FITNESS & HEALTH
5 Kebiasaan Buat Masakan Ala Jepang yang Ramah Diabetes
Mia Vale
Senin 18 November 2024 / 19:03
Jakarta: Diabetes masih menjadi perhatian dunia, begitupun di Indonesia. Bahkan di Jepang, diabetes sempat meningkat angka penderitanya.
Dan kemungkinan besar penyebabnya adalah kombinasi berbagai faktor, mulai dari aktivitas fisik yang rendah hingga makanan yang tinggi gula dan makanan olahan.
Namun, tidak ada kata terlambat untuk beralih ke gaya hidup yang lebih sehat. Menerapkan beberapa trik dari budaya Jepang dapat meningkatkan respons insulin dan mengurangi risiko diabetes.
Baca juga: Tidak Disangka! 7 Buah Ini Tidak Baik untuk Penderita Diabetes
Masakan Jepang sering kali terkenal karena penekanannya pada bahan-bahan musiman, rasa yang seimbang, dan teknik persiapan yang cermat. Dari sushi gulung yang lembut hingga semangkuk sup miso yang menenangkan.
Makanan Jepang menawarkan beragam variasi makanan yang dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan diet, termasuk manajemen diabetes.
Dari pola makan hingga aktivitas fisik, mereka memiliki cara unik untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah diabetes. Yuk, kita lihat seperti apa kebiasaan orang Jepang untuk mencegah diabetes!
.jpg)
(Tukar minuman manismu dengan teh hijau. Teh hijau mengandung senyawa Epigallocatechin gallate (EGCG) yang dapat meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam sel otot. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Di Jepang, orang memadukan makanan dengan teh hijau. Mengapa hal ini penting, sebuah penelitian di Diabetes & Metabolism Journal menunjukkan bahwa “dosis” harian ini mengurangi risiko diabetes.
Mengutip laman Womans World, senyawa tanaman yang kuat – polifenol dan polisakarida – dalam teh hijau membantu menyeimbangkan gula darah. Salah satu cara termudah untuk memastikannya, minum dua hingga tiga cangkir sehari teh hijau biasa atau tanpa kafein saat makan.
Saat wanita di Jepang memasak nasi yang banyak mengandung karbohidrat, mereka sering kali mencampurkannya dengan sedikit cuka beras. Dan penelitian Arizona State University menemukan bahwa memadukan segala jenis cuka dengan karbohidrat akan meningkatkan respons insulin.
Itu karena asam asetat dalam cuka menghambat enzim yang memecah karbohidrat menjadi gula terlalu cepat, sehingga menghalangi mereka membanjiri sistem tubuh. Untuk mendapatkan manfaatnya, bumbui salad kamu dengan vinaigrette anggur merah.
Orang Jepang melakukan sedikit gerakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti berjalan-jalan setelah makan. Kebiasaan “olahraga pasif” ini memiliki manfaat besar!
Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Sports Medicine menemukan bahwa menghabiskan dua menit berjalan kaki dari satu ruangan ke ruangan lain dapat menghambat lonjakan gula darah setelah makan.
Gerakan setelah makan memberi sinyal pada tubuh untuk menarik glukosa yang beredar dalam darah langsung ke sel otot.
Dalam masakan Jepang, beberapa bahan pokok yang umum digunakan, masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Kecap, yang dikenal sebagai shoyu, terbuat dari kedelai yang difermentasi, gandum, garam, dan air.
Meskipun kecap tradisional menambah rasa yang kaya pada masakan, namun menukil laman American Diabetes Association, kecap ini sering kali mengandung kadar natrium yang tinggi, sehingga kurang ideal untuk penderita tekanan darah tinggi. Alternatif yang lebih sehat adalah kecap tamari, yang bebas gluten dan mengurangi kandungan natrium.
Tahu yang terbuat dari susu kedelai merupakan sumber protein nabati serbaguna. Ini mengandung berkisar 8 gram protein per porsi 3 ons, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk vegetarian, vegan, dan mereka yang ingin meningkatkan asupan protein tanpa mengonsumsi daging.
Saat memilih, pilihlah tahu yang ekstra keras saat digoreng atau dipanggang. Tahu lembut atau sutra dapat ditambahkan ke smoothie untuk menambah protein ekstra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dan kemungkinan besar penyebabnya adalah kombinasi berbagai faktor, mulai dari aktivitas fisik yang rendah hingga makanan yang tinggi gula dan makanan olahan.
Namun, tidak ada kata terlambat untuk beralih ke gaya hidup yang lebih sehat. Menerapkan beberapa trik dari budaya Jepang dapat meningkatkan respons insulin dan mengurangi risiko diabetes.
Baca juga: Tidak Disangka! 7 Buah Ini Tidak Baik untuk Penderita Diabetes
Masakan Jepang sering kali terkenal karena penekanannya pada bahan-bahan musiman, rasa yang seimbang, dan teknik persiapan yang cermat. Dari sushi gulung yang lembut hingga semangkuk sup miso yang menenangkan.
Makanan Jepang menawarkan beragam variasi makanan yang dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan diet, termasuk manajemen diabetes.
Dari pola makan hingga aktivitas fisik, mereka memiliki cara unik untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah diabetes. Yuk, kita lihat seperti apa kebiasaan orang Jepang untuk mencegah diabetes!
1. Tukar minuman kopi manismu!
.jpg)
(Tukar minuman manismu dengan teh hijau. Teh hijau mengandung senyawa Epigallocatechin gallate (EGCG) yang dapat meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam sel otot. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Di Jepang, orang memadukan makanan dengan teh hijau. Mengapa hal ini penting, sebuah penelitian di Diabetes & Metabolism Journal menunjukkan bahwa “dosis” harian ini mengurangi risiko diabetes.
Mengutip laman Womans World, senyawa tanaman yang kuat – polifenol dan polisakarida – dalam teh hijau membantu menyeimbangkan gula darah. Salah satu cara termudah untuk memastikannya, minum dua hingga tiga cangkir sehari teh hijau biasa atau tanpa kafein saat makan.
2. Tambahkan sedikit cuka saat makan nasi
Saat wanita di Jepang memasak nasi yang banyak mengandung karbohidrat, mereka sering kali mencampurkannya dengan sedikit cuka beras. Dan penelitian Arizona State University menemukan bahwa memadukan segala jenis cuka dengan karbohidrat akan meningkatkan respons insulin.
Itu karena asam asetat dalam cuka menghambat enzim yang memecah karbohidrat menjadi gula terlalu cepat, sehingga menghalangi mereka membanjiri sistem tubuh. Untuk mendapatkan manfaatnya, bumbui salad kamu dengan vinaigrette anggur merah.
3. Jangan diam setelah makan
Orang Jepang melakukan sedikit gerakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti berjalan-jalan setelah makan. Kebiasaan “olahraga pasif” ini memiliki manfaat besar!
Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Sports Medicine menemukan bahwa menghabiskan dua menit berjalan kaki dari satu ruangan ke ruangan lain dapat menghambat lonjakan gula darah setelah makan.
Gerakan setelah makan memberi sinyal pada tubuh untuk menarik glukosa yang beredar dalam darah langsung ke sel otot.
4. Mengurangi natrium
Dalam masakan Jepang, beberapa bahan pokok yang umum digunakan, masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Kecap, yang dikenal sebagai shoyu, terbuat dari kedelai yang difermentasi, gandum, garam, dan air.
Meskipun kecap tradisional menambah rasa yang kaya pada masakan, namun menukil laman American Diabetes Association, kecap ini sering kali mengandung kadar natrium yang tinggi, sehingga kurang ideal untuk penderita tekanan darah tinggi. Alternatif yang lebih sehat adalah kecap tamari, yang bebas gluten dan mengurangi kandungan natrium.
5. Meningkatkan protein
Tahu yang terbuat dari susu kedelai merupakan sumber protein nabati serbaguna. Ini mengandung berkisar 8 gram protein per porsi 3 ons, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk vegetarian, vegan, dan mereka yang ingin meningkatkan asupan protein tanpa mengonsumsi daging.
Saat memilih, pilihlah tahu yang ekstra keras saat digoreng atau dipanggang. Tahu lembut atau sutra dapat ditambahkan ke smoothie untuk menambah protein ekstra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)