FITNESS & HEALTH
Penelitian: Sakit Mata Bisa Menjadi Gejala Baru Covid-19
Raka Lestari
Sabtu 12 Desember 2020 / 09:05
Jakarta: Studi terbaru menemukan bahwa sakit mata merupakan salah satu gejala baru yang mungkin dialami oleh pasien yang terinfeksi covid-19. Penelitian tersebut dipublikasikan baru-baru ini pada jurnal BMJ Open Opthhalmology.
Melansir Science Daily, para peneliti di Anglia Ruskin University (ARU) menemukan bahwa, sakit mata secara signifikan cukup umum ketika partisipan terinfeksi covid-19. Dengan jumlah 16 persen yang melaporkan bahwa sakit mata merupakan gejala yang dialami sebelum terinfeksi.
Sementara 18 persen orang melaporkan menderita fotofobia (sensitivitas cahaya) sebagai salah satu gejala mereka. Dari 83 responden, 81 persen melaporkan masalah mata dalam waktu dua minggu setelah muncul gejala covid-19 lainnya.
Dari jumlah tersebut, 80 persen melaporkan masalah mata mereka berlangsung kurang dari dua minggu. Gejala yang paling umum dilaporkan secara keseluruhan adalah kelelahan (diderita oleh 90% responden), demam (76%), dan batuk kering (66%).
"Ini adalah studi pertama yang menyelidiki berbagai gejala mata yang mengindikasikan konjungtivitis dalam kaitannya dengan covid-19,” kata penulis utama Profesor Shahina Pardhan, Direktur Vision and Eye Research Institute di ARU.
Meskipun memang masalah mata sangat penting untuk dimasukkan dalam daftar gejala covid-19, mereka menganggap bahwa sakit mata yang dimaksudkan adalah konjungtivitas. Hal ini penting sekali dibedakan dengan gejala sakit mata karena infeksi lain, seperti infeksi bakteri yang akan menyebabkan keluarnya lendir atau mata berpasir.
"Studi ini penting karena membantu kami memahami lebih lanjut tentang bagaimana Ccovid-19 dapat menginfeksi konjungtiva dan bagaimana ini kemudian memungkinkan virus menyebar ke seluruh tubuh,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Melansir Science Daily, para peneliti di Anglia Ruskin University (ARU) menemukan bahwa, sakit mata secara signifikan cukup umum ketika partisipan terinfeksi covid-19. Dengan jumlah 16 persen yang melaporkan bahwa sakit mata merupakan gejala yang dialami sebelum terinfeksi.
Sementara 18 persen orang melaporkan menderita fotofobia (sensitivitas cahaya) sebagai salah satu gejala mereka. Dari 83 responden, 81 persen melaporkan masalah mata dalam waktu dua minggu setelah muncul gejala covid-19 lainnya.
Dari jumlah tersebut, 80 persen melaporkan masalah mata mereka berlangsung kurang dari dua minggu. Gejala yang paling umum dilaporkan secara keseluruhan adalah kelelahan (diderita oleh 90% responden), demam (76%), dan batuk kering (66%).
"Ini adalah studi pertama yang menyelidiki berbagai gejala mata yang mengindikasikan konjungtivitis dalam kaitannya dengan covid-19,” kata penulis utama Profesor Shahina Pardhan, Direktur Vision and Eye Research Institute di ARU.
Meskipun memang masalah mata sangat penting untuk dimasukkan dalam daftar gejala covid-19, mereka menganggap bahwa sakit mata yang dimaksudkan adalah konjungtivitas. Hal ini penting sekali dibedakan dengan gejala sakit mata karena infeksi lain, seperti infeksi bakteri yang akan menyebabkan keluarnya lendir atau mata berpasir.
"Studi ini penting karena membantu kami memahami lebih lanjut tentang bagaimana Ccovid-19 dapat menginfeksi konjungtiva dan bagaimana ini kemudian memungkinkan virus menyebar ke seluruh tubuh,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)