FITNESS & HEALTH
Hati-Ini 6 Dampaknya Jika Kamu Konsumsi Antibiotik Berlebihan
Medcom
Rabu 30 Agustus 2023 / 16:57
Jakarta: Jika kamu sehabis berobat dokter, sering kali diberikan antibiotik. Antibiotik termasuk golongan obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.
Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan, perkembangbiakan dan membunuh sel bakteri. Sayangnya, masih banyak yang menganggap bahwa minum antibiotik tanpa resep dokter adalah hal yang wajar saja.
Padahal, penggunaannya tidak boleh sembarangan dan terlalu sering. Alasannya karena bisa memicu dampak tersendiri. Selain itu, tubuh kamu bisa saja mengalami resistensi terhadap antibiotik ini.
Menurut dr. Rizal Fadli via Halodoc, setidaknya ada enam dampak yang bisa terjadi jika kita terlalu banyak konsumsi antibiotik. Adapun dampaknya, antara lain:
Dampak umum dari penggunaan antibiotik adalah masalah pencernaan. Masalahnya seperti perut kembung, muntah, diare dan mual. Kondisi tersebut terjadi karena kandungan antibiotik ikut menghilangkan bakteri baik dalam tubuh.
Bakteri baik berfungsi mencerna makanan, menyerap nutrisi dan menghasilkan asam folat, niasin, vitamin B6 serta B12. Ketika jumlahnya berkurang karena efek antibiotik berlebihan, akan menggangu sistem pencernaan di dalam tubuh.
Gagal ginjal bisa terjadi ketika salah satu atau kedua ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan resep dokter bisa menjadi salah satu pemicunya.
Gagal ginjal akibat antibiotik ditandai dengan beberapa gejala, yakni pembengkakan di wajah dan penurunan frekuensi buang air kecil. Tanda lain yang tampak, termasuk sesak napas, lemas, mual dan kulit terlihat pucat.
(1).jpg)
(Dr. Rizal Fadli dalam Halodoc mengingatkan bahwa menggunakan resep dokter pun tak akan menghindarkan kamu dari efek samping saat mengonsumsi obat ini, apalagi jika kamu mengonsumsinya tanpa pertimbangan dari pakarnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Ada beberapa jenis gangguan jantung yang rentan dialami oleh pengguna antibiotik. Adapun jenisnya, yakni perubahan detak jantung dan tekanan darah rendah. Hal ini terjadi akibat terganggunya proses distribusi darah ke seluruh tubuh.
Sementara pada pengidap penyakit jantung, mereka perlu mendapatkan jenis obat yang tepat. Sebab, pengidap berisiko terkena dampak, yakni kejang-kejang.
Perubahan pada darah ditandai dengan penurunan kadar sel darah putih dalam tubuh. Ini berdampak infeksi lebih mudah menyerang. Kondisi lainnya yaitu trombositopenia. Ini ditandai dengan penurunan kadar keping darah (trombosit).
Rendahnya kadar trombosit dalam tubuh dapat memicu perdarahan internal. Komplikasi dari kondisi ini adalah perdarahan pada organ otak yang bisa berujung kematian. Jadi, perlunya konsumsi antibiotik sesuai dengan anjuran.
Kejang adalah gangguan yang menyebabkan perubahan aktivitas listrik di otak secara spontan. Akibatnya, terjadi perubahan gerakan tubuh yang tidak terkendali, bahkan penurunan kesadaran.
Kondisi ini bisa terjadi akibat mengonsumsi beberapa jenis antibiotik, di antaranya ciprofloxacin, imipenem, cefixime dan cephaxelin. Pun, konsumsinya pun berlebihan atau tidak sesuai dengan anjuran dokter.
Normalnya, bakteri akan terbunuh karena obat. Namun, resistensi membuat bakteri bermutasi dan membentuk kekebalan terhadap antibiotik. Mutasi bakteri ini tidak dapat hilang dan bisa menular ke orang lain.
Bakteri bermutasi dengan memproduksi enzim yang bisa merusak antibiotik. Mereka juga mengubah dinding atau membran sel bakteri sehingga obat tidak dapat menembus dan membunuhnya.
