FITNESS & HEALTH
Para Peneliti Menemukan Bau yang Paling Disukai di Seluruh Dunia
Raka Lestari
Jumat 08 April 2022 / 17:10
Jakarta: Para peneliti menemukan bau yang paling disukai di seluruh dunia. Studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Institut Karolinska di Swedia dan Universitas Oxford itu telah menemukan bahwa vanila adalah bau yang paling disukai di dunia.
Tim peneliti mencatat, temuan ini mengindikasikan bahwa latar belakang budaya tidak memengaruhi respons individu terhadap penciuman seperti yang diperkirakan sebelumnya. Para peneliti mempresentasikan 235 orang dari sembilan budaya berbeda di seluruh dunia dengan 10 aroma yang sengaja dipilih, untuk mewakili semua aroma yang ditemukan di dunia.
Para peserta diambil dari berbagai budaya, dari daerah perkotaan Meksiko hingga komunitas pertanian yang terisolasi di Amerika Selatan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa penelitian ini mencakup sejumlah individu dengan sedikit atau tanpa pengalaman sebelumnya terhadap bau khas 'Barat'.
“Karena kelompok-kelompok ini hidup di lingkungan bau yang berbeda, seperti hutan hujan, pantai, gunung, dan kota, kami menangkap berbagai jenis ‘pengalaman bau’,” kata penulis studi Dr Artin Arshamian dari Institut Karolinska.
Dr. Artin menambahkan, studi ini ingin memeriksa apakah orang di seluruh dunia memiliki persepsi bau yang sama dan menyukai jenis bau yang sama, atau apakah ini sesuatu yang dipelajari secara budaya.
"Secara tradisional wewangian telah dilihat sebagai budaya, tetapi kami dapat menunjukkan bahwa budaya tidak ada hubungannya dengan itu," terang Dr. Artin.
Ada 10 jenis aroma yang dimasukkan dalam uji coba. Termasuk vanila sebagai pemenang, lavender, bahan kimia yang menghasilkan aroma seperti buah persik, serta kaki yang berkeringat, jamur, dan ikan yang membusuk.
Aroma-aroma tersebut dimasukkan ke dalam peringkat dalam hal refernsi partisipan dan hasilnya seperti berikut:
Vanilla
Persik
Lavender
Cengkeh
Mawar
Jamur
Keringat kambing
Paprika hijau
Bawang putih/ikan busuk yang menyengat
Bau kaki
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Tim peneliti mencatat, temuan ini mengindikasikan bahwa latar belakang budaya tidak memengaruhi respons individu terhadap penciuman seperti yang diperkirakan sebelumnya. Para peneliti mempresentasikan 235 orang dari sembilan budaya berbeda di seluruh dunia dengan 10 aroma yang sengaja dipilih, untuk mewakili semua aroma yang ditemukan di dunia.
Para peserta diambil dari berbagai budaya, dari daerah perkotaan Meksiko hingga komunitas pertanian yang terisolasi di Amerika Selatan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa penelitian ini mencakup sejumlah individu dengan sedikit atau tanpa pengalaman sebelumnya terhadap bau khas 'Barat'.
“Karena kelompok-kelompok ini hidup di lingkungan bau yang berbeda, seperti hutan hujan, pantai, gunung, dan kota, kami menangkap berbagai jenis ‘pengalaman bau’,” kata penulis studi Dr Artin Arshamian dari Institut Karolinska.
Dr. Artin menambahkan, studi ini ingin memeriksa apakah orang di seluruh dunia memiliki persepsi bau yang sama dan menyukai jenis bau yang sama, atau apakah ini sesuatu yang dipelajari secara budaya.
"Secara tradisional wewangian telah dilihat sebagai budaya, tetapi kami dapat menunjukkan bahwa budaya tidak ada hubungannya dengan itu," terang Dr. Artin.
Ada 10 jenis aroma yang dimasukkan dalam uji coba. Termasuk vanila sebagai pemenang, lavender, bahan kimia yang menghasilkan aroma seperti buah persik, serta kaki yang berkeringat, jamur, dan ikan yang membusuk.
Aroma-aroma tersebut dimasukkan ke dalam peringkat dalam hal refernsi partisipan dan hasilnya seperti berikut:
Vanilla
Persik
Lavender
Cengkeh
Mawar
Jamur
Keringat kambing
Paprika hijau
Bawang putih/ikan busuk yang menyengat
Bau kaki
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)