FITNESS & HEALTH
Apa Itu Tongue Tie pada Bayi dan Bagaimana Cara Penanganannya
Raka Lestari
Rabu 18 Agustus 2021 / 06:10
Jakarta: Tongue tie memiliki nama ilmiah ankyloglossia. Biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir.
Pada umumnya tongue tie ini tidak berbahaya, tetapi kalau jika menyebabkan bayi kesulitan untuk makan atau menyusui serta berbicara biasanya akan dilakukan operasi kecil untuk mengatasinya.
"Tongue tie adalah suatu kondisi yang ditemukan pada bayi baru lahir. Kondisi ini merupakan variasi normal pada lidah bayi," ujar dr. Meutia Ayuputeri, IBCLC, CIMI, MRes Dokter Konselor Laktasi di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, dalam Webinar: A - Z Keberhasilan Ibu Menyusui.
Menurut dr. Meutia, secara istilah tongue itu berarti lidah. Dan tie itu adalah jerat.
"Jadi bisa diartikan bahwa tongue tie adalah lidah yang terjerat. Ini terjadi karena di bawah lidah ada jaringan yang disebut fenulum. Dan jaringan ini ada pada semua janin," jelasnya.
"Fenulum lidah ini harusnya mengkerut dan hilang seiring dengan pertumbuhan janin. Sebelum lahir fenulum lidah ini harusnya mengkerut dan menghilang agar lidah bayi bisa terangkan. Untuk menjalani fungsi makan, berbicara, dan membersihkan rongga mulut. Pada kondisi tongue tie mengkerutnya tidak sempurna, masih ada sisa jaringannya," ujar dr. Meutia.
Dengan adanya sisa jaringan ini, menurut dr. Meutia, gerakan lidah jadi kurang lentur saat bayi menyusui. Itulah kenapa biasanya menimbulkan keluhan, seperti puting ibu menjadi lecet, bayi menyusui susah karena lepas terus, bahkan berat badan bayi tidak naik. Ini yang perlu dikaji case by case.
"Gunanya untuk mengetahui sisa jaringan tersebut seberapa tebal dan banyak karena kejadian bayi yang memiliki tongue-tie ini sekitar 10-20 persen dari kelahiran bayi. Dan yang ada sisa fenulum ini tidak semua mengalami gangguan. Kalau sampai sudah mengalami gangguan, bisa dikaji oleh dokter anak supaya bisa dikelola secara komprehensif supaya saat menyusui bisa terlindungi," kata dr. Meutia.
Menurut dr. Meutia, jika perlu dilakukan insisi atau operasi sebaiknya pastikan orang tua bayi memahami bahwa ini adalah prosedur bedah minor. Biasanya akan ada luka yang dihasilkan dari proses insisi tersebut tetapi tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Dan mungkin efek samping yang tidak diinginkan adalah luka pada bekas insisi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Pada umumnya tongue tie ini tidak berbahaya, tetapi kalau jika menyebabkan bayi kesulitan untuk makan atau menyusui serta berbicara biasanya akan dilakukan operasi kecil untuk mengatasinya.
"Tongue tie adalah suatu kondisi yang ditemukan pada bayi baru lahir. Kondisi ini merupakan variasi normal pada lidah bayi," ujar dr. Meutia Ayuputeri, IBCLC, CIMI, MRes Dokter Konselor Laktasi di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, dalam Webinar: A - Z Keberhasilan Ibu Menyusui.
Menurut dr. Meutia, secara istilah tongue itu berarti lidah. Dan tie itu adalah jerat.
"Jadi bisa diartikan bahwa tongue tie adalah lidah yang terjerat. Ini terjadi karena di bawah lidah ada jaringan yang disebut fenulum. Dan jaringan ini ada pada semua janin," jelasnya.
"Fenulum lidah ini harusnya mengkerut dan hilang seiring dengan pertumbuhan janin. Sebelum lahir fenulum lidah ini harusnya mengkerut dan menghilang agar lidah bayi bisa terangkan. Untuk menjalani fungsi makan, berbicara, dan membersihkan rongga mulut. Pada kondisi tongue tie mengkerutnya tidak sempurna, masih ada sisa jaringannya," ujar dr. Meutia.
Dengan adanya sisa jaringan ini, menurut dr. Meutia, gerakan lidah jadi kurang lentur saat bayi menyusui. Itulah kenapa biasanya menimbulkan keluhan, seperti puting ibu menjadi lecet, bayi menyusui susah karena lepas terus, bahkan berat badan bayi tidak naik. Ini yang perlu dikaji case by case.
"Gunanya untuk mengetahui sisa jaringan tersebut seberapa tebal dan banyak karena kejadian bayi yang memiliki tongue-tie ini sekitar 10-20 persen dari kelahiran bayi. Dan yang ada sisa fenulum ini tidak semua mengalami gangguan. Kalau sampai sudah mengalami gangguan, bisa dikaji oleh dokter anak supaya bisa dikelola secara komprehensif supaya saat menyusui bisa terlindungi," kata dr. Meutia.
Menurut dr. Meutia, jika perlu dilakukan insisi atau operasi sebaiknya pastikan orang tua bayi memahami bahwa ini adalah prosedur bedah minor. Biasanya akan ada luka yang dihasilkan dari proses insisi tersebut tetapi tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Dan mungkin efek samping yang tidak diinginkan adalah luka pada bekas insisi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)