FITNESS & HEALTH
Dilakukan Sejak Dini, Pencegahan Stunting Dimulai dari Keluarga
A. Firdaus
Jumat 07 Juli 2023 / 12:12
Jakarta: Kabar baik menyelimuti pravelansi stunting di Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 24,4% dan kini di angka 21,6%.
Kendati demikian, masih ada banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Terutama dalam hal edukasi pencegahan masalah gizi yang harus dilakukan sejak dini.
Hal itu dikatakan oleh Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan. Menurutnya, di Indonesia, permasalahan gizi yang terjadi akibat tidak seimbangnya asupan energi dan zat gizi lainnya dapat menyebabkan masalah gizi di antaranya kurus (gizi kurang), gemuk (gizi lebih), dan stunting.
"Gizi merupakan salah satu komponen penting bagi tumbuh kembang manusia, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Masalah gizi telah menjadi salah satu fokus utama bagi para negara berkembang, salah satunya Indonesia," ucap Prof. Ali.
Untuk itu, menurut Prof. Ali, sebagai salah satu langkah pencegahan stunting adalah dengan memastikan konsumsi hewani tercukupi setiap harinya. Agar, penurunan stunting sesuai target 2024 dapat tercapai yaitu stunting turun menjadi 14%.
Menyoroti pencegahan stunting sejak dini yang dikatakan Prof. Ali, diperlukan langkah yang preventif untuk bisa mewujudkan program pemerintah dalam menekan stunting.
Pada tahun ini, Nestlé Indonesia turut serta memperingati ke-30 Hari Keluarga Nasional, Nestle melakukan serangkaian kegiatan mulai dari seminar gizi bagi komunitas ibu dan kader, hingga pemberian edukasi mengenai gizi dan kualitas hidup yang baik dengan terlibat dalam pameran pada puncak peringatan Harganas di Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang pada 4-6 Juli 2023.
Cara ini diapresiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). Menurut Dr. Hasto, diperlukan kolaborasi dan partisipasi dari lintas sektor, termasuk sektor swasta yaitu PT Nestle Indonesia.
"Hari Keluarga Nasional merupakan momen penting untuk memperkuat ikatan keluarga dan menyuarakan pentingnya kebutuhan gizi terhadap masyarakat Indonesia. Namun, penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia harus dilakukan secara holistik, integratif, dan berkualitas," ujar Dr. Hasto.
"Kami sangat mengapresiasi terhadap kontribusi yang diberikan oleh PT Nestlé Indonesia guna memberikan intervensi dan pendidikan gizi serta pengembangan masyarakat untuk mengatasi stunting di Indonesia," sambungnya.
Salah satu bentuk nyata komitmen Nestlé Indonesia untuk mendukung terwujudnya keluarga bebas stunting diwujudkan melalui intervensi gizi dan edukasi yang dilakukan melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada bulan Agustus-Desember 2022. Program ini menjangkau 1.200 kader, orang tua, dan ibu hamil yang berpartisipasi dalam sesi peningkatan kapasitas serta melakukan pendampingan kepada 85 anak usia 1-5 tahun.
"Program DASHAT yang sudah kami lakukan ini berhasil menurunkan angka stunting sebanyak 23%, meningkatkan status gizi sebesar 50%, peningkatan pengetahuan gizi ibu, rata-rata kecukupan zat gizi mikro (Kalsium, Zat Besi, dan Zink), dan skor keanekaragaman pangan secara signifikan,” ujar Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia.
Di samping itu, Nestlé Indonesia terus berupaya untuk memberikan edukasi pada orang tua melalui program DANCOW FortiGro Aku dan Kau Siap Sekolah (ADKSS) sejak tahun 2016 yang telah menjangkau lebih dari 530.000 ibu di 3.700 sekolah dan pemukiman, serta menjangkau hingga 100 kota dan kabupaten di Indonesia. Tentunya masih banyak lagi program-program yang bisa melanjutkan komitmen Nestle dalam mewujudkan target pemerintah dalam penanganan stunting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Kendati demikian, masih ada banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Terutama dalam hal edukasi pencegahan masalah gizi yang harus dilakukan sejak dini.
Hal itu dikatakan oleh Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan. Menurutnya, di Indonesia, permasalahan gizi yang terjadi akibat tidak seimbangnya asupan energi dan zat gizi lainnya dapat menyebabkan masalah gizi di antaranya kurus (gizi kurang), gemuk (gizi lebih), dan stunting.
"Gizi merupakan salah satu komponen penting bagi tumbuh kembang manusia, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Masalah gizi telah menjadi salah satu fokus utama bagi para negara berkembang, salah satunya Indonesia," ucap Prof. Ali.
Untuk itu, menurut Prof. Ali, sebagai salah satu langkah pencegahan stunting adalah dengan memastikan konsumsi hewani tercukupi setiap harinya. Agar, penurunan stunting sesuai target 2024 dapat tercapai yaitu stunting turun menjadi 14%.
Menyoroti pencegahan stunting sejak dini yang dikatakan Prof. Ali, diperlukan langkah yang preventif untuk bisa mewujudkan program pemerintah dalam menekan stunting.
Pada tahun ini, Nestlé Indonesia turut serta memperingati ke-30 Hari Keluarga Nasional, Nestle melakukan serangkaian kegiatan mulai dari seminar gizi bagi komunitas ibu dan kader, hingga pemberian edukasi mengenai gizi dan kualitas hidup yang baik dengan terlibat dalam pameran pada puncak peringatan Harganas di Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang pada 4-6 Juli 2023.
Cara ini diapresiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). Menurut Dr. Hasto, diperlukan kolaborasi dan partisipasi dari lintas sektor, termasuk sektor swasta yaitu PT Nestle Indonesia.
"Hari Keluarga Nasional merupakan momen penting untuk memperkuat ikatan keluarga dan menyuarakan pentingnya kebutuhan gizi terhadap masyarakat Indonesia. Namun, penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia harus dilakukan secara holistik, integratif, dan berkualitas," ujar Dr. Hasto.
"Kami sangat mengapresiasi terhadap kontribusi yang diberikan oleh PT Nestlé Indonesia guna memberikan intervensi dan pendidikan gizi serta pengembangan masyarakat untuk mengatasi stunting di Indonesia," sambungnya.
Salah satu bentuk nyata komitmen Nestlé Indonesia untuk mendukung terwujudnya keluarga bebas stunting diwujudkan melalui intervensi gizi dan edukasi yang dilakukan melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada bulan Agustus-Desember 2022. Program ini menjangkau 1.200 kader, orang tua, dan ibu hamil yang berpartisipasi dalam sesi peningkatan kapasitas serta melakukan pendampingan kepada 85 anak usia 1-5 tahun.
"Program DASHAT yang sudah kami lakukan ini berhasil menurunkan angka stunting sebanyak 23%, meningkatkan status gizi sebesar 50%, peningkatan pengetahuan gizi ibu, rata-rata kecukupan zat gizi mikro (Kalsium, Zat Besi, dan Zink), dan skor keanekaragaman pangan secara signifikan,” ujar Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia.
Di samping itu, Nestlé Indonesia terus berupaya untuk memberikan edukasi pada orang tua melalui program DANCOW FortiGro Aku dan Kau Siap Sekolah (ADKSS) sejak tahun 2016 yang telah menjangkau lebih dari 530.000 ibu di 3.700 sekolah dan pemukiman, serta menjangkau hingga 100 kota dan kabupaten di Indonesia. Tentunya masih banyak lagi program-program yang bisa melanjutkan komitmen Nestle dalam mewujudkan target pemerintah dalam penanganan stunting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)