FITNESS & HEALTH

Kehadiran Pain Clinic jadi Solusi Mengatasi Nyeri Punggung yang Dialami di Berbagai Usia

Medcom
Selasa 21 Januari 2025 / 23:03
Jakarta: Dalam beberapa dekade terakhir, keberadaan pain clinic atau klinik nyeri semakin berkembang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Klinik ini menjadi solusi khusus bagi pasien yang mengalami berbagai jenis nyeri kronis yang sulit diatasi melalui perawatan konvensional. Perkembangan pain clinic tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi medis, tetapi juga perubahan paradigma dalam menangani nyeri sebagai masalah kesehatan yang kompleks.

Nyeri punggung menjadi salah satu keluhan kesehatan yang datang di pain clinic, yang banyak dialami masyarakat di berbagai belahan dunia. Berdasarkan data terbaru dari organisasi kesehatan global, prevalensi nyeri punggung terus meningkat, terutama di kalangan pekerja kantoran, lansia, dan individu dengan gaya hidup yang kurang aktif.

Kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup dan produktivitas. Nyeri punggung menjadi sensasi yang tidak menyenangkan di tubuh. Problemnya bisa terjadi secara akut atau secara promis. Selain itu nyeri punggung itu bisa terjadi dimanapun dan apapun.

Baca juga: Wajib Tahu! Ini 4 Mitos yang Berkaitan dengan Pengobatan Sakit Punggung

"Masalah back pain atau nyeri punggung itu identik di seluruh usia. Kenapa? ortopedi ini atau sistem muskuloskeletal paling banyak kasusnya adalah sakit pinggang. Kalau misalnya kita mau menilai, ortopedi itu bagiannya banyak, ada lutut, ada panggul, ada siku, ada bahu, ada spine," ujar dr. Ajantoro, SpOT, Brawijaya Hospital.

Kenapa tulang belakang selalu menjadi paling banyak kasus? Karena kalau dilihat salah satu yang terbanyak contohnya lutut. Hampir seluruh kasus lutut adalah kasus lansia. Jarang ditemukan usia muda sakit lutut.

"Kecuali dia memang olahragawan. Tapi kan hanya sedikit. Berbeda dengan tulang belakang. Usia lanjut pasti sakit punggung, pasti keropos tulangnya," kata dr. Aji.

Sementara untuk usia dewasa paling banyak dijumpai penyakit HNP atau Hernia Neurofibromatosis. Untuk anak-anak ada yang namanya skoliosis. Karena itu di setiap jenjang usia kasus tulang belakang itu pasti ada, tapi beragam.

"Oleh karena itu memang masalah tulang belakang adalah masalah yang paling banyak di bagian otot ini," terang dr. Aji saat menjelaskan mengenai back pain pada HUT ke-7 Brawijaya Hospital Depok, Selasa 21 Januari 2025.


Talkshow peluncuran Pain Clinic & Trauma Center Brawijaya Hospital Depok. Dok. A. Firdaus/Medcom

Pada kesempatan tersebut, Brawijaya Hospital Depok juga meluncurkan Klinik Nyeri & Trauma Center. Peluncuran Klinik Nyeri & Trauma Center - Brawijaya Hospital Depok, semakin memantapkan posisi Brawijaya Hospital Depok sebagai penyedia layanan kesehatan terdepan dan juga terkemuka di wilayah Sawangan, Depok dan sekitarnya.

"Dengan hadirnya Klinik Nyeri & Trauma Center ini, kami berharap dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, khususnya dalam penanganan nyeri dan trauma secara menyeluruh. Klinik ini merupakan wujud dedikasi kami dalam meningkatkan kualitas hidup pasien", tutur drg. Pretty Kristianti Dewi, MARS, selaku Direktur Operasional Brawijaya Hospital Depok.

Klinik ini hadir untuk memberikan solusi komprehensif dalam pengelolaan nyeri dan trauma dengan pendekatan modern yang berpusat pada keselamatan dan kenyamanan pasien (patient centered services).

"Brawijaya Hospital Depok senantiasa berupaya untuk selalu menghadirkan layanan-layanan kesehatan yang komprehensif, yang akan menjadi solusi bagi masyarakat di wilayah Jabodetabek, khusunya masyarakat Depok," kata Direktur Utama Brawijaya Hospital Depok, dr. Budiman Kharma, MSc, PhD, SpPK.

"Kami selalu mengupayakan pendekatan terkini dan terunggul, disokong oleh tim medis yang handal, serta selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pasien dalam pelayanan kami," sambungnya.

Layanan Unggulan Klinik Nyeri & Trauma Center Brawijaya Hospital Depok.
Klinik ini dirancang untuk memberikan layanan kesehatan yang holistik dan personal dengan fokus pada:

1. Manajemen Nyeri Akut dan Kronis

- Konsultasi dan penanganan nyeri kronis akibat kondisi degeneratif, seperti hernia nucleus pulposus (HNP), spondylosis, stenosis spinal, dan nyeri neuropatik.

- Pengelolaan nyeri akut pasca-operasi atau cedera.

2. Trauma Orthopedi

- Penanganan trauma tulang dan sendi, seperti fraktur, dislokasi, dan cedera jaringan lunak.
- Reposisi tulang dan operasi ortopedi darurat.

3. Spinal Pain Management

- Pengobatan non-bedah untuk nyeri tulang belakang, seperti injeksi epidural, blok saraf, dan radiofrequency ablation.
- Operasi minimal invasif tulang belakang untuk herniasi diskus atau kompresi saraf.

4. Rehabilitasi Pasca Trauma

- Fisioterapi dan rehabilitasi untuk memulihkan fungsi setelah trauma atau operasi.
- Program pemulihan pasien dengan pendekatan personal.

5. Penanganan Gangguan Muskuloskeletal Lainnya

- Terapi untuk gangguan postur, nyeri lutut, nyeri bahu, atau osteoarthritis.
- Terapi injeksi intra-artikular dan platelet-rich plasma (PRP).

6. Layanan Dukungan Psikologis

- Konseling untuk trauma psikologis yang sering menyertai cedera fisik.

"Kami sangat bersyukur dan bangga melihat bagaimana Brawijaya Hospital Depok terus berkembang selama tujuh tahun terakhir," ucap Amira Ganis, Presiden Direktur Brawijaya Healthcare.

"Peluncuran Klinik Nyeri & Trauma Center ini adalah wujud nyata komitmen kami untuk terus menghadirkan layanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Kami percaya, dengan inovasi dan kerja keras, kami dapat menjadi mitra kesehatan yang selalu dapat diandalkan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH