FITNESS & HEALTH

Stres Selama Kehamilan Bisa Berisiko Melahirkan Bayi dengan Epilepsi?

Mia Vale
Minggu 24 November 2024 / 12:40
Jakarta: Kesehatan mental ibu hamil mempunyai pengaruh jangka panjang terhadap kesehatan dan kesejahteraan keturunannya. Sebuah penelitian baru-baru ini menyoroti pentingnya perhatian emosional bagi calon ibu. 

Hal ini dikarena para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang lahir dari wanita yang mengalami tekanan psikologis selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena epilepsi pada anak usia dini. 

Bukan hanya itu, studi tersebut mengungkapkan peningkatan risiko epilepsi sebesar 70 persen pada anak-anak berusia 1 - 3 tahun ketika ibu mereka terus menerus mengalami tekanan psikologis selama kehamilan. 

Baca juga: Simak Yuk, Ini Hal yang Perlu Dipersiapkan Calon Ibu Sebelum Persalinan

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE ini didasarkan pada analisis kelompok kelahiran yang melibatkan hampir 100 ribu peserta. Lantas apa kaitannya stres saat hamil terhadap risiko melahirkan anak dengan epilepsi?
 

Mengenal epilepsi



(Dalam jurnal kesehatan yang dimuat dalam Medicaldaily juga menyebutkan, stres selama kehamilan dapat meningkatkan risiko anak mengalami epilepsi. Stres dapat memengaruhi fungsi plasenta dan perkembangan otak janin, yang dapat berkontribusi pada gangguan saraf seperti epilepsi. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Epilepsi merupakan penyakit otak kronis yang ditandai dengan kejang, terjadi ketika sel-sel saraf tidak memberikan sinyal dengan baik. Kondisi ini memengaruhi sekitar 65 juta orang di seluruh dunia. 

Meskipun beberapa kasus epilepsi bersifat turun-temurun, faktor-faktor lain seperti gangguan perkembangan, cedera otak, dan gangguan autoimun diketahui merupakan penyebab epilepsi.

Pemicu umum serangan epilepsi termasuk stres, kurang tidur, kelelahan, penggunaan alkohol, penggunaan narkoba, perubahan hormonal selama menstruasi, penyakit, dan demam.

Namun, dalam studi terbaru yang dikutip dari Medical Daily, para peneliti menganalisis hubungan antara skor stres pada bumil dan dampak epilepsi pada anak-anak mereka. 
 

Penelitian


Dengan menggunakan Skala Distress Psikologis Kessler (K6), para peneliti mengevaluasi stres peserta berdasarkan 6 item, 2 kali selama kehamilan, 1 kali pada paruh pertama sekitar minggu ke-15, dan sekali lagi pada paruh 2 pada sekitar minggu ke-30.

Berdasarkan skor K6 mereka, peserta dikategorikan menjadi 6 kelompok, yang mencerminkan tekanan rendah atau sedang pada setiap titik waktu.

Analisis menunjukkan bahwa memiliki skor K6 ibu sebesar 5 atau lebih tinggi pada kedua waktu tersebut dikaitkan dengan risiko diagnosis epilepsi 70 persen lebih tinggi pada anak-anak berusia 1 hingga 3 tahun. 

Oleh karena itu, penyesuaian lingkungan untuk mendorong relaksasi pada ibu hamil diperlukan untuk mencegah berkembangnya epilepsi pada keturunannya, tulis para peneliti.
 

Cara kurangi stres bumil


Untuk mengurangi risiko stres dan kecemasan bumil, peneliti menyarankan terapi rileksasi, termasuk yoga, musik, relaksasi otot progresif, relaksasi pernapasan dalam, hingga hipnosis. 

Berdasarkan temuan saat ini, mereka berharap teknik menghilangkan stres ini juga bisa efektif dalam mencegah timbulnya epilepsi pada keturunannya. So bumil, jalani kehamilan dengan bahagia ya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH