FITNESS & HEALTH

Wajib Tahu! 5 Alasan Kamu Tidak Boleh Mengonsumsi Gula Berlebihan

Yuni Yuli Yanti
Jumat 31 Januari 2025 / 10:49
Jakarta: Para ahli percaya bahwa konsumsi gula yang berlebihan adalah salah satu dari banyak penyebab obesitas selain faktor genetik, aktivitas fisik, dan status ekonomi.

Itu sebabnya pedoman diet menyarankan untuk membatasi kalori dari tambahan gula hingga kurang dari 10 per hari. Kementerian Kesehatan RI (Kemkes) menyebutkan batas konsumsi gula per orang yaitu 50 gram (4 sendok makan) per hari. Artinya, jika lebih dari itu, kandungan gula dalam tubuh akan memicu beberapa penyakit. 

Mengutip laman dinkes, Kasubdit Bina Konsumsi Makanan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemkes RI Pudjo Hartono, menuturkan, gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan manusia. "Jika berlebihan, gula dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2," ujarnya. 

Bukan hanya memicu obesitas dan diabetes, terdapat lima alasan lainmengapa kamu tidak boleh mengonsumsi gula secara berlebihan, antara lain: 
 

1. Menambah berat badan 

Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan orang memiliki terlalu banyak kalori, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Seperti diketahui, kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan diabetes tipe 2.

Sementara, untuk pola makan yang sehat dan seimbang, kita harus mendapatkan sebagian besar kalori dari jenis makanan lain, seperti makanan bertepung (gandum utuh jika memungkinkan) dan gula alami dari buah-buahan serta sayur-sayuran, serta hanya mengonsumsi makanan tinggi gula sesekali atau tidak sama sekali.
 

2. Memicu jerawat

Sering mengonsumsi makanan olahan, termasuk makanan dan minuman manis, telah terbukti dapat memicu risiko terkena jerawat.

Makanan dengan indeks glikemik lebih tinggi, seperti makanan manis olahan, meningkatkan gula darah lebih cepat dibandingkan makanan dengan indeks glikemik lebih rendah.

Mengonsumsi makanan manis dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan insulin, yang menyebabkan peningkatan sekresi androgen, produksi minyak, dan peradangan – yang semuanya berperan dalam perkembangan jerawat.

Mengutip dari Helathline, banyak penelitian populasi menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan yang mengonsumsi makanan tradisional non-olahan memiliki tingkat jerawat yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat perkotaan dan daerah berpenghasilan tinggi di mana makanan olahan merupakan bagian dari pola makan standarnya.
 

3. Menguras energi

Makanan tinggi gula tambahan dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan insulin, sehingga meningkatkan energi. Namun, kenaikan tingkat energi ini hanya terjadi sebentar saja.

Produk yang banyak mengandung gula tetapi kurang protein, serat, atau lemak menyebabkan peningkatan energi singkat yang segera diikuti dengan penurunan tajam gula darah, yang sering disebut sebagai crash.

Perubahan gula darah yang konstan dapat menyebabkan fluktuasi besar pada tingkat energi. Sebuah meta-analisis yang meneliti pengaruh gula terhadap suasana hati menemukan bahwa konsumsi karbohidrat, terutama gula, menurunkan kewaspadaan dalam 60 menit setelah konsumsi, dan meningkatkan kelelahan dalam 30 menit setelah konsumsi.

Untuk menghindari siklus yang menguras energi ini, pilihlah sumber karbohidrat yang rendah gula tambahan dan kaya serat. Misalnya, makan apel bersama segenggam kecil almond adalah camilan yang sangat baik untuk meningkatkan tingkat energi yang konsisten dan berkepanjangan.


(Jika berlebihan, gula dapat menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

4. Sulit tidur

Sebuah ulasan ilmiah dari American journal of lifestyle medicine (2019) menyelidiki hubungan antara asupan berlebihan beberapa jenis gula tambahan dan kualitas tidur di kalangan mahasiswa.

Penelitian yang dilakukan terhadap 300 mahasiswa ini menunjukkan kualitas tidur yang buruk bisa disebabkan oleh kebanyakan konsumsi gula tambahan.

Siklus tidur dan kualitas tidur kita diatur oleh cahaya, suhu ruangan, dan kontrol kadar gula dalam darah. Artinya, kebanyakan mengonsumsi gula tambahan berisiko mengacaukan siklus tidur dan kualitas tidur.
 

5. Suasana hati memburuk

Megutip dari Hello Sehat, sebuah penelitian dalam Scientific reports (2017) menunjukkan bahwa mengonsumsi gula tambahan dapat meningkatkan peradangan, memperburuk suasana hati, dan menyebabkan gejala depresi.

Makanan atau camilan tinggi gula tanpa protein dan lemak dengan cepat meningkatkan gula darah. Pasalnya, saat tubuh menggunakan asupan ini, tingkat energi tubuh cepat menurun. Hal ini bisa membuat lesu, tanpa disadari kamu pun jadi mudah tersinggung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH