FITNESS & HEALTH

RAN jadi Strategi Nasional untuk Turunkan Angka Kematian akibat Kanker Payudara

Medcom
Jumat 01 November 2024 / 13:10
Jakarta: Menurut Global Cancer Observatory (Globocan) 2022, setiap tahunnya, lebih dari 66.000 wanita Indonesia menerima diagnosis kanker payudara dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, yaitu 30% dari total kasus. Kemudian ada statistik yang memprihatinkan, di mana lebih dari 48% pasien didiagnosis pada Stadium III dan 20% pada Stadium IV, dan 70% pasien meninggal atau mengalami masalah finansial hanya dalam waktu 12 bulan sejak terdiagnosa.

Menyoroti prevalensi di atas, A2KPI (Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia) mengapresiasi Pemerintah atas peluncuran Rencana Kanker Nasional 2024-2034. A2KPI juga menyerukan agar segera ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara (RAN Kanker Payudara).

"Kami mengapresiasi dan menyambut baik komitmen Pemerintah atas pengendalian kanker yang lebih komprehensif melalui peluncuran Rencana Kanker Nasional 2024 - 2034," ujar Aryanthi Baramuli Putri, Ketua panitia A2KPI.

Baca juga: Sukseskan Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara

"Komitmen baik ini harus segera ditindaklanjuti dengan strategi implementasi yang tertuang dalam rencana aksi nasional khusus kanker payudara disertai rencana pendanaan yang memadai agar implementasinya bisa optimal, mengingat beban penyakit yang sangat besar," jelasnya lebih lanjut.

RAN Kanker Payudara adalah strategi nasional untuk menurunkan beban penyakit kanker payudara dan mencapai target penurunan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 2.5% per tahun, sebagaimana ditetapkan oleh WHO melalui Global Breast Cancer Initiative.

Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), hingga saat ini, kanker payudara masih menjadi jenis kanker terbanyak nomor 2 di kalangan perempuan di Indonesia, dan salah satu penyebab utama kematian terkait kanker. Hampir 70% diketahui sudah pada stadium lanjut.

Oleh sebab itu, penanganan kanker menjadi salah satu prioritas Pemerintah dan rencana strategisnya tertuang dalam Rencana Kanker Nasional 2024 - 2034 yang diluncurkan awal Oktober lalu.

"Sebagai langkah lanjut dari inisiasi A2KPI, Kementerian Kesehatan akan menyusun Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara dan mengadopsi rekomendasi yang diberikan A2KPI menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Mari kita deteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan Sadari, Sadanis dan Pemeriksaan USG serta Mamografi," ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.

A2KPI menyatakan kesiapan penuh untuk berperan dan terlibat secara aktif dalam penyusunan RAN Kanker Payudara, memastikan bahwa rencana ini selaras dengan kebutuhan pasien dan dapat diimplementasikan secara efektif.

Samantha Barbara, Dewan Penasehat Lovepink Indonesia menegaskan, tujuan utama dari upaya penanggulangan kanker payudara adalah untuk memberikan hasil penanganan yang lebih baik bagi pasien. Oleh karena itu, pasien adalah pemangku kepentingan kunci dalam penyusunan dan implementasi RAN Kanker Payudara.

A2KPI menegaskan kembali bahwa penanganan kanker payudara adalah upaya yang kompleks dan membutuhkan kolaborasi lintas sektoral antara Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Selain menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah dalam memerangi kanker, A2KPI juga mendorong agar implementasi, pengawasan (monitoring), dan evaluasi dari rencana ini dapat segera dilakukan, melalui penyusunan 'Rencana Aksi Nasional (RAN) Kanker Payudara' yang selaras dengan target WHO-GBCI dan didukung pendanaan yang memadai.

Selanjutnya, A2KPI siap berperan aktif dalam penyusunan RAN ini, sesuai dengan peran masing-masing LSM dan komunitas pemerhati kanker. Melalui sinergi ini, A2KPI berkomitmen untuk terus mensosialisasikan, mengedukasi, dan mendorong deteksi dini dan skrining kanker payudara, untuk pencegahan dan pengendalian yang lebih baik di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH