FITNESS & HEALTH
RSCM Luncurkan Rezum Vapor Therapy Training Center, Pertama di Indonesia!
Aulia Putriningtias
Selasa 30 September 2025 / 17:28
Jakarta: Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Selasa, 30 September 2025, resmi meluncurkan Rezum Therapy Training Center yang pertama di Indonesia. Pusat pelatihan ini bertujuan untuk memberikan akses terapi pembesaran prostat jinak (BPH) berbasis teknologi minimal invasif dan menjadi fasilitas pelatihan terstandarisasi.
Studi global menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen pria usia di atas 60 tahun mengalami gejala BPH dan prevalensinya dapat mencapai 80 persen pada usia di atas 80 tahun.
Di Indonesia, dengan jumlah penduduk pria usia lanjut yang terus meningkat, beban BPH juga semakin besar terhadap kualitas hidup dan layanan kesehatan.
BPH sendiri merupakan pembesaran prostat jinak atau Benign Prostatic Hyperplasia, yang merupakan sebuah kondisi terjadinya pembesaran dan penambahan jumlah pembengkakan terjadinya pembesaran sel-sel prostat. Berbeda dengan kanker prostat, pembesaran sel-sel pada BPH ini bersifat jinak.
Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar, Sp.U(K), Ph.D. mengatakan bahwa BPH ini merupakan salah satu penyakit urologi yang paling serig dijumpai pada pria usia lanjut.
Gejala yang ditimbulkan adalah sering buang air kecil, pancaran urine melemah, serta perasaan tidak tuntas setelah berkemih, yang dapat mengganggu aktvitas sehari-hari.
.jpg)
(Terapi Rezum adalah prosedur minimally invasif untuk mengobati Hiperplasia Prostat Jinak (BPH) atau pembesaran prostat, yang menggunakan uap air untuk menghancurkan jaringan prostat berlebih secara tepat. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Selama ini, penatalaksanaan BPH umumnya mengandalkan terapi obat-obatan jangka panjang atau tindakan operasi besar, seperti TURP. Kedua pilihan ini terbukti efektif, tetapi memiliki keterbatasan dan risiko efek samping, termasuk gangguan fungsi seksual atau komplikasi pascaoperasi.
"Dengan hadirnya inovasi baru seperti Rezum, kita memiliki alternatif terapi yang lebih aman, efektif, dan minim invasif untuk pasien BPH," ungkap Prof. Chaidir dalam acara peluncuran Rezum Therapy Training Center di RSCM.
Prof. dr. Agus Rizal A.H. Hamid, Sp.U(K), FICRS, Ph.D menjelaskan keunggulan dari tatalaksana Rezum Water Vapor untuk BPH.
Ia menuturkan bahwa yang menjadi keunggulan serta keunikan dari tatalaksana ini adalah sumber panas dari Water Vapor Energy untuk mengecilkan kelenjar prostat. Kemudian, waktu pelaksanaannya yang relatif pendek, yakni sekitar 15 hingga 30 menit saja.
"Setiap bagian bengkaknya (kelenjar prostat) disemprotkan dengan air yang panas, waktunya sekitar 9 detik. Kira-kira kalau kita gabungkan semuanya, hanya memakan waktu 15 menit atau 30 menit. Sekitar kurang dari 1 jam sudah selesai operasi," ungkap Prof. Agus.
Prosedur ini dilakukan secara minimal invasif melalui sistoskopi tanpa insisi, dengan gejala mulai membaik dalam 3 minggu dan hasil optimal pada 3 bulan.
Keunggulan lain adalah efek samping minimal terhadap fungsi seksual, termasuk ejakulasi, sehingga kualitas hidup pasien tetap terjaga.
Selain itu, dengan hadirnya Training Center di RSCM, bukan hanya saja mengobati pasien dengan minimal invasif, tetapi juga manfaat Rezum akan semakin luas digunakan. Para dokter spesialis urologi pun juga memilik wadah untuk melakukan pelatihan dalam menghadapi masalah kesehatan ini.
