FITNESS & HEALTH

Penderita TBC, Najwa Shihab: Mereka Butuh Pendampingan dan Support dari Lingkaran Terdekat

Yatin Suleha
Kamis 12 Januari 2023 / 20:09
Jakarta: Ada peringkat menaik dari penyakit TBC atau Tuberkulosis di Indonesia. Dalam data global WHO di tahun 2021 Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Republik Demokratik Kongo secara berutan. 

Najwa Shihab, founder dari Narasi yang sekaligus pembicara yang hadir dalam acara konferensi pers "Free TB at Workplace" yang diinisiasi oleh PT Amerta Indah Otsuka dan didukung oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, di Sukabumi hari ini (12/1/2023) mengatakan bahwa kasus TBC/TB juga dialami oleh kerabat dekatnya.

"Isu TBC ada kedekatan emosional dengan saya. Dua lingkungan terdekat saya penderita TBC. Yang satu adalah kerabat dekat sepupu. Usia produktif 35 tahun, perempuan aktif, ke kantor, mbak-mbak SCBD, hobi pilates. Jadi kan ada stigma nih, seolah-olah penderita TBC adalah kalangan tertentu di pemukiman kumuh yang hidupnya susah dan sebagainya. Stigma ini terpatahkan, karena saya tahu persis kerabat saya beda dengan apa yang selama ini orang persepsikan," buka mantan penyiar Metro TV ini.

"Yang satu lagi adalah anak dari teman dekat saya. 17 tahun, anak Jaksel, hobi main skateboard, suka ngemal, ya kena TBC juga. Dan mereka sebetulnya sudah cukup teredukasi, mereka tahu apa penyebabnya, bagaimana penanggulangannya. Tapi stigma itu sesuatu yang luar biasa berat. Sampai malu, merasa aib," tukas Najwa lagi.

Dan kata Najwa, mereka bisa sembuh 100 persen karena pendampingan, karena kekuatan dari lingkungan dekat yang terus-menerus diberikan. "Karena memang iya, TBC itu bisa disembuhkan. Data dari Kemenkes, 85 persen sembuh total kalau memang mengikuti rejimen obatnya," tegas Najwa lagi.
 

Pengobatan TBC yang panjang


Najwa melihat bahwa diperlukan adanya dukungan atau support dalam menangani kasus TBC karena jangka pengobatan yang panjang. "Perlu ada lingkaran yang menguatkan dari keluarga dekat termasuk juga dari perusahaan," kata Najwa lagi.

Hal ini penting menurut Najwa karena stigma yang besar terhadap penderitanya. "Sedemikian sampai dibilang aib, ada yang sampai diceraikan lho dari keluarganya. Ada yang dipecat dari pekerjaannya," tukas Najwa lagi.

Menurut Najwa dari berbagai data yang didapatkan masih ada stigma yang buruk terhadap penderita TBC. "Jadi ya, ketidaktahuan orang yang kemudian membuat stigmanya makin besar. Di beberapa negara lain saya baca dikaitkan dengan HIV, 'Oh kalau HIV/AIDS itu pasti kena TB', ada yang bilang, 'Oh itu orang yang dari penjara itu.' Jadi, segala hal-hal yang buruk nih, dikaitkan dengan TB. Padahal sekali lagi faktanya semua orang bisa kena," ungkap Najwa.

"Ada banyak keputusan-keputusan penting dalam hidup kita, kita ambil salah karena misinformasi. Dan sekali lagi terima kasih sudah melibatkan saya dalam isu ini karena isu yang luar biasa penting, dan mudah-mudahan lewat gerakan ini bisa sama-sama kita mengurangi stigma-stigma itu," pungkas Najwa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH