FITNESS & HEALTH

Virus Cacar Monyet Ada dalam Sperma? Ini Penjelasan WHO

Mia Vale
Minggu 19 Juni 2022 / 13:00
Jakarta: Baru-baru ini ada laporan kalau virus cacar monyet ada dalam air mani (sperma) seorang pasien. Dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), langsung menjajaki kemungkinan bahwa penyakit tersebut dapat ditularkan secara seksual. 

Pasalnya, banyak kasus wabah cacar monyet atau monkeypox ini terjadi di antara pasangan seksual yang telah melakukan konyak dekat dan sebagian besar berpusat di Eropa.

Dalam beberapa hari terakhir, para ilmuwan mengatakan mereka telah mendeteksi DNA virus dalam air mani beberapa pasien cacar monyet di Italia dan Jerman, termasuk sampel yang diuji di laboratorium yang menunjukkan bahwa virus yang ditemukan dalam air mani satu pasien mampu menginfeksi orang lain dan mereplikasi. 

Catherine Smallwood, manajer insiden cacar monyet di WHO untuk Eropa, mengatakan tidak diketahui apakah laporan baru-baru ini berarti virus cacar monyet dapat ditularkan secara seksual. 



(Lebih dari 1.300 kasus penyakit virus telah dilaporkan oleh berkisar 30 negara sejak awal Mei. Ketika wabah menyebar, WHO telah merekomendasikan vaksinasi yang ditargetkan dari kontak dekat. Foto: Dok. Susana Vera/Reuters)


"Ini mungkin sesuatu yang tidak kita sadari pada penyakit ini sebelumnya," ujarnya dalam konferensi pers, yang telah dinuki dari Reuters.

Dua sampel terduga kasus cacar monyet melalui proses ekstraksi asam nukleat saat diuji di laboratorium mikrobiologi di Rumah Sakit La Paz di Madrid, Spanyol. 

Susana Vera, mengatakan, "Kami benar-benar perlu fokus pada cara penularan yang paling sering dan kami dengan jelas melihat hal itu terkait dengan kontak kulit ke kulit." 

Lebih dari 1.300 kasus penyakit virus telah dilaporkan oleh berkisar 30 negara sejak awal Mei. Ketika wabah menyebar, WHO telah merekomendasikan vaksinasi yang ditargetkan dari kontak dekat, termasuk petugas kesehatan, tetapi telah memperingatkan bahwa mereka sudah melihat terburu-buru untuk menimbun vaksin. 

"Sekali lagi, pendekatan 'saya yang pertama' dapat menyebabkan konsekuensi yang merusak di masa depan," kata Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa. 

Kluge pun meminta kepada pemerintah untuk mengatasi cacar monyet tanpa mengulangi kesalahan pandemi - dan menjaga kesetaraan sebagai inti dari semua yang telah dilakukan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH