FITNESS & HEALTH

6 Tanda Ini Bisa Isyaratkan Kamu Terlalu Banyak Makan Protein

Mia Vale
Senin 04 September 2023 / 13:05
Jakarta: Protein adalah nutrisi penting untuk tulang, otot, kulit yang kuat, dan hampir semua bagian tubuh lainnya. Dan protein bertanggung jawab atas ribuan reaksi kimia berbeda untuk memastikan tubuh berfungsi dengan baik. 

Tapi itu bukan berarti lebih banyak protein selalu lebih baik. Tinjauan tahun 2022 yang diterbitkan dalam Journal of Cachexia, Sarcopenia and Muscle menemukan bahwa mengonsumsi lebih banyak protein dari yang direkomendasikan tidak memberikan manfaat apa pun.

Faktanya, mengonsumsi terlalu banyak protein akan lebih merugikan daripada menguntungkan bagi individu yang sehat, sering kali mengorbankan serat, karbohidrat, atau nutrisi lain yang diperlukan. 

Mengonsumsi terlalu banyak protein dalam jangka waktu lama dapat memberikan beban pada ginjal, hati, dan tulang, serta berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker. Berikut adalah beberapa tanda peringatan utama untuk mengetahui apakah kamu mengonsumsi terlalu banyak protein dalam sehari.
 

1. Selalu buang air kecil


Tanda ini bisa jadi karena terlalu banyak mengonsumsi protein. Seperti yang dinukil dari Eating Well, menurut ulasan tahun 2019 di Nefrología, penumpukan limbah berlebih akibat mengonsumsi terlalu banyak protein juga menciptakan lingkungan yang lebih asam, sehingga menyebabkan ingin buang air kecil terus-menerus.

Peningkatan produksi asam dari waktu ke waktu juga dapat menyebabkan masalah pada tulang dan hati.


(Dr. Rizal Fadli dalam Halodoc mengatakan mengonsumsi terlalu banyak susu atau makanan olahan tinggi protein dan rendah serat dapat menyebabkan diare. Ini akan lebih parah jika kamu mengonsumsi laktosa atau sumber protein seperti daging goreng, ikan, dan unggas. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

2. Mengalami sembelit


Pola makan tinggi protein sering kali rendah serat, terutama jika sumber protein utama kamu adalah produk hewani yang dapat merusak sistem pencernaan. Serat membantu menggerakkan segala sesuatu di sepanjang usus, dan serat hanya dapat ditemukan pada makanan nabati, termasuk biji-bijian, polong-polongan, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. 

Pertimbangkan untuk mencampurkan asupan protein dengan makanan yang mengandung serat dan protein, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, atau tempe, yang dapat memberikan dampak besar.
 

3. Berat badan naik kembali


Mengikuti diet tinggi protein sering kali berarti mengonsumsi sangat sedikit karbohidrat, dan hal ini tidak berkelanjutan bagi sebagian besar dari kita dalam jangka panjang.

Hal ini dapat menyebabkan kamu mengidam makanan dan berkurangnya energi untuk berolahraga di pagi hari dan dapat membuat berat badan naik kembali.

Hal ini disampaikan oleh Sandra Aamodt, Ph.D., seorang ahli saraf yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari hubungan antara berat otak dan berat badan.
 

4. Lelah sepanjang waktu


Meskipun kamu tidur delapan jam setiap malam, mengonsumsi terlalu banyak protein tetap dapat membuat tubuh lelah karena beberapa alasan.

Pertama, kita sekarang tahu bahwa konsumsi berlebihan dapat membebani ginjal, hati, dan tulang sehingga menyebabkan mereka bekerja lembur. Selain itu, mengonsumsi terlalu sedikit karbohidrat dapat memengaruhi otak, menghalangi kita untuk menjadi tajam, fokus, dan berenergi setiap hari.
 

5. Berisiko penyakit kardioveskular


Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke.
 

6. Mengalami bau mulut


Jika kamu atau mengenal orang yang mencoba diet keto, mungkin pernah mendengar istilah “napas keto”. Hal ini terjadi ketika kamu lebih fokus mengonsumsi protein dan lemak daripada karbohidrat sehat. Tubuh  harus menyesuaikan diri dan memroduksi keton yang berbau tidak sedap, seperti aseton (bahan dalam penghapus cat kuku). 

Untuk menyegarkan napas kembali, cobalah  mengganti beberapa sumber protein hewani dengan versi nabati, seperti biji-bijian dan kacang-kacangan.

Mengonsumsi terlalu banyak protein (dan jenis nutrisi apa pun) mungkin lebih merugikan daripada menguntungkan kesehatan. Ingat, memasukkan protein dalam jumlah sedang setiap hari dan menikmati berbagai makanan nabati mungkin lebih bermanfaat dalam jangka panjang daripada berfokus pada keuntungan jangka pendek.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH