FITNESS & HEALTH
Menkes Budi Gunadi Resmikan Layanan Cath Lab di RSUD Bogor
A. Firdaus
Jumat 29 Desember 2023 / 10:04
Bogor: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meresmikan alat layanan kesehatan Catheterization Laboratory (Cath Lab) di RSUD Kota Bogor pada Kamis 28 Desember 2023. Upaya ini merupakan komitmen Kementerian Kesehatan dalam memeratakan layanan kesehatan di 514 Kabupaten/Kota.
“Mulai Juli tahun depan, kita akan deploy dan dalam 2 tahun akan selesai, semua RSUD di 514 kabupaten/kota akan punya alat ini, sehingga penyebab kematian terbesar seperti stroke dan jantung bisa dilayani, termasuk di Bogor,” kata Menkes Budi.
Menkes Budi menyampaikan, keberadaan alat tersebut merupakan bagian dari transformasi layanan rujukan untuk mendekatkan akses masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya kepada layanan kesehatan penyakit jantung dan stroke. Keduanya merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Seperti diketahui, kata Menkes Budi, penyakit stroke menempati peringkat pertama penyebab kematian di Indonesia, dengan 300 ribu kematian per tahun. Disusul jantung dengan 250 ribu kematian per tahun, dan selanjutnya penyakit kanker di peringkat ketiga.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, lanjut Menkes, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tersebut terus meningkat dengan sasaran yang kian luas, yakni menyerang usia produktif.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Ada Kenaikan, Tapi Masih Level Aman
“Kalau bisa sedini mungkin (dideteksi) dibandingkan telat,” kata Menkes Budi.
Menurut Menkes Budi, deteksi dini harus dilakukan lebih masif di fasilitas pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas. Caranya dengan melakukan pemeriksaan dasar, yakni tes gula darah, lemak darah, dan tekanan darah.
“Kalau sudah di atas 40 tahun, setiap bulan harus diukur. Kalau gula darahnya tinggi, tekanan darahnya tinggi dan lemaknya tinggi, nanti obatnya dikasih gratis di puskesmas, diminum tiap hari dan terkontrol,” ucap Menkes Budi.
Selaras dengan Menkes Budi, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut bahwa Kota Bogor berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan KJSU di daerahnya. Dengan demikian, RSUD Bogor dapat menjadi rujukan untuk pengobatan strok dan jantung bagi masyarakat sekitar.
“Masyarakat menengah ke atas di Kota Bogor terus tumbuh dan semakin kuat, karenanya layanan kesehatannya juga harus baik. Kita ingin semuanya bisa ditangani di Kota Bogor, sehingga tidak perlu pergi ke Jakarta atau ke luar negeri,” kata Bima.
Bima pun berharap kehadiran layanan unggulan ini akan dilengkapi dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang berkompeten.
“Ini sangat berarti untuk kami, faskes akan kita tambah terus, namun yang menjadi pekerjaan rumah bagi kita adalah tenaga kesehatannya, kami harap bisa ditambah,” kata dia.
Beberapa alat kesehatan yang akan ditambah di RSUD Kota Bogor di antaranya magnetic resonance imaging (MRI) untuk pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio, CT-Scan, hingga extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) untuk mengatasi penyakit batu ginjal dengan gelombang kejut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Mulai Juli tahun depan, kita akan deploy dan dalam 2 tahun akan selesai, semua RSUD di 514 kabupaten/kota akan punya alat ini, sehingga penyebab kematian terbesar seperti stroke dan jantung bisa dilayani, termasuk di Bogor,” kata Menkes Budi.
Menkes Budi menyampaikan, keberadaan alat tersebut merupakan bagian dari transformasi layanan rujukan untuk mendekatkan akses masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya kepada layanan kesehatan penyakit jantung dan stroke. Keduanya merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Seperti diketahui, kata Menkes Budi, penyakit stroke menempati peringkat pertama penyebab kematian di Indonesia, dengan 300 ribu kematian per tahun. Disusul jantung dengan 250 ribu kematian per tahun, dan selanjutnya penyakit kanker di peringkat ketiga.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, lanjut Menkes, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tersebut terus meningkat dengan sasaran yang kian luas, yakni menyerang usia produktif.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Ada Kenaikan, Tapi Masih Level Aman
“Kalau bisa sedini mungkin (dideteksi) dibandingkan telat,” kata Menkes Budi.
Menurut Menkes Budi, deteksi dini harus dilakukan lebih masif di fasilitas pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas. Caranya dengan melakukan pemeriksaan dasar, yakni tes gula darah, lemak darah, dan tekanan darah.
“Kalau sudah di atas 40 tahun, setiap bulan harus diukur. Kalau gula darahnya tinggi, tekanan darahnya tinggi dan lemaknya tinggi, nanti obatnya dikasih gratis di puskesmas, diminum tiap hari dan terkontrol,” ucap Menkes Budi.
Selaras dengan Menkes Budi, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyebut bahwa Kota Bogor berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan KJSU di daerahnya. Dengan demikian, RSUD Bogor dapat menjadi rujukan untuk pengobatan strok dan jantung bagi masyarakat sekitar.
“Masyarakat menengah ke atas di Kota Bogor terus tumbuh dan semakin kuat, karenanya layanan kesehatannya juga harus baik. Kita ingin semuanya bisa ditangani di Kota Bogor, sehingga tidak perlu pergi ke Jakarta atau ke luar negeri,” kata Bima.
Bima pun berharap kehadiran layanan unggulan ini akan dilengkapi dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang berkompeten.
“Ini sangat berarti untuk kami, faskes akan kita tambah terus, namun yang menjadi pekerjaan rumah bagi kita adalah tenaga kesehatannya, kami harap bisa ditambah,” kata dia.
Beberapa alat kesehatan yang akan ditambah di RSUD Kota Bogor di antaranya magnetic resonance imaging (MRI) untuk pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio, CT-Scan, hingga extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) untuk mengatasi penyakit batu ginjal dengan gelombang kejut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)