BEAUTY
6 Tren Skincare yang Tetap Viral di Kalangan Gen Z dan Milenial
A. Firdaus
Kamis 05 Juni 2025 / 10:10
Jakarta: Industri kecantikan kian berkembang. Kecanggihan teknologi dan perkembangan informasi pun turut memengaruhi inovasi produk-produk perawatan kulit di Indonesia. Seperti apa tren produk perawatan kulit yang akan viral dalam 3 hingga 5 tahun ke depan?
Menjawab hal tersebut, Populix, mengungkap enam inovasi produk perawatan kulit (skincare) yang diperkirakan masih akan populer di masa depan menurut generasi milenial dan Z. Tren-tren ini berpusat pada kebutuhan gaya hidup anak muda yang ingin serba praktis, persona yang lebih kritis, sadar akan lingkungan, serta perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Temuan ini diungkap dalam penelitian bertajuk 'Millennials & Gen Z Report: Local vs. Global Skincare Trends and Market Shifts', yang didapatkan melalui survei kepada 1.100 orang milenial dan Gen Z di seluruh Indonesia.
Baca juga: Riset: Meski Dibanjiri Produk Luar, Skincare Lokal Masih Juara
Indah Tanip, VP of Research Populix, menjelaskan, produk skincare kini tak hanya diharapkan mengikuti perkembangan teknologi dan klinis, namun juga dapat memenuhi aspek etis dan ekologis seperti gaya hidup vegan dan sustainable living.
"Penelitian terbaru Populix mengungkap enam tren skincare yang dirasa tetap akan dicari beberapa tahun ke depan, khususnya bagi para konsumen muda," ujar Indah dalam keterangan pers.
Berikut ini enam tren skincare yang diprediksi akan tetap populer:
Tren pertama adalah produk perawatan kulit yang tidak mengandung bahan hewani dan tidak diuji pada hewan, mulai dari penyediaan bahan baku hingga menjadi produk akhir. Tren ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup vegan, yang menghindari semua produk hewani termasuk telur, susu, madu, bahkan bahan-bahan seperti gelatin. Selain itu, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan hewan juga turut andil dalam tren ini.
Bahan fermentasi dan probiotik dikenal memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan. Tak hanya menyehatkan dari dalam, produk ini pun juga memiliki manfaat bagi kulit.

Generasi muda lebih sadar akan kebutuhan kulitnya. Ilustrasi Freepik
Beberapa di antaranya adalah memperkuat lapisan kulit dan mengurangi jerawat hingga peradangan. Uniknya tren ini cenderung lebih populer di kalangan laki-laki dan konsumen yang tinggal di Pulau Sumatera.
Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) memberi dampak dalam berbagai lini kehidupan, industri perawatan kulit pun tak ketinggalan. Dilansir dari laporan Beautystreams, AI akan berperan penting dalam menghadirkan pengalaman yang lebih consumer-centric. Mulai dari analisa kulit dan rambut personal, hingga peracikan produk skincare sesuai kebutuhan, juga mencoba make up secara virtual.
Konsumen kini lebih kritis terhadap apa yang mereka konsumsi sehari-hari, termasuk penggunaan produk perawatan kulit. Konsumen muda cenderung memilih produk perawatan yang didukung temuan saintifik dari uji laboratorium dan ahli dermatologi, ketimbang produk berbasis mitos dan kepercayaan.
Kepraktisan kombinasi produk skincare dan make up jadi solusi bagi generasi muda yang dituntut lebih sat-set. Pasalnya mereka bisa menghemat waktu berdandan sebelum pergi keluar rumah, tanpa kompromi terhadap kesehatan kulit.

Make up yang simpel menjadi pilihan generasi muda di saat sibuknya aktivitas mereka. Ilustrasi Freepik
Beberapa di antaranya adalah foundation dengan kandungan SPF untuk menghalau sinar UV, lipstick yang menjaga kelembapan bibir, blush on dengan kandungan niacinamida, hingga bronzer dengan manfaat berbagai minyak esensial.
Terakhir dan yang paling populer adalah tren produk yang menonjolkan bahan natural minim zat kimia. Bahan-Bahan 'hijau' ini dipilih karena dinilai lebih ramah lingkungan dan berdampak paling minim pada lingkungan.
Tren ini sangat digemari oleh kaum milenial khususnya wanita, seturut popularitas gaya hidup sustainable living beberapa tahun terakhir. Mayoritas responden berpendapat bahwa tren ini masih akan populer beberapa tahun ke depan, melihat terus meningkatnya kesadaran ekologis di masyarakat.
“Meskipun di masa depan tren bisa saja berubah, temuan Populix merefleksikan sebuah pola. Bahwa pengguna skincare dari generasi milenial dan Z lebih kritis dengan produk yang saat ini dan akan dipakai. Mereka tidak sekadar ikut-ikutan saja," ucap Indah.
"Karena itu kami merasa para pelaku bisnis skincare harus terus melek terhadap tren masa kini dalam berinovasi. Agar produk yang dikembangkan tetap relevan bagi para konsumennya, tak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga aspek emosional,” akhir Indah Tanip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Menjawab hal tersebut, Populix, mengungkap enam inovasi produk perawatan kulit (skincare) yang diperkirakan masih akan populer di masa depan menurut generasi milenial dan Z. Tren-tren ini berpusat pada kebutuhan gaya hidup anak muda yang ingin serba praktis, persona yang lebih kritis, sadar akan lingkungan, serta perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Temuan ini diungkap dalam penelitian bertajuk 'Millennials & Gen Z Report: Local vs. Global Skincare Trends and Market Shifts', yang didapatkan melalui survei kepada 1.100 orang milenial dan Gen Z di seluruh Indonesia.
Baca juga: Riset: Meski Dibanjiri Produk Luar, Skincare Lokal Masih Juara
Indah Tanip, VP of Research Populix, menjelaskan, produk skincare kini tak hanya diharapkan mengikuti perkembangan teknologi dan klinis, namun juga dapat memenuhi aspek etis dan ekologis seperti gaya hidup vegan dan sustainable living.
"Penelitian terbaru Populix mengungkap enam tren skincare yang dirasa tetap akan dicari beberapa tahun ke depan, khususnya bagi para konsumen muda," ujar Indah dalam keterangan pers.
Berikut ini enam tren skincare yang diprediksi akan tetap populer:
1. Produk dengan formula vegan dan cruelty-free (11%)
Tren pertama adalah produk perawatan kulit yang tidak mengandung bahan hewani dan tidak diuji pada hewan, mulai dari penyediaan bahan baku hingga menjadi produk akhir. Tren ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup vegan, yang menghindari semua produk hewani termasuk telur, susu, madu, bahkan bahan-bahan seperti gelatin. Selain itu, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesejahteraan hewan juga turut andil dalam tren ini.
2. Produk mengandung bahan fermentasi dan probiotik (15%)
Bahan fermentasi dan probiotik dikenal memiliki manfaat signifikan bagi kesehatan. Tak hanya menyehatkan dari dalam, produk ini pun juga memiliki manfaat bagi kulit.

Generasi muda lebih sadar akan kebutuhan kulitnya. Ilustrasi Freepik
Beberapa di antaranya adalah memperkuat lapisan kulit dan mengurangi jerawat hingga peradangan. Uniknya tren ini cenderung lebih populer di kalangan laki-laki dan konsumen yang tinggal di Pulau Sumatera.
3. Skincare yang didukung Artificial Intelligence (22%)
Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI) memberi dampak dalam berbagai lini kehidupan, industri perawatan kulit pun tak ketinggalan. Dilansir dari laporan Beautystreams, AI akan berperan penting dalam menghadirkan pengalaman yang lebih consumer-centric. Mulai dari analisa kulit dan rambut personal, hingga peracikan produk skincare sesuai kebutuhan, juga mencoba make up secara virtual.
4. Produk berbasis sains dan dermatologi (26%)
Konsumen kini lebih kritis terhadap apa yang mereka konsumsi sehari-hari, termasuk penggunaan produk perawatan kulit. Konsumen muda cenderung memilih produk perawatan yang didukung temuan saintifik dari uji laboratorium dan ahli dermatologi, ketimbang produk berbasis mitos dan kepercayaan.
5. Hybrid Skincare (37%)
Kepraktisan kombinasi produk skincare dan make up jadi solusi bagi generasi muda yang dituntut lebih sat-set. Pasalnya mereka bisa menghemat waktu berdandan sebelum pergi keluar rumah, tanpa kompromi terhadap kesehatan kulit.

Make up yang simpel menjadi pilihan generasi muda di saat sibuknya aktivitas mereka. Ilustrasi Freepik
Beberapa di antaranya adalah foundation dengan kandungan SPF untuk menghalau sinar UV, lipstick yang menjaga kelembapan bibir, blush on dengan kandungan niacinamida, hingga bronzer dengan manfaat berbagai minyak esensial.
6. Clean Beauty (54%)
Terakhir dan yang paling populer adalah tren produk yang menonjolkan bahan natural minim zat kimia. Bahan-Bahan 'hijau' ini dipilih karena dinilai lebih ramah lingkungan dan berdampak paling minim pada lingkungan.
Tren ini sangat digemari oleh kaum milenial khususnya wanita, seturut popularitas gaya hidup sustainable living beberapa tahun terakhir. Mayoritas responden berpendapat bahwa tren ini masih akan populer beberapa tahun ke depan, melihat terus meningkatnya kesadaran ekologis di masyarakat.
“Meskipun di masa depan tren bisa saja berubah, temuan Populix merefleksikan sebuah pola. Bahwa pengguna skincare dari generasi milenial dan Z lebih kritis dengan produk yang saat ini dan akan dipakai. Mereka tidak sekadar ikut-ikutan saja," ucap Indah.
"Karena itu kami merasa para pelaku bisnis skincare harus terus melek terhadap tren masa kini dalam berinovasi. Agar produk yang dikembangkan tetap relevan bagi para konsumennya, tak hanya dari sisi teknologi, tetapi juga aspek emosional,” akhir Indah Tanip.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)