FITNESS & HEALTH

Kondisi Pasien Gagal Ginjal Akut Anak Kian Membaik, Begini Cara Penggunaan Fomepizole

Medcom
Selasa 25 Oktober 2022 / 16:00
Jakarta: Kabar baik datang terkait kasus gagal ginjal akut pada anak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut efek pemberian obat fomepizole terhadap pasien gagal ginjal akut.

Kemenkes melalui dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengungkapkan, adanya perkembangan dari pasien setelah diberikan obat fomepizole. Dokter yang juga merupakan Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan tidak ada kondisi yang memburuk terhadap pasien usai diberikan obat tersebut.

"Sebanyak 10 dari 11 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah diberikan fomepizole dan mengalami perbaikan secara klinis. Tidak ada perburukan yang terjadi kepada pasien," ungkap dr Syahril dalam konferensi pers virtual, Selasa, 25 Oktober 2022.

"Dari hasil pemberian obat fomepizole di RSCM, 10 dari 11 pasien yang diberikan fomepizole terus mengalami perbaikan secara klinis," sambungnya.

Kondisi yang membaik, kata dr. Syahril, dilihat dari perkembangan pasien yang sudah bisa mengeluarkan air seni atau urine. Mengingat, kasus gagal ginjal akut ini salah satu cirinya adalah tidak dapat melakukan buang air kecil sama sekali.

"Tidak ada kematian dan perburukan lebih lanjut. Anak tersebut sudah mulai bisa mengeluarkan air seni (buang air kecil)," kata dr. Syahril.

Kriteria pasien yang diberikan obat fomepizole ini ditujukan kepada pasien yang sudah menunjukkan gejala-gejala gagal ginjal yang diduga karena intoksikasi.

"Jika diperiksa laboratorium, urium maupun kreatininnya juga meningkat. Dan itu sudah diberikan (fomepizole), sampai memang pasien yang dalam keadaan berat," kata dr. Syahril.

Fomepizole sendiri menurut Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, adalah bukan obat gagal ginjal akut. Namun, sebagai penawar dari intoksikasi etilen glikol.

Aturan pemakaian dari obat penawar ini pun diberikan 5 kali suntikan. Namun, tidak dilakukan terus menerus. Bahkan, ada yang diberikan kurang dari 5, sesuai dengan kondisi perbaikan klinis pasien.

"Aturan pemakaiannya nanti akan diberikan dengan 5 kali suntikan, termasuk yang di RSCM ada yang 3, ada yang sudah 4 kali dan mengalami perbaikan. Kita akan setop (jika sudah menunjukkan perbaikan) dan tidak digunakan terus-menerus," pungkas dr Syahril.

Aulia Putriningtias
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH