FITNESS & HEALTH

Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk, Ingatkan Kembali Keluarga tentang Bahaya DBD

A. Firdaus
Rabu 23 April 2025 / 10:15
Jakarta: Pada 22 April kemarin, kita memperingati Hari Demam Berdarah Nasional. Mengingat bahayanya penyakit ini, diperlukan kewasapadaan bagi kita bukan hanya dari lingkungan tapi juga keluarga kita sendiri.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Ina Agustina Isturini, MKM, mengungkapkan pada 2024, jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia mencapai hampir 250 ribu kasus. Dari jumlah tersebut, tercatat ada lebih dari 1.000 kasus kematian dari 488 kabupaten/kota di 36 provinsi di Indonesia.

"Dari tahun ke tahun, sejak 2016 tren perkembangan kasus DBD di Indonesia terus meningkat. Sejak awal tahun 2025 hingga 16 Februari, jumlah kasus DBD di Indonesia sudah mencapai 10.752 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 48," kata dr. Ina Agustina.  

Baca juga: Ini Fakta tentang DBD dan Tips agar Tidak Berakibat Fatal

"Lonjakan kasus tertinggi di antaranya terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," sambungnya.


Sistem Imunitas jadi faktor utama


Terkait kasus kematian akibat DBD, Kepala Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis KSM/Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Hasan Sadikin – Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp. A(K), menjelaskan anak-anak memiliki resiko tertinggi mengalami DBD berat dan kematian.

"Semua orang beresiko terkena dengue, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia. Sekitar 75% kasus dengue terjadi pada kelompok usia 5-44 tahun dengan proporsi tingkat kematian tertinggi 40% terjadi pada anak-anak kelompok usia 5-14 tahun," ungkap Dr. Anggraini.
 
"Sistem imunitas yang belum sempurna pada anak-anak menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko terkena DBD," terangnya.
 

Kampanye Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk


Tingginya risiko kematian akibat DBD pada anak-anak menjadi menjadi alarm serius bagi para orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan sedini mungkin. Kampanye menjadi salah satu cara mengedukasi sekaligus mengingatkan betapa bahayanya penyakit tersebut, seperti yang dilakukan My Baby, yang tahun ini kembali mengadakan kampanye Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk.

Setidaknya dalam aksi nyata tersebut, merek perawatan bayi dan anak ini telah menjangkau hampir 8 ribu keluarga di Bandung, Semarang, dan Surabaya untuk melakukan aksi pencegahan DBD melalui edukasi dan penerapan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang Plus Menggunakan My Baby Minyak Telon Plus) serta pengasapan (fogging) di area pemukiman warga, pemberian produk My Baby Minyak Telon Plus dan bubuk larvasida untuk memberantas jentik nyamuk.  

Winny Yunitawati selaku Deputy Managing Director Consumer Cosmetic & Health Care Tempo Scan Group memaparkan risiko kematian anak yang diakibatkan oleh DBD merupakan hal serius, yang bisa kita cegah bersama-sama mulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga.

"Kami memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat, terutama para ibu, agar selalu siap melindungi anak-anak mereka dari serangan nyamuk pembawa virus dengue. Komitmen ini diwujudkan dengan kembali menggelar aksi nyata Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk," kata Winny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH