FITNESS & HEALTH
RS Siloam MRCCC Semanggi Dukung Ajang Pertemuan Dokter Ahli Kanker Payudara dalam APBCS
Medcom
Senin 11 Maret 2024 / 08:05
Jakarta: RS Siloam Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center Semanggi (MRCCC), yang merupakan salah satu rumah sakit kanker terbaik di kawasan Asia Pasifik, mendapatkan kepercayaan menjadi official healthcare partner dalam penyelenggaraan Asia Pacific Breast Cancer Summit (APBCS) 2024.
Pertemuan yang telah berlangsung dari tanggal 1 hingga 3 Maret 2024 lalu di Nusa Dua Convention Centre, Bali tersebut menghadirkan para ahli dan peneliti global, regional, dan lokal untuk meningkatkan perawatan pasien kanker payudara, sesuai dengan temanya “Reaching New Heights in Breast Cancer Care”.
Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 10 tenaga ahli dari MRCCC juga turut berpartisipasi baik sebagai pembicara maupun sebagai panelis.
.jpeg)
(Selama lebih dari 12 tahun, Asia Pacific Breast Cancer Summit (APBCS) telah berkembang menjadi platform utama di bidang manajemen kanker payudara di kawasan Asia Pasifik. Komite ilmiah dan panitia penyelenggara menghadirkan para ahli dan penelitian global, regional, dan lokal terbaik untuk meningkatkan perawatan pasien. Foto: Dok. Istimewa)
Menurut Dr. Shaheenah Dawood, Ketua Penyelenggara APBCS 2024 mengatakan, “Selama lebih dari 12 tahun, APBCS telah berkembang menjadi platform utama di bidang manajemen kanker payudara di kawasan Asia Pasifik. Dampak dari APBCS telah bergema di berbagai wilayah Asia Pasifik dan Indonesia menandai babak baru dalam perjalanan APBCS yang ke-12 pada tahun 2024 ini."
"APBCS 2024 akan menjadi ajang pertemuan para ahli yang berdedikasi untuk mendorong batas-batas pengetahuan di bidang kanker payudara. Selain itu, kami pun menyambut gembira atas kontribusi MRCCC di ajang ini sebagai official healthcare partner dan mengutus para dokter ahlinya ke ajang APBCS 2024 untuk berbagi wawasan di bidang kanker payudara,” sambung Dr. Shaheenah Dawood lagi.
Lebih lanjut, dr. Adityawati Ganggaiswari, M.Biomed., MARS, Direktur MRCCC mengungkapkan, “Ajang APBCS 2024 yang berlangsung dalam tiga hari ini, mencakup sesi bedah onkologi, keperawatan onkologi, pencitraan, tinjauan Best of SABCS, dan diskusi mendalam tentang temuan-temuan canggih, perkembangan terkini, tumor molekuler, serta kasus-kasus yang menantang dalam APBCS."
"Untuk itu, kami merasa sangat perlu untuk turut berpartisipasi di ajang ini karena selalu ada temuan-temuan dan metode penanganan terbaru. Selain itu, kami pun sangat bangga dapat menjadi bagian dari APBCS 2024 sebagai official healthcare partner,” terang dr. Adityawati.

(Sebagai official healthcare partner dalam acara tersebut, para dokter spesialis dari MRCCC juga turut berpartisipasi baik sebagai pembicara maupun sebagai panelis. Foto: Dok. Istimewa)
Selain itu, hadir pula sebagai panelis enak dokter spesialis dari MRCCC dan RS Siloam Denpasar Bali, yaitu dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp.PD, KHOM, Dr. dr. Samuel Haryono, Sp.B(K)-Onk, dr. Alban Dien, Sp.B(K)-Onk, Dr. dr. Denny Handoyo, Sp.Rad-Onk, Dr. dr. Rini Andriani, Sp.N, Subsp.N-Onk(K), dan dr. Ni G.A. Arini Junita Putri Kardinal, Sp.PD-KHOM.
Menurut Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, salah satu dokter ahli dari MRCCC Siloam yang menjadi panelis dan pembicara yang mengangkat topik 'Standards of Care in Early TNBC (Triple-negative breast cancer)' atau standar perawatan pada kanker payudara triple-negative, “Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum ditemui di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita."
Lebih lanjut Dr. Jeffry mengatakan, "Di Indonesia sendiri, Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan sebesar 70 persen pasien kanker payudara telah memasuki stadium 3 saat terdeteksi. Padahal, prognosis kemungkinan hidup pasien kanker payudara rata-rata dalam 5 tahun bisa mencapai 90-95 persen pada Stadium 1, 70-75 persen Stadium 2, serta 10-25 persen Stadium 3 dan 4."
"Meskipun prevalensinya tinggi, deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini secara signifikan. Tingginya angka prevalensi kanker payudara menunjukkan pentingnya deteksi dini, baik secara mandiri maupun medis,” sambung Dr. Jeffry.
Lebih lanjut Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM mengatakan, “Di APBCS 2024 ini, kami membicarakan sekaligus berdiskusi dengan para peserta forum para dokter ahli dari Asia Pacific, mengenai standar perawatan pada kanker payudara triple-negative, mulai dari kasus-kasus menantang dalam penyakit kanker payudara HER2-positif (misalnya perubahan status reseptor dari penyakit preop ke penyakit residu, Brain Mets, dan lain-lain)"
"Kasus-kasus TNBC yang paling sering ditemui di Indonesia, hingga permasalahan yang menantang dalam kasus kanker payudara HR+ve,” pungkas Dr. Jeffry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Pertemuan yang telah berlangsung dari tanggal 1 hingga 3 Maret 2024 lalu di Nusa Dua Convention Centre, Bali tersebut menghadirkan para ahli dan peneliti global, regional, dan lokal untuk meningkatkan perawatan pasien kanker payudara, sesuai dengan temanya “Reaching New Heights in Breast Cancer Care”.
Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 10 tenaga ahli dari MRCCC juga turut berpartisipasi baik sebagai pembicara maupun sebagai panelis.
.jpeg)
(Selama lebih dari 12 tahun, Asia Pacific Breast Cancer Summit (APBCS) telah berkembang menjadi platform utama di bidang manajemen kanker payudara di kawasan Asia Pasifik. Komite ilmiah dan panitia penyelenggara menghadirkan para ahli dan penelitian global, regional, dan lokal terbaik untuk meningkatkan perawatan pasien. Foto: Dok. Istimewa)
Menurut Dr. Shaheenah Dawood, Ketua Penyelenggara APBCS 2024 mengatakan, “Selama lebih dari 12 tahun, APBCS telah berkembang menjadi platform utama di bidang manajemen kanker payudara di kawasan Asia Pasifik. Dampak dari APBCS telah bergema di berbagai wilayah Asia Pasifik dan Indonesia menandai babak baru dalam perjalanan APBCS yang ke-12 pada tahun 2024 ini."
"APBCS 2024 akan menjadi ajang pertemuan para ahli yang berdedikasi untuk mendorong batas-batas pengetahuan di bidang kanker payudara. Selain itu, kami pun menyambut gembira atas kontribusi MRCCC di ajang ini sebagai official healthcare partner dan mengutus para dokter ahlinya ke ajang APBCS 2024 untuk berbagi wawasan di bidang kanker payudara,” sambung Dr. Shaheenah Dawood lagi.
Lebih lanjut, dr. Adityawati Ganggaiswari, M.Biomed., MARS, Direktur MRCCC mengungkapkan, “Ajang APBCS 2024 yang berlangsung dalam tiga hari ini, mencakup sesi bedah onkologi, keperawatan onkologi, pencitraan, tinjauan Best of SABCS, dan diskusi mendalam tentang temuan-temuan canggih, perkembangan terkini, tumor molekuler, serta kasus-kasus yang menantang dalam APBCS."
"Untuk itu, kami merasa sangat perlu untuk turut berpartisipasi di ajang ini karena selalu ada temuan-temuan dan metode penanganan terbaru. Selain itu, kami pun sangat bangga dapat menjadi bagian dari APBCS 2024 sebagai official healthcare partner,” terang dr. Adityawati.
Para tenaga ahli tenaga dari MRCCC yang turut hadir antara lain:

(Sebagai official healthcare partner dalam acara tersebut, para dokter spesialis dari MRCCC juga turut berpartisipasi baik sebagai pembicara maupun sebagai panelis. Foto: Dok. Istimewa)
- 1. Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM sebagai pembicara dan panelis dengan topik “Standards of Care in Early TNBC”
- 2. DR. dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM sebagai pembicara dengan topik “Unique Issues in TNBC”
- 3. Dr. Ralph Girson Gunarsa, Sp.PD-KHOM sebagai moderator dengan topik “Tumor Board 2: Challenging Cases in TNBC” dan sebagai chairperson pada sesi “Genomics for Breast Cancer”
- 4. DR. dr. Cosphiadi Irawan, Sp.PD-KHOM sebagai pembicara dengan topik dan “HR Positive HER2 Negative and Bone Metastasis: Genomic Point of View” dan “Do We Need or Not Need Adjuvant Chemotherapy in Hormonal Receptor Positive HER2 Negative EBC?”
Selain itu, hadir pula sebagai panelis enak dokter spesialis dari MRCCC dan RS Siloam Denpasar Bali, yaitu dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp.PD, KHOM, Dr. dr. Samuel Haryono, Sp.B(K)-Onk, dr. Alban Dien, Sp.B(K)-Onk, Dr. dr. Denny Handoyo, Sp.Rad-Onk, Dr. dr. Rini Andriani, Sp.N, Subsp.N-Onk(K), dan dr. Ni G.A. Arini Junita Putri Kardinal, Sp.PD-KHOM.
Menurut Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, salah satu dokter ahli dari MRCCC Siloam yang menjadi panelis dan pembicara yang mengangkat topik 'Standards of Care in Early TNBC (Triple-negative breast cancer)' atau standar perawatan pada kanker payudara triple-negative, “Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum ditemui di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita."
Lebih lanjut Dr. Jeffry mengatakan, "Di Indonesia sendiri, Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan sebesar 70 persen pasien kanker payudara telah memasuki stadium 3 saat terdeteksi. Padahal, prognosis kemungkinan hidup pasien kanker payudara rata-rata dalam 5 tahun bisa mencapai 90-95 persen pada Stadium 1, 70-75 persen Stadium 2, serta 10-25 persen Stadium 3 dan 4."
"Meskipun prevalensinya tinggi, deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini secara signifikan. Tingginya angka prevalensi kanker payudara menunjukkan pentingnya deteksi dini, baik secara mandiri maupun medis,” sambung Dr. Jeffry.
Lebih lanjut Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM mengatakan, “Di APBCS 2024 ini, kami membicarakan sekaligus berdiskusi dengan para peserta forum para dokter ahli dari Asia Pacific, mengenai standar perawatan pada kanker payudara triple-negative, mulai dari kasus-kasus menantang dalam penyakit kanker payudara HER2-positif (misalnya perubahan status reseptor dari penyakit preop ke penyakit residu, Brain Mets, dan lain-lain)"
"Kasus-kasus TNBC yang paling sering ditemui di Indonesia, hingga permasalahan yang menantang dalam kasus kanker payudara HR+ve,” pungkas Dr. Jeffry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)