Jadi, sebaiknya untuk tidak mengonsumsi antibiotik tidak sesuai dengan anjurannya. Karena memang fatal dampaknya dan tubuh memerlukan antibiotik yang lebih dari antibiotik pada umumnya, demi melindungi tubuh dari bakteri jahat.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan, perkembangbiakan dan membunuh sel bakteri. Sayangnya, masih banyak yang menganggap bahwa minum antibiotik tanpa resep dokter adalah hal yang wajar saja.
Padahal, penggunaannya tidak boleh sembarangan dan terlalu sering. Alasannya karena bisa memicu dampak tersendiri. Selain itu, tubuh kamu bisa saja mengalami resistensi terhadap antibiotik ini.
Menurut dr. Rizal Fadli via Halodoc, setidaknya ada enam dampak yang bisa terjadi jika kita terlalu banyak konsumsi antibiotik. Adapun dampaknya, antara lain:
Dampak minum antibiotik tanpa kontrol
1. Gangguan pencernaan
Dampak umum dari penggunaan antibiotik adalah masalah pencernaan. Masalahnya seperti perut kembung, muntah, diare dan mual. Kondisi tersebut terjadi karena kandungan antibiotik ikut menghilangkan bakteri baik dalam tubuh.
Bakteri baik berfungsi mencerna makanan, menyerap nutrisi dan menghasilkan asam folat, niasin, vitamin B6 serta B12. Ketika jumlahnya berkurang karena efek antibiotik berlebihan, akan menggangu sistem pencernaan di dalam tubuh.
2. Gagal ginjal
Gagal ginjal bisa terjadi ketika salah satu atau kedua ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan resep dokter bisa menjadi salah satu pemicunya.
Gagal ginjal akibat antibiotik ditandai dengan beberapa gejala, yakni pembengkakan di wajah dan penurunan frekuensi buang air kecil. Tanda lain yang tampak, termasuk sesak napas, lemas, mual dan kulit terlihat pucat.
(Dr. Rizal Fadli dalam Halodoc mengingatkan bahwa menggunakan resep dokter pun tak akan menghindarkan kamu dari efek samping saat mengonsumsi obat ini, apalagi jika kamu mengonsumsinya tanpa pertimbangan dari pakarnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
3. Gangguan organ jantung
Ada beberapa jenis gangguan jantung yang rentan dialami oleh pengguna antibiotik. Adapun jenisnya, yakni perubahan detak jantung dan tekanan darah rendah. Hal ini terjadi akibat terganggunya proses distribusi darah ke seluruh tubuh.
Sementara pada pengidap penyakit jantung, mereka perlu mendapatkan jenis obat yang tepat. Sebab, pengidap berisiko terkena dampak, yakni kejang-kejang.
4. Perubahan pada darah
Perubahan pada darah ditandai dengan penurunan kadar sel darah putih dalam tubuh. Ini berdampak infeksi lebih mudah menyerang. Kondisi lainnya yaitu trombositopenia. Ini ditandai dengan penurunan kadar keping darah (trombosit).
Rendahnya kadar trombosit dalam tubuh dapat memicu perdarahan internal. Komplikasi dari kondisi ini adalah perdarahan pada organ otak yang bisa berujung kematian. Jadi, perlunya konsumsi antibiotik sesuai dengan anjuran.
5. Kejang-kejang
Kejang adalah gangguan yang menyebabkan perubahan aktivitas listrik di otak secara spontan. Akibatnya, terjadi perubahan gerakan tubuh yang tidak terkendali, bahkan penurunan kesadaran.
Kondisi ini bisa terjadi akibat mengonsumsi beberapa jenis antibiotik, di antaranya ciprofloxacin, imipenem, cefixime dan cephaxelin. Pun, konsumsinya pun berlebihan atau tidak sesuai dengan anjuran dokter.
6. Resistensi antibiotik
Normalnya, bakteri akan terbunuh karena obat. Namun, resistensi membuat bakteri bermutasi dan membentuk kekebalan terhadap antibiotik. Mutasi bakteri ini tidak dapat hilang dan bisa menular ke orang lain.
Bakteri bermutasi dengan memproduksi enzim yang bisa merusak antibiotik. Mereka juga mengubah dinding atau membran sel bakteri sehingga obat tidak dapat menembus dan membunuhnya.
Jadi, sebaiknya untuk tidak mengonsumsi antibiotik tidak sesuai dengan anjurannya. Karena memang fatal dampaknya dan tubuh memerlukan antibiotik yang lebih dari antibiotik pada umumnya, demi melindungi tubuh dari bakteri jahat.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0608 [51]
