FITNESS & HEALTH
Gandeng Takeda, Ini Langkah Kemenkes Atasi Arbovirus
Aulia Putriningtias
Jumat 26 April 2024 / 17:08
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Brasil menyelenggarakan Internasional Arbovirus Summit 2024 di Kura Kura, Bali. Acara ini didukung oleh PT Takeda Innovative Medicines.
Internasional Arbovirus Summit 2024 memiliki tujuan atasi lonjakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk. Hal ini mulai mengkhawatirkan dengan hadirnya infeksi demam berdarah, terkhususnya di beberapa bagian belahan dunia, termasuk Asia Tenggara.
Acara ini juga bermanfaat dalam memajukan strategi pengendalian penyakit arbovirus, mengeksplorasi perkembangan vaksin terkini. Selain itu, juga menerapkan surveilans genom global guna memantau efektivitas intervensi dan evolusi virus.
Dr. Nikki Kitikiti, Vaccine Policy, Takeda Pharmaceuticals International pun menegaskan yang mana sebagai mitra jangka panjang, menaruh komitmen dalam memanfaatkan keahlian pada bidang pengembangan vaksin dan obat-obatan inovatif.
Baca juga: 5 Hal Terkait Penanganan Penyakit Arbovirus Menurut Menkes
Melansir Health, Arbovirus adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan infeksi yang disebabkan oleh sekelompok virus yang menyebar ke manusia melalui gigitan arthropoda (serangga) yang terinfeksi seperti nyamuk dan kutu.
"Mengingat DBD dapat menjangkit siapa saja, tanpa pandang bulu, penanggulangan DBD memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan kemitraan lintas-sektor yang kuat," jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI sampai dengan minggu ke-14 di bulan April 2024, tercatat kasus DBD di Indonesia mencapai 60.296 kasus, dengan kematian 455 kasus.
Angka ini naik lebih dari dua kali lipat, dari minggu ke-17 di tahun sebelumnya (2023) yaitu 28.579 kasus dengan kematian sebanyak 209 kasus. Tentunya ini tak bis dianggap sepele.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan, berbagai pihak perlu menyusun strategi untuk mengatasi masalah Arbovirosis ini. Pun, juga menjadi lebih terbuka terhadap potensi pendekatan yang perlu diambil.
"International Arbovirus Summit Indonesia 2024 merupakan implementasi kolaborasi internasional dalam membantu negara-negara meningkatkan kesiapan, pencegahan, dan penanganan Arbovirus," kata Menkes Budi.
Adapun lima gagasan dalam menangani penyakit menular seperti penyakit arbovirosis, yaitu:
Edukasi dan pelatihan bagi publik tentang bagaimana menghindari penyakit-penyakit menular. Melalui edukasi dan pemahaman yang cukup, masyarakat kita menjadi tahu apa yang harus dilakukan dan dihindari, untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Vektor kontrol sendiri merupakan suatu cara untuk membatasi atau memberantas nyamuk yang menularkan patogen penyakit. Vektor kontrol dalam demam berdarah dengue melalui berbagai strategi untuk menekan angka penularan.
Pengawasan atau surveillance yang kuat turut dibutuhkan dalam penanganan demam berdarah dengue.
Pentingnya vaksinasi dalam penanganan demam berdarah ini. Edukasi terkait informasi vaksinasi kepada masyarakat juga perlu digaungkan.
Obat-obatan bagi yang terinfeksi perlu segera siap guna menekan angka kematian lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Internasional Arbovirus Summit 2024 memiliki tujuan atasi lonjakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk. Hal ini mulai mengkhawatirkan dengan hadirnya infeksi demam berdarah, terkhususnya di beberapa bagian belahan dunia, termasuk Asia Tenggara.
Acara ini juga bermanfaat dalam memajukan strategi pengendalian penyakit arbovirus, mengeksplorasi perkembangan vaksin terkini. Selain itu, juga menerapkan surveilans genom global guna memantau efektivitas intervensi dan evolusi virus.
Dr. Nikki Kitikiti, Vaccine Policy, Takeda Pharmaceuticals International pun menegaskan yang mana sebagai mitra jangka panjang, menaruh komitmen dalam memanfaatkan keahlian pada bidang pengembangan vaksin dan obat-obatan inovatif.
Baca juga: 5 Hal Terkait Penanganan Penyakit Arbovirus Menurut Menkes
Melansir Health, Arbovirus adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan infeksi yang disebabkan oleh sekelompok virus yang menyebar ke manusia melalui gigitan arthropoda (serangga) yang terinfeksi seperti nyamuk dan kutu.
"Mengingat DBD dapat menjangkit siapa saja, tanpa pandang bulu, penanggulangan DBD memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan kemitraan lintas-sektor yang kuat," jelasnya.
Strategi atasi arbovirus dari Menteri Kesehatan RI
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI sampai dengan minggu ke-14 di bulan April 2024, tercatat kasus DBD di Indonesia mencapai 60.296 kasus, dengan kematian 455 kasus.
Angka ini naik lebih dari dua kali lipat, dari minggu ke-17 di tahun sebelumnya (2023) yaitu 28.579 kasus dengan kematian sebanyak 209 kasus. Tentunya ini tak bis dianggap sepele.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan, berbagai pihak perlu menyusun strategi untuk mengatasi masalah Arbovirosis ini. Pun, juga menjadi lebih terbuka terhadap potensi pendekatan yang perlu diambil.
"International Arbovirus Summit Indonesia 2024 merupakan implementasi kolaborasi internasional dalam membantu negara-negara meningkatkan kesiapan, pencegahan, dan penanganan Arbovirus," kata Menkes Budi.
Adapun lima gagasan dalam menangani penyakit menular seperti penyakit arbovirosis, yaitu:
1. Edukasi masyarakat
Edukasi dan pelatihan bagi publik tentang bagaimana menghindari penyakit-penyakit menular. Melalui edukasi dan pemahaman yang cukup, masyarakat kita menjadi tahu apa yang harus dilakukan dan dihindari, untuk mencegah penularan lebih lanjut.
2. Vektor kontrol
Vektor kontrol sendiri merupakan suatu cara untuk membatasi atau memberantas nyamuk yang menularkan patogen penyakit. Vektor kontrol dalam demam berdarah dengue melalui berbagai strategi untuk menekan angka penularan.
3. Pengawasan
Pengawasan atau surveillance yang kuat turut dibutuhkan dalam penanganan demam berdarah dengue.
4. Vaksinasi
Pentingnya vaksinasi dalam penanganan demam berdarah ini. Edukasi terkait informasi vaksinasi kepada masyarakat juga perlu digaungkan.
5. Tersedia obat-obatan
Obat-obatan bagi yang terinfeksi perlu segera siap guna menekan angka kematian lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)