FITNESS & HEALTH

Tidak Berkaitan, WHO Nyatakan Ponsel Tidak Menyebabkan Kanker Otak

Mia Vale
Minggu 08 September 2024 / 20:06
Jakarta: Kabar gembira bagi orang yang (sangat) aktif menggunakan ponsel. Sebuah tinjauan yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai potensi risiko radiasi ponsel tidak menemukan hubungan antara penggunaan ponsel dan kanker otak. Bahkan bagi orang-orang yang menghabiskan sepanjang hari terpaku pada ponsel cerdas mereka.

Sebelas ahli dari 10 negara meneliti penelitian ilmiah selama beberapa dekade untuk mencapai kesimpulan tentang topik hangat yang menjadi perhatian para ahli dan regulator kesehatan. 

Mereka mengamati 5.000 penelitian yang diterbitkan antara tahun 1994 dan 2022, dan menyempit menjadi 63 penelitian untuk analisis akhir yang diterbitkan pada hari Selasa. Inilah yang perlu kamu ketahui tentang ponsel pintar dan kanker.
 

Ini kata peneliti


Panel ahli meneliti apakah ada hubungan antara kanker dan peningkatan paparan frekuensi radio yang biasa digunakan oleh perangkat elektronik nirkabel, termasuk ponsel. 

Mereka, seperti yang dilansir dari Washington Post, menemukan risiko kanker otak tidak meningkat, bahkan dengan penggunaan ponsel dalam waktu lama (didefinisikan sebagai 10 tahun atau lebih), di antara mereka yang menghabiskan banyak waktu di depan ponsel, atau pada orang yang sering menelepon. 

Mereka juga tidak menemukan peningkatan risiko leukemia atau kanker otak pada anak-anak yang terpapar pemancar radio, TV, atau menara telepon seluler. 

“Hasil ini sangat meyakinkan,” tegas Ken Karipidis, penulis utama tinjauan tersebut. Penggunaan telepon seluler telah “meroket,” kata Karipidis, yang bekerja untuk otoritas perlindungan radiasi dan nuklir Australia, namun tidak ada peningkatan dalam kejadian kanker otak.


(Sebuah tinjauan ilmiah yang diprakarsai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap hubungan penggunaan ponsel dengan peningkatan risiko kanker otak, sebuah isu yang sudah cukup lama bergulir. Tim peneliti menemukan tidak ada hubungan antara penggunaan ponsel dan peningkatan risiko kanker otak, seperti disiarkan laman South China Morning Post, Rabu, 4 September 2024. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

Ponsel dan radiasi


Pada dasarnya, radiasi merupakan energi yang berpindah dari satu titik ke titik lain. Jenisnya pun beragam, misal, radiasi ultraviolet dari matahari. Jadi boleh dibilang, manusia setiap hari pun terpapar gelombang radio tingkat rendah. 

Meski sebenarnya Karipidis tak menampik bahwa radiasi dari ponsel memang lebih besar dari perangkat elektronik lain, karena pemakaiannya yang dekat dengan kepala.

Badan Internasional untuk penelitian kanker, badan kanker WHO, menglasifikasikan paparan gelombang radio sebagai kemungkinan karsinogen bagi manusia pada tahun 2011 – berdasarkan bukti terbatas dari studi observasional. 

Ponsel — bersama dengan jaringan Wi-Fi, stasiun radio, remote control, dan GPS — menggunakan gelombang energi radio yang tidak terlihat ini untuk mengirimkan panggilan dan pesan teks.

Kategorisasi WHO tidak berarti bahwa gelombang radio pasti bersifat karsinogen – seperti bahan kimia dalam asap rokok – menurut Karipidis. 

Dia mencatat bedak bubuk dan lidah buaya juga dianggap mungkin bersifat karsinogen, berdasarkan bukti yang terbatas. Sejak saat itu, semakin banyak penelitian yang dilakukan mengenai gelombang radio dan penelitiannya cukup ekstensif, sehingga mendorong WHO untuk melakukan tinjauan terbaru.

Karipidis mengatakan, masalah yang ada pada beberapa penelitian awal adalah penelitian ini bergantung pada studi kasus-kontrol yang membandingkan tanggapan orang-orang yang mengidap kanker otak dengan mereka yang tidak mengidap penyakit tersebut. 

Hal ini yang membikin bias. Dia mengatakan seseorang dengan tumor otak ingin tahu mengapa mereka terkena tumor otak dan cenderung melaporkan paparan mereka secara berlebihan. "Studi kohort yang lebih komprehensif “belum menunjukkan hubungan seperti itu,” tandasnya menambahkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH