FITNESS & HEALTH
Terminal Lucidity, Ketika Pasien 'Sehat' Kembali Sebelum Meninggal Dunia
Mia Vale
Senin 13 Januari 2025 / 08:05
Jakarta: Kejernihan terminal (terminal lucidity), atau “gelombang”, adalah episode (kejadian) kejernihan dan energi yang tidak terduga sebelum kematian. Kondisi neurodegeneratif yang menyebabkan demensia, seperti penyakit Alzheimer, menyebabkan penurunan mental permanen yang sulit terlihat pada orang yang kita cintai.
Seperti namanya, terminal lucidity biasanya merupakan tanda bahwa kematian sudah dekat. Terminal lucidity bukanlah diagnosis resmi. Dan tidak semua orang yang mendekati kematian mengalaminya.
Kebanyakan penyedia layanan kesehatan yang menangani orang-orang yang sekarat hanya menyaksikan beberapa lusin insiden selama karier mereka. Namun ketika episode ini benar-benar terjadi, hal itu akan berkesan bagi semua orang yang menyaksikannya.
Menyaksikan orang terkasih yang sekarat mendapatkan kembali kemampuan dan antusiasmenya berada di tengah keluarganya, tentu dapat memicu banjir emosi yang membingungkan, mulai dari patah hati hingga kegembiraan. Penting untuk mengatasi perasaan ini saat kamu mendukung orang yang dicintai melewati hari-hari terakhirnya, sambil juga merawat diri sendiri.
Baca juga: Selain Hipertensi, 5 Penyebab Lain Bisa Akibatkan Perdarahan Otak
.jpg)
(Michael Nahm mengatakan, terminal lucidity adalah suatu kondisi munculnya kejernihan dan ketajaman mental pada pasien yang tidak sadarkan diri, mengalami gangguan kejiwaan, atau sangat lemah beberapa saat sebelum meninggal dunia. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Selama kondisi ini, seseorang mungkin berinteraksi dengan lingkungannya seperti sebelum penyakitnya mempersulit mereka untuk melakukannya. Sebuah episode biasanya berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam. Seseorang mengalami terminal lucidity menurut Cleveland Clinic, ada kemungkinan:
Mungkin rasanya orang yang kamu sayangi telah kembali ke “dirinya yang dulu”. Singkatnya, kamu dapat terhubung dengan mereka dengan cara yang tidak terpikir akan pernah kamu alami lagi.
Hingga saat ini, belum ada analisis ilmiah yang cukup kuat yang dapat menjelaskan mengapa fenomena terminal lucidity sering terjadi. Begitu pun penyebab yang mendasarinya. Salah satu teori yang sedang diteliti menyebutkan bahwa saat pasien mengalami penyakit kronis, jaringan di dalam otaknya akan makin melemah sehingga volume otak akan sedikit menyusut.
Oleh karenanya, otak yang tadinya penuh tekanan jadi agak melonggar. Hal ini diyakini dapat mengembalikan fungsi otak yang telah rusak, seperti daya ingat dan kemampuan berbicara.
Dari penelitian-penelitian seputar terminal lucidity, para ahli berharap bahwa suatu hari nanti hasilnya bisa dipakai sebagai panduan perawatan bagi pasien dengan penyakit kronis.
Fenomena terminal lucidity pernah dibahas dalam penelitian oleh Michael Nahm dan tiga orang rekannya pada 2012. Dalam studi terbitan jurnal Archives of Gerontology and Geriatrics yang dinukil dari Hello Sehat, dijelaskan, pasien bisa mengalami terminal lucidity selama beberapa hari, jam, atau bahkan menit sebelum meninggal dunia.
Dihimpun dari berbagai studi kasus di seluruh dunia, fenomena ini paling banyak dialami oleh pasien dengan gangguan mental dan penyakit yang menyerang otak atau sistem saraf.
Beberapa kondisi dan penyakit yang paling sering menyebabkan fenomena ini, di antaranya, tumor otak, trauma pada otak, stroke, meningitis (radang selaput otak), penyakit Alzheimer, dan skizofrenia. Namun, tidak menutup kemungkinan pasien penyakit kronis lainnya juga sempat “sembuh” hanya beberapa saat sebelum akhirnya meninggal dunia.
Episode sadar pada penderita demensia stadium lanjut sering kali merupakan tanda peringatan bahwa kematian sudah dekat. Namun tidak ada cara untuk memprediksi waktu pastinya.
Sebagian besar penyedia layanan kesehatan yang merawat orang-orang yang sakit parah mengamati gejala-gejala kejernihan dalam beberapa hari hingga minggu-minggu terakhir kehidupan.
Namun kematian mungkin akan terjadi dalam hitungan menit, jam, hitungan hari, minggu, atau bahkan bulan. Meskipun tidak ada yang bisa memprediksi berapa lama seseorang mengalami kejernihan, kematian sudah di depan mata. Penting untuk memanfaatkan waktu yang kamu miliki bersama orang yang dicintai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Seperti namanya, terminal lucidity biasanya merupakan tanda bahwa kematian sudah dekat. Terminal lucidity bukanlah diagnosis resmi. Dan tidak semua orang yang mendekati kematian mengalaminya.
Kebanyakan penyedia layanan kesehatan yang menangani orang-orang yang sekarat hanya menyaksikan beberapa lusin insiden selama karier mereka. Namun ketika episode ini benar-benar terjadi, hal itu akan berkesan bagi semua orang yang menyaksikannya.
Menyaksikan orang terkasih yang sekarat mendapatkan kembali kemampuan dan antusiasmenya berada di tengah keluarganya, tentu dapat memicu banjir emosi yang membingungkan, mulai dari patah hati hingga kegembiraan. Penting untuk mengatasi perasaan ini saat kamu mendukung orang yang dicintai melewati hari-hari terakhirnya, sambil juga merawat diri sendiri.
Baca juga: Selain Hipertensi, 5 Penyebab Lain Bisa Akibatkan Perdarahan Otak
Tanda-tanda terminal lucidity
.jpg)
(Michael Nahm mengatakan, terminal lucidity adalah suatu kondisi munculnya kejernihan dan ketajaman mental pada pasien yang tidak sadarkan diri, mengalami gangguan kejiwaan, atau sangat lemah beberapa saat sebelum meninggal dunia. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Selama kondisi ini, seseorang mungkin berinteraksi dengan lingkungannya seperti sebelum penyakitnya mempersulit mereka untuk melakukannya. Sebuah episode biasanya berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam. Seseorang mengalami terminal lucidity menurut Cleveland Clinic, ada kemungkinan:
- - Bereaksi terhadap orang yang dicintai setelah sebelumnya menyendiri dan melepaskan diri
- - Berbicara runtut setelah sebelumnya tidak mampu berkomunikasi
- - Mengekspresikan keinginan dan kebutuhan, seperti meminta segelas air atau makanan favorit
- - Kenali orang-orang yang mereka lupakan, seperti teman lama dari sebuah foto
- - Mengingat kembali pengalaman masa lalu dan dengan penuh semangat menceritakan kenangan ini kepada orang lain
- - Berpartisipasi dalam aktivitas favorit, seperti menyanyi atau memainkan alat musik yang sudah bertahun-tahun tidak mereka sentuh
Mungkin rasanya orang yang kamu sayangi telah kembali ke “dirinya yang dulu”. Singkatnya, kamu dapat terhubung dengan mereka dengan cara yang tidak terpikir akan pernah kamu alami lagi.
Penyebab fenomena terminal lucidity
Hingga saat ini, belum ada analisis ilmiah yang cukup kuat yang dapat menjelaskan mengapa fenomena terminal lucidity sering terjadi. Begitu pun penyebab yang mendasarinya. Salah satu teori yang sedang diteliti menyebutkan bahwa saat pasien mengalami penyakit kronis, jaringan di dalam otaknya akan makin melemah sehingga volume otak akan sedikit menyusut.
Oleh karenanya, otak yang tadinya penuh tekanan jadi agak melonggar. Hal ini diyakini dapat mengembalikan fungsi otak yang telah rusak, seperti daya ingat dan kemampuan berbicara.
Dari penelitian-penelitian seputar terminal lucidity, para ahli berharap bahwa suatu hari nanti hasilnya bisa dipakai sebagai panduan perawatan bagi pasien dengan penyakit kronis.
Pasien gangguan mental dan sistem saraf
Fenomena terminal lucidity pernah dibahas dalam penelitian oleh Michael Nahm dan tiga orang rekannya pada 2012. Dalam studi terbitan jurnal Archives of Gerontology and Geriatrics yang dinukil dari Hello Sehat, dijelaskan, pasien bisa mengalami terminal lucidity selama beberapa hari, jam, atau bahkan menit sebelum meninggal dunia.
Dihimpun dari berbagai studi kasus di seluruh dunia, fenomena ini paling banyak dialami oleh pasien dengan gangguan mental dan penyakit yang menyerang otak atau sistem saraf.
Beberapa kondisi dan penyakit yang paling sering menyebabkan fenomena ini, di antaranya, tumor otak, trauma pada otak, stroke, meningitis (radang selaput otak), penyakit Alzheimer, dan skizofrenia. Namun, tidak menutup kemungkinan pasien penyakit kronis lainnya juga sempat “sembuh” hanya beberapa saat sebelum akhirnya meninggal dunia.
Lama terminal lucidity terjadi
Episode sadar pada penderita demensia stadium lanjut sering kali merupakan tanda peringatan bahwa kematian sudah dekat. Namun tidak ada cara untuk memprediksi waktu pastinya.
Sebagian besar penyedia layanan kesehatan yang merawat orang-orang yang sakit parah mengamati gejala-gejala kejernihan dalam beberapa hari hingga minggu-minggu terakhir kehidupan.
Namun kematian mungkin akan terjadi dalam hitungan menit, jam, hitungan hari, minggu, atau bahkan bulan. Meskipun tidak ada yang bisa memprediksi berapa lama seseorang mengalami kejernihan, kematian sudah di depan mata. Penting untuk memanfaatkan waktu yang kamu miliki bersama orang yang dicintai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)