yang digoreng secara teratur dikaitkan dengan stres oksidatif dan peradangan kronis, lingkungan tempat kanker tumbuh subur," Dr. Sethi menekankan.
Memanggang atau menggoreng sayuran dan camilan dengan udara terbuka dapat mengurangi penggunaan minyak secara drastis sekaligus menjaga kerenyahannya.
3. Daging bakar
Dokter Sethi memperingatkan agar tidak mengonsumsi daging gosong atau terlalu matang. Memanggang pada suhu tinggi akan membentuk senyawa berbahaya seperti HCA dan PAH, yang dapat merusak DNA dan memicu kanker.
Merendam daging sebelum memanggang dan menggunakan herba seperti rosemary dapat mengurangi risiko ini. Untuk pilihan yang lebih aman, cobalah mengukus, memanggang, atau memasak dengan api kecil daripada memanggang.
4. Daging olahan
Makanan ini dianggap sebagai pilihan yang kaya protein. Beberapa orang bahkan menganggapnya sebagai pilihan makanan yang lebih mudah. Namun, Dr. Sethi memperingatkan bahwa nitrat dan pengawet yang digunakan dalam daging olahan dapat merusak sel-sel yang melapisi usus dan memicu perubahan kanker.
Ganti daging olahan dengan daging rendah lemak yang dimasak di rumah seperti ayam panggang, atau bahkan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan lentil. Pilihan ini tidak terlalu memicu peradangan dan kaya akan serat dan antioksidan yang melindungi kesehatan usus.
5. Alkohol
Segelas anggur sehari terkadang bahkan direkomendasikan untuk kesehatan jantung. Tapi, Dr Sethi menunjukkan bahwa konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah sedang, dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi terkait hormon seperti kanker payudara dan hati.
Alkohol dapat mengubah kadar estrogen dan mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting seperti folat, yang berperan dalam perbaikan DNA.
Baca juga: Selain Benjolan, Waspadai 5 Tanda Kanker Payudara yang Muncul
Ingat, kanker merupakan penyakit kompleks yang dipengaruhi oleh genetika, gaya hidup, dan lingkungan. Pola makan saja tidak menentukan risiko, tetapi pola makan memainkan peran penting dalam memodulasi peradangan, mutasi sel, dan jalur detoksifikasi.
Ya, makanan merupakan salah satu dari sedikit faktor risiko kanker yang dapat kamu kendalikan setiap hari. Meskipun tidak realistis untuk menjadi sempurna, melakukan perubahan bertahap, bisa memberikan manfaat jangka panjang yang luar biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)