"Dengan adanya Training Center, semakin banyak urolog dapat dijangkau dan pelatihan dapat dilakukan lebih sering, sehingga manfaat Rezum akan semakin luas dirasakan masyarakat," imbuh Prof. Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Studi global menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen pria usia di atas 60 tahun mengalami gejala BPH dan prevalensinya dapat mencapai 80 persen pada usia di atas 80 tahun.
Di Indonesia, dengan jumlah penduduk pria usia lanjut yang terus meningkat, beban BPH juga semakin besar terhadap kualitas hidup dan layanan kesehatan.
BPH sendiri merupakan pembesaran prostat jinak atau Benign Prostatic Hyperplasia, yang merupakan sebuah kondisi terjadinya pembesaran dan penambahan jumlah pembengkakan terjadinya pembesaran sel-sel prostat. Berbeda dengan kanker prostat, pembesaran sel-sel pada BPH ini bersifat jinak.
Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar, Sp.U(K), Ph.D. mengatakan bahwa BPH ini merupakan salah satu penyakit urologi yang paling serig dijumpai pada pria usia lanjut.
Gejala yang ditimbulkan adalah sering buang air kecil, pancaran urine melemah, serta perasaan tidak tuntas setelah berkemih, yang dapat mengganggu aktvitas sehari-hari.
.jpg)
(Terapi Rezum adalah prosedur minimally invasif untuk mengobati Hiperplasia Prostat Jinak (BPH) atau pembesaran prostat, yang menggunakan uap air untuk menghancurkan jaringan prostat berlebih secara tepat. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Selama ini, penatalaksanaan BPH umumnya mengandalkan terapi obat-obatan jangka panjang atau tindakan operasi besar, seperti TURP. Kedua pilihan ini terbukti efektif, tetapi memiliki keterbatasan dan risiko efek samping, termasuk gangguan fungsi seksual atau komplikasi pascaoperasi.
"Dengan hadirnya inovasi baru seperti Rezum, kita memiliki alternatif terapi yang lebih aman, efektif, dan minim invasif untuk pasien BPH," ungkap Prof. Chaidir dalam acara peluncuran Rezum Therapy Training Center di RSCM.
Keunggulan dari Rezum Water Vapor untuk tatalaksana BPH
Prof. dr. Agus Rizal A.H. Hamid, Sp.U(K), FICRS, Ph.D menjelaskan keunggulan dari tatalaksana Rezum Water Vapor untuk BPH.
Ia menuturkan bahwa yang menjadi keunggulan serta keunikan dari tatalaksana ini adalah sumber panas dari Water Vapor Energy untuk mengecilkan kelenjar prostat. Kemudian, waktu pelaksanaannya yang relatif pendek, yakni sekitar 15 hingga 30 menit saja.
"Setiap bagian bengkaknya (kelenjar prostat) disemprotkan dengan air yang panas, waktunya sekitar 9 detik. Kira-kira kalau kita gabungkan semuanya, hanya memakan waktu 15 menit atau 30 menit. Sekitar kurang dari 1 jam sudah selesai operasi," ungkap Prof. Agus.
Prosedur ini dilakukan secara minimal invasif melalui sistoskopi tanpa insisi, dengan gejala mulai membaik dalam 3 minggu dan hasil optimal pada 3 bulan.
Keunggulan lain adalah efek samping minimal terhadap fungsi seksual, termasuk ejakulasi, sehingga kualitas hidup pasien tetap terjaga.
Selain itu, dengan hadirnya Training Center di RSCM, bukan hanya saja mengobati pasien dengan minimal invasif, tetapi juga manfaat Rezum akan semakin luas digunakan. Para dokter spesialis urologi pun juga memilik wadah untuk melakukan pelatihan dalam menghadapi masalah kesehatan ini.
"Dengan adanya Training Center, semakin banyak urolog dapat dijangkau dan pelatihan dapat dilakukan lebih sering, sehingga manfaat Rezum akan semakin luas dirasakan masyarakat," imbuh Prof. Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)