FITNESS & HEALTH

Saat Hamil, Wanita dengan Autoimun Lebih Rentan Mengalami Depresi

Antara
Rabu 10 Januari 2024 / 19:06
Jakarta: Wanita dengan penyakit autoimun, menurut temuan para peneliti, lebih mungkin menderita depresi selama kehamilan dan setelah melahirkan. Beberapa penyakit autoimun yang umum ditemukan seperti intoleransi gluten, rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1, dan multiple sclerosis.

Para peneliti asal Karolinska Institutet, Swedia, itu juga menemukan hubungan yang paling kuat dengan multiple sclerosis, sebuah penyakit neurologis. Hal ini juga paling kuat terjadi pada wanita yang tidak memiliki diagnosis psikiatrik sebelumnya.

Mereka juga mengamati hubungan sebaliknya di mana wanita dengan riwayat depresi terkait kehamilan dan persalinan, atau depresi perinatal, mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru mulai menyerang jaringan sehat. Namun, sebagai penelitian observasional, para peneliti tidak dapat menarik hubungan sebab akibat. Temuan mereka telah dipublikasikan di jurnal 'Molecular Psychiatry'.

"Studi kami menunjukkan bahwa ada mekanisme imunologi di balik depresi perinatal dan penyakit autoimun harus dilihat sebagai faktor risiko untuk jenis depresi ini," kata penulis pertama studi tersebut, Emma Bränn, seorang peneliti di Institut Kedokteran Lingkungan Karolinska Institutet.

Baca juga: Suplemen Vitamin D dan Minyak Ikan Bisa Menurunkan Risiko Penyakit Autoimun

Untuk penelitian ini, para peneliti menggunakan data Catatan Kelahiran Medis Swedia untuk mengidentifikasi wanita yang pernah melahirkan di Swedia antara tahun 2001 dan 2013. Dari lebih dari 800.000 (8 lakh) wanita dan 1,3 juta (13 lakh) kehamilan yang dilibatkan dalam penelitian ini, tim menemukan bahwa lebih dari 55.000 orang telah didiagnosis menderita depresi selama kehamilan mereka atau dalam waktu satu tahun setelah melahirkan.

Para peneliti mengatakan hasil penelitian ini mengungkapkan 'hubungan dua arah' antara depresi perinatal dan penyakit autoimun, dengan risiko sebesar 30 persen pada kedua arah. “Hubungan dua arah lebih jelas terjadi pada wanita tanpa penyakit penyerta psikiatrik dan paling kuat pada multiple sclerosis,” tulis para peneliti.

Mereka menemukan bahwa risiko yang terkait dengan multiple sclerosis adalah dua kali lipat di kedua arah. Depresi selama periode sensitif ini (kehamilan) dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi ibu dan bayinya.

“Kami berharap hasil penelitian kami akan membantu para pengambil keputusan untuk mengarahkan pendanaan untuk layanan kesehatan ibu sehingga lebih banyak perempuan bisa mendapatkan bantuan dan dukungan pada waktunya,” kata penelitian tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH