FITNESS & HEALTH

Peneliti Menemukan, Vaksin Tawarkan Sedikit Perlindungan Long Covid

Mia Vale
Senin 30 Mei 2022 / 18:05
Jakarta: Vaksin memberikan perlindungan yang kuat terhadap rawat inap dan kematian, tetapi ketika menyangkut long covid perlindungannya sangat sederhana. Hal ini disampaikan oleh penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Medicine.

“Vaksin itu ajaib dalam melakukan apa yang dirancang untuk mereka lakukan, yaitu, mencegah rawat inap dan kematian," ujar Dr Ziyad Al-Aly, ahli epidemiologi klinis di Universitas Washington di St. Louis. 

"Tetapi mereka menawarkan perlindungan yang sangat sederhana terhadap long covid,” tambahnya seperti yang dikutip NBC News.

Sementara itu, Dr Greg Vanichkachorn, direktur Program Rehabilitasi Aktivitas Covid Mayo Clinic di Rochester, Minnesota juga mengatakan kalau diperlukan tinjauan kembali di mana para ahli tahu bahwa virus juga dapat menghasilkan konsekuensi jangka panjang. 

“Kita tahu bahwa mayoritas orang dengan long covid tidak mengalami infeksi yang parah,” tandasnya.

Para peneliti menindaklanjuti enam bulan pasca infeksi untuk melihat apakah pasien memiliki gejala yang menetap. Sementara perlindungan terhadap long covid secara umum relatif kecil, vaksin lebih efektif dalam mencegah beberapa gejala covid yang paling mengancam jiwa, dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi. 

Ini bukan untuk mengatakan bahwa vaksin bukan alat penting dalam perang melawan pandemi, kata para ahli. Booster, khususnya, menawarkan perlindungan paling besar terhadap covid akut yang parah dan mengurangi risiko komplikasi. 
Ini disampaikan oleh Dr Jason Maley, direktur Program Penyakit Kritis dan Kelangsungan Hidup covid-19 di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston. 


long covid adalah
(Para hali, baik Al-Aly dan Vanichkachorn sepakat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian tentang long covid. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
 

Pendekatan baru untuk cegah long covid 


Kasus covid meningkat lagi di AS, didorong oleh subvarian omicron yang disebut BA.2.12.1, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Sayangnya, langkah-langkah kesehatan masyarakat seperti masker dan jarak sosial sebagian besar telah ditinggalkan. 

Al-Aly mengatakan ia tidak menyalahkan orang untuk itu. “Tidak pragmatis untuk menyuruh orang memakai masker selama 10 tahun ke depan,” ujarnya. Tetapi itu menggarisbawahi perlunya meningkatkan vaksin dan perawatan dengan cara yang dapat menawarkan perlindungan terhadap covid yang berkepanjangan. 

Vaksin intranasal, misalnya, berpotensi lebih baik dalam mencegah penularan daripada vaksin saat ini, tetapi ini adalah area yang perlu diselidiki. 

Maley, yang juga tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa penelitian yang meningkat menunjukkan salah satu faktor risiko utama covid-19 adalah tingkat virus dalam tubuh selama infeksi akut. 

“Saat ini, antivirus disetujui untuk otorisasi penggunaan darurat untuk pasien yang berisiko tinggi untuk covid-19 yang parah, biasanya orang dewasa yang lebih tua atau orang dengan sistem kekebalan yang terganggu,” imbuh Maley. 

Baik Al-Aly dan Vanichkachorn sepakat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian tentang long covid. “Kami membutuhkan penelitian lanjutan khususnya pada covid yang panjang sehingga terapi spesifik dapat dikembangkan,” aku Vanichkachorn. Tapi memang, cara terbaik agar covid tidak berlarut-larut adalah dengan tidak terkena covid-19.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH