Kemampuan Tubuh dalam Menerima Alkohol
Jakarta: Minuman beralkohol hingga kini, belum ada kepastian soal kadar yang tepat yang dapat memengaruhi pada tubuh seseorang. Dr. Muliadi Limanjaya selaku Dokter Umum RS Pondok Indah - Bintaro Jaya mengatakan jumlahnya berbeda-beda, tergantung pada postur tubuh dan metabolisme setiap orang. Salah satunya, bisa dilihat dari ras manusia.
"Orang Asia dengan Kaukasia itu beda kemampuan tubuhnya dalam menerima alkohol. Makanya kalau mau disamain kadar minimalnya enggak bisa," tuturnya.
Ia menambahkan, enzim di hati memang berbeda. Katakanlah orang bule terlihat jauh lebih kuat minum alkohol, karena hatinya berbeda dengan hati orang Indonesia.
Sementara itu, ada jurnal yang telah menyampaikan kadar alkohol tepat untuk orang Eropa. Angka tersebut tidak bisa disamakan untuk orang Indonesia, karena tidak akan cocok.
"Kalau seandainya dipakai jurnal-jurnal luar negeri belum tentu aplicable untuk orang Indonesia," paparnya.
(Hingga kini, belum ada kepastian soal kadar yang tepat yang dapat memengaruhi pada tubuh seseorang dalam mengonsumsi alkohol. Salah satunya, bisa dilihat dari ras manusia yang berbeda, misalnya ketika orang Asia dengan Kaukasia meminumnya, dampaknya bisa jadi tak sama. Foto: Pexels.com)
Di lain sisi, alkohol dalam jumlah kecil bisa membuat tubuh dan pikiran merasakan efek relaks. Namun, ada juga yang meyakini bahwa alkohol bisa membantu melancarkan peredaran darah. Tapi tak sembarangan, karena sumber setiap alkohol berbeda-beda dan jumlahnya pun tidak sama.
"Tapi jenis alkoholnya mesti dicari tahu. Yang paling sering biasanya red wine karena afrodisiak, meningkatkan nafsu seksual. Bikin aliran darah tubuh jadi lebih lancar," imbuhnya.
Dr. Muliadi mengiyakan adanya semacam gambaran kurva mengenai seberapa banyak alkohol yang bisa diterima baik di dalam darah. Akan tetapi, belum ditemukan penelitian mengenai hal tersebut di Indonesia.
Ia menekankan, efek minum alkohol semakin lama semakin hebat, semakin muncul efek buruknya seiring dengan konsentrasi yang semakin meningkat di dalam darah. Begitu pula semakin meningkatnya level gangguan yang dialami tubuh, dimulai dari kesulitan berkonsentrasi.
"Ketidakmampuan melakukan tugas sederhana, kesulitan untuk berbicara dengan konteks yang tepat, hingga penurunan kesadaran. Pada konsentrasi yang sangat tinggi, bahkan dapat bersifat fatal karena dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang berbahaya